In Depth

MENGAPA ANAK MUDA JAMAN SEKARANG MALAS MENCARI PASANGAN ATAU MENIKAH?

Banyak anak muda zaman sekarang yang mengalami commitment issues. Mereka menjadi malas mencari pasangan. Bahkan enggan untuk menikah. Kok bisa?

title

FROYONION.COM - Dewasa ini, terdapat peningkatan tren jumlah lajang alias tidak mau memiliki pasangan yang terjadi pada anak-anak muda. Tak hanya itu, terjadi juga penurunan angka pernikahan di seluruh dunia. Pertanyaannya, kenapa sih?

Belakangan ini marak isu soal peningkatan tren jumlah lajang serta penurunan angka pernikahan pada anak muda di seluruh dunia. Hal ini cukup mengkhawatirkan pemerintah, sebab berpotensi mengakibatkan penurunan tingkat kelahiran dan mengancam pertumbuhan populasi. Pemerintah di berbagai negara pun segera mengambil sikap untuk memfasilitasi warganya dalam mencari pasangan hingga menikah.

Salah satu negara yang diketahui memiliki tingkat kelahiran rendah adalah Negara Jepang. Pemerintah Negara Jepang bahkan diketahui telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan pertumbuhan penduduknya, salah satunya adalah menyediakan layanan perjodohan agar masyarakat yang sudah cukup umur dapat menemukan pasangan dan segera menikah. Selain Jepang, Negara China juga melakukan hal yang serupa. Sekitar 9 perguruan tinggi kejuruan di China memberikan liburan musim semi tambahan pada bulan ini agar mahasiswanya dapat mencari pasangan selama liburan. 

Lalu bagaimana ya dengan anak-anak muda di Indonesia? Ternyata, Indonesia juga mengalami permasalahan yang serupa loh dengan Negara Jepang dan China. Dilansir dari Jurnal Pamator (2020), jumlah penduduk (baik perempuan dan laki-laki) yang enggan memiliki pasangan meningkat dari tahun ke tahun. Jurnal ini juga menunjukkan bahwa semakin banyak anak muda yang menunda waktu pernikahan hingga memilih untuk tidak menikah. 

BACA JUGA: PERIIBUMI AJAK GEN-Z UNTUK LEBIH MENGENAL DONGENG SEBELUM BERENCANA MENIKAH

Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa ya anak muda jaman sekarang semakin malas untuk mencari pasangan, menjalin hubungan hingga menikah?

1. Malas Melakukan Pendekatan alias PDKT

Sebagai bagian dari anak muda jaman sekarang (khusus untuk kalian yang berumur 15 hingga 30 tahun ya, haha) kita harus mengakui bahwa teknologi yang semakin maju dan berkembang ini mempermudah kita dalam menjalani hidup. Teknologi menyajikan segala sesuatu dengan serba cepat dan instan, sehingga tidak perlu waktu yang lama untuk kita mendapatkan hal-hal yang diinginkan.

Sama halnya dengan mencari pasangan dan menjalin hubungan. Anak muda jaman sekarang memiliki kecenderungan untuk memilih hubungan yang praktis tanpa bersusah-susah memulai suatu hubungan. Mereka memiliki kecenderungan untuk ingin mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan cepat, tanpa melalui proses yang berbelit seperti pendekatan (PDKT). Padahal dalam menjalin hubungan dan menjalankannya ke jenjang yang lebih serius seperti pernikahan, memerlukan proses dan penyesuaian dengan waktu yang relatif tak sebentar, lho. 

2. Budaya Kencan yang Santai

Budaya kencan santai yang dimaksud di sini adalah kencan tanpa ikatan dan komitmen. Harus kita akui bahwa budaya kencan santai tanpa ikatan seperti  FWB (friend with benefit) semakin digemari banyak anak-anak muda beberapa tahun terakhir. Budaya kencan yang santai ini memungkinkan mereka mendapatkan kebebasan untuk menjalani aktivitas layaknya pasangan seperti makan atau pergi bersama dengan intim tanpa terikat pada komitmen yang serius.

Budaya ini juga didukung oleh kurangnya