In Depth

MENGGALI PERSPEKTIF 5 FILSUF TERKENAL TENTANG SEKSUALITAS

Seks menjadi satu kajian yang menarik dalam filsafat. Berikut adalah 5 filsuf terkenal yang membahas tentang seks.

title

FROYONION.COM - Filsafat, sebagai disiplin intelektual, sering kali terlihat menjelajahi dunia pikiran yang kompleks dan kering. 

Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah kursi memiliki kesadaran mungkin menarik bagi mereka yang berada di bidang ini, tetapi bagi kebanyakan orang, hal itu terasa membosankan dan mungkin tidak berguna. 

Namun, dalam kenyataannya, filsafat juga mencakup aspek-aspek hidup yang paling intim dan penting, termasuk seksualitas manusia. Filsafat menyatu dengan kehidupan manusia yang sangat kompleks. Sehingga filsafat sering kali digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan manusia. 

Meskipun tidak semua filsuf besar menghabiskan waktu mereka mempertimbangkan topik ini, ada beberapa tokoh yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tentang seks dan cinta. Tokoh ini menjadi pijakan atas berbagai persoalan seputar seks dan cinta. 

1. PLATO: MENGGALI KONSEP CINTA IDEAL

Plato, salah satu filsuf paling terkenal dari Yunani kuno, mempersembahkan pandangan yang mendalam tentang keterkaitan antara seksualitas dan pencarian kebijaksanaan. 

Dalam karya-karyanya yang terkenal seperti "Symposium" dan "Republic", Plato mengemukakan gagasan cinta platonik, di mana cinta yang ideal tidak terikat pada dorongan fisik semata. 

Bagi Plato, seksualitas seharusnya menjadi alat yang digunakan untuk memahami konsep keindahan dan cinta yang sejati. 

BACA JUGA: 4 POIN STOISISME YANG PERLU DITERAPKAN ANAK MUDA GEN Z

Dalam dialog Symposium, Plato menghadirkan berbagai pandangan tentang cinta dan seks dari para tokoh terkenal Yunani. 

Namun, yang paling mencolok adalah filsafat seorang wanita bernama Diotima, yang dipresentasikan oleh Socrates, yang menjelaskan bahwa perjalanan dari nafsu bisa membawa pada pemahaman yang lebih dalam tentang keindahan sejati. 

Diotima memberikan pandangan bahwa melalui pengalaman nafsu, seseorang dapat meningkatkan pemahaman akan keindahan spiritual yang lebih tinggi.

2. SANTO THOMAS AQUINAS: PERSPEKTIF AGAMA DAN MORALITAS

Santo Thomas Aquinas, seorang teolog Katolik yang terkenal, mempersembahkan pandangan tentang seksualitas yang sangat dipengaruhi oleh ajaran agama. 

Bagi Aquinas, seksualitas tidak hanya dilihat sebagai ekspresi fisik, tetapi juga sebagai bagian dari rencana ilahi untuk pembentukan keluarga dan kelanjutan umat manusia. 

Menurutnya, seksualitas memiliki tujuan prokreatif yang jelas, di mana aktivitas seksual yang dilakukan di dalam ikatan pernikahan dan dengan niat untuk melanjutkan keturunan adalah yang sesuai dengan prinsip-prinsip moralitas dan kehendak ilahi.

BACA JUGA: PUNYA UNEG-UNEG SOAL SEKS? COBA TANYA KE AI SEX COACH

Bagi Aquinas, segala bentuk aktivitas seksual di luar konteks pernikahan dianggap melanggar prinsip-prinsip moralitas dan ajaran agama. 

Pernikahan dianggap sebagai institusi suci yang memberikan kerangka yang tepat untuk ekspresi seksual yang bermakna dan bertanggung jawab. 

Dengan demikian, ia menekankan pentingnya menempatkan seksualitas dalam konteks moral dan spiritual yang sesuai dengan ajaran agama, sebagai cara untuk menjaga ketertiban dan keadilan dalam masyarakat serta untuk mencapai tujuan spiritual yang lebih tinggi.

3. IMMANUEL KANT: ETIKA SEKSUAL DALAM PANDANGAN RASIONALITAS

Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman yang terkenal dengan karyanya dalam bidang etika, memberikan pandangan yang unik tentang seksualitas dari sudut pandang moral dan rasionalitas. 

