
Apakah merantau isinya cuma pengalaman pahit aja? Atau kamu bisa menikmati prosesnya dan menemukan manfaat agar bisa berkembang!
FROYONION.COM - Merantau terkadang menjadi suatu hal yang nggak bisa dihindari di satu titik dalam hidup. Entah karena pekerjaan, sekolah, kuliah, atau urusan lainnya, seseorang harus meninggalkan keluarganya di kampung halaman untuk memulai kehidupan baru di tempat lain.
Aku pun juga sempat merantau karena aktivitas kuliah yang mengharuskanku berkeliling dari satu kota ke kota lain, Civs. Total aku pernah tinggal di tiga kota yang berbeda, ya walaupun dua dari ketiga kota tersebut jaraknya nggak terlalu jauh dari rumah. Hal tersebut adalah salah satu perubahan terbesar bagiku yang suka diem di rumah aja dan benci keluar kalau nggak penting-penting banget.
Dari pengalaman merantau tersebut, aku banyak memetik pelajaran berharga yang nggak bisa aku dapetin kalau cuma stay di kampung halamanku. Berat memang harus ninggalin keluarga dan rumah yang udah nyaman banget. Namun, aku ingat kalau hidup ini tentang mengorbankan satu hal untuk mendapatkan hal lainnya yang bakal jauh lebih mahal harganya.
Buat kamu yang kepikiran atau memang udah berencana merantau untuk alasan apa pun itu, jangan ragu dan takut! Yuk, simak beberapa manfaat yang aku dapatkan dari pengalamanku merantau di bawah ini!
Sewaktu di rumah, semua hal terasa nyaman. Itu yang aku rasakan, apalagi kerjaanku cuma di kamar kalau nggak ada aktivitas apa pun.
Memang ada sebagian orang yang merasa nyaman dengan ketidaknyamanan. Namun, bagi sebagian yang lainnya seperti aku ini, mau melangkahkan kaki sedikit untuk keluar dari rasa nyaman aja susah.
Aku bersyukur banget bisa kuliah di luar kota yang mengharuskanku untuk merantau. Kalau nggak, aku yakin pasti aku nggak akan berkembang menjadi individu yang lebih tangguh karena aku cuma dikelilingi kenyamanan setiap harinya, nggak ada yang menantang.
Pertanyaannya, apakah kita perlu selalu keluar dari zona nyaman? Menurut Rhonda Britten, penulis buku Fearless Living, kita nggak perlu selalu keluar dari zona nyaman, tapi memperluas zona nyaman tersebut. Jadi, jangan khawatir karena kita masih bisa berkembang dengan menerima tantangan di dalam zona nyaman kok, Civs.
BACA JUGA: 4 REKOMENDASI PODCAST UNTUK ANAK MUDA PERANTAU
Tentu saja kalau merantau pasti harus tinggal di kost atau apartemen sendirian kan, Civs? Nah, hal ini akan meningkatkan level kemandirianmu karena kamu nggak bisa mengandalkan orang lain lagi untuk membantu pekerjaan rumah.
Awalnya aku kelabakan, rasanya nggak bisa istirahat karena harus mengerjakan ini itu. Belum lagi urusan perut yang entah kenapa gampang laper kalau lagi di kost. Jangankan masak, liat dapur aja udah males, Civs. Ujung-ujungnya ya order makanan dan ayam geprek lah menu andalannya.
Jangan ditiru tapi ya, Civs! Sebagai anak rantau, time management itu penting banget. Bikin to-do list bisa jadi solusi biar kamu nggak bingung mau ngapain aja di hari itu dan jangan masukin banyak-banyak karena itu malah bikin kewalahan.
Nah, ini juga urusan yang nggak kalah susahnya. Selama masa sekolah, aku cuma pegang uang jajan harian dan itu nggak perlu diatur sedemikian rupa karena jumlahnya memang sedikit. Terlebih lagi, urusan makan dan yang lainnya masih dipegang sama orang tua.
Beda lagi dengan masa kuliah. Aku harus punya skill mengatur keuangan yang baik karena aku nggak mau uang kiriman dari orang tua habis sebelum waktunya.
Aku sekarang tau kalau masalah keuangan bukan untuk disepelekan. Bayangkan kalau uang kamu habis sedangkan tanggal biasanya orang tuamu mengirimkan uang masih lama, Civs. Apa iya harus puasa makan?
Kalau ada pertanyaan “hidup siapa yang paling flat di dunia ini”, aku pasti masuk di daftar kandidatnya, Civs. Hidupku dulu sebelum merantau bener-bener nggak ada yang menarik kayak film monokrom dan tokohnya di situ diem aja nggak ngapa-ngapain.
Merantau mungkin membuatku jauh dari keluarga dan teman-teman di kampung halaman, tapi ada hal seru dibaliknya ternyata. Aku bisa mendapatkan banyak cerita menarik di ketiga kota tempat perantauanku. Mendapatkan di sini bukan berarti hanya mendengarkan cerita orang lain, melainkan aku sendiri juga mengalaminya. Selain itu, aku juga bisa berkenalan dengan orang-orang baru yang menjadi teman di perantauan.
Taking something for granted, itulah yang terkadang kita lakukan ketika sudah terbiasa dengan keadaan kita. Maksudnya dalam hal ini, ketika dekat atau masih tinggal sama keluarga, kita mungkin nggak begitu merasa spesial dengan kehadiran mereka karena memang sudah terbiasa hidup begitu setiap hari. Lalu, ketika moment tersebut tiba-tiba hilang dan digantikan dengan kesendirian di perantauan, barulah kita paham betapa berharganya keluarga.
Waktu pertama kali banget merantau, homesick hampir setiap hari menghampiri karena rasanya bener-bener sepi di kost. Yang biasanya ada suara anggota keluarga yang memenuhi rumah, suara kendaraan dan naik-turun tangga penghuni kost lainnya lah yang menemani saat itu. Aku kira aku nggak bakal homesick karena jarak kota tempatku tinggal dan rumah nggak jauh, eh salah ternyata.
Namun, rasa homesick tersebut nggak boleh jadi alasan untuk menyerah ya, Civs. Jadikan hal tersebut sebagai pacuan untuk terus maju agar bisa membuat keluarga bangga kelak.
Dari beberapa yang aku sebutin di atas, sebenarnya masih banyak lagi manfaat lainnya yang nggak bisa aku sebutin semuanya satu-satu. Intinya, aku merasa lebih “hidup” karena bisa merasakan kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupanku sebelum merantau.
Nah, tulisan ini juga bisa kamu jadikan pertanda untuk berani merantau dan keluar dari rasa takut atau ragu yang mungkin menghalangimu. Yang aku percaya, we are more capable than we think we are! (*/)