Bagi Kant, seksualitas haruslah menjadi ranah di mana prinsip moralitas universal ditegakkan. Menurutnya, tindakan seksual seharusnya tidak hanya didasarkan pada keinginan fisik semata, tetapi juga pada kewajiban moral untuk menghormati martabat manusia.

Kant menekankan bahwa individu harus memperlakukan pasangan mereka sebagai tujuan dalam diri mereka sendiri, bukan hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan seksual pribadi.

BACA JUGA: STUDI: SEKS DI BAWAH UMUR MAKIN MARAK DI KALANGAN ANAK MUDA

Kant menegaskan bahwa tindakan seksual yang bertentangan dengan prinsip moralitas universal, seperti menggunakan pasangan sebagai sarana semata untuk memuaskan keinginan seksual tanpa mempertimbangkan martabat atau kepentingan mereka, merupakan pelanggaran terhadap hukum moralitas yang universal. 

Bagi Kant, seksualitas harus dijalankan dengan tanggung jawab moral yang ditunjukkan oleh kemampuan rasional manusia. 

Oleh karena itu, pemahaman dan penghormatan terhadap nilai-nilai moral universal menjadi kunci dalam memahami dan menjalankan seksualitas manusia menurut pandangan Kant.

4. BERTRAND RUSSELL: PEMIKIRAN LIBERAL TENTANG SEKSUALITAS

Bertrand Russell, seorang filsuf Inggris yang terkenal dengan pandangan-pandangannya yang liberal, mendukung gagasan kebebasan seksual dan hak individu untuk mengekspresikan diri dalam ranah seksualitas. 

Bagi Russell, seksualitas adalah bagian alami dari kehidupan manusia dan seharusnya tidak dibatasi oleh norma-norma moral atau agama. 

Meskipun Russell mengakui adanya kemungkinan konsekuensi negatif dari aktivitas seksual yang tidak terkendali, ia tetap berpendapat bahwa individu memiliki hak untuk mengekspresikan diri mereka secara seksual dengan bebas, selama tidak ada kerusakan atau kekerasan yang terjadi.

5. THOMAS NAGEL: MENGGALI ASPEK SUBJEKTIF SEKSUALITAS

Thomas Nagel, seorang filsuf kontemporer yang terkenal dengan karyanya dalam filsafat pikiran dan kesadaran, menghadirkan perspektif yang menarik dalam pemahaman tentang seksualitas. 

Nagel tertarik pada pemahaman filosofis tentang perasaan dan sensasi seksual, serta bagaimana hal itu memengaruhi pemahaman kita tentang kebebasan dan identitas pribadi. 

Dalam karyanya, Nagel menggali konsep seksualitas dari sudut pandang subjektif dan fenomenologis, mencoba untuk memahami pengalaman seksualitas manusia dalam kerangka pikiran dan kesadaran.

Lebih dari sekadar menjelaskan fenomena seksualitas, Nagel juga mempertimbangkan implikasi etis dari aktivitas seksual dalam kaitannya dengan hak asasi manusia dan kebebasan individu. 

BACA JUGA: ‘FANTA G SPOT’ ANGKAT REALITAS KEHIDUPAN SEKSUAL WANITA

Bagi Nagel, seksualitas bukan hanya tentang kepuasan pribadi, tetapi juga tentang hak-hak dan kewajiban etis yang terkait dengan interaksi antara individu-individu. 

Dengan memperdalam pemahaman tentang seksualitas dalam konteks filsafat pikiran dan kesadaran, Nagel memberikan sumbangan yang berharga bagi diskusi tentang bagaimana kita memahami dan menjalani aspek yang kompleks dan penting dari kehidupan manusia ini.

Meskipun beberapa dari kita mungkin menganggapnya sebagai topik yang pribadi dan tersembunyi, seksualitas adalah bagian penting dari pengalaman manusia yang memerlukan refleksi filosofis. 

Lima filsuf besar yang telah kita bahas, seperti Plato, Santo Thomas Aquinas, Immanuel Kant, Bertrand Russell, dan Thomas Nagel, memberikan wawasan yang beragam tentang hubungan seksualitas dengan nilai, moralitas, dan rasionalitas. 

Dengan memahami pandangan-pandangan ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas dan signifikansi seksualitas manusia dalam kerangka filsafat yang lebih luas, yang pada gilirannya dapat memperkaya cara kita memandang diri kita sendiri dan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Nur Faizi

Reporter LPM Metamorfosa dan menjadi Junior editor di Berita Sleman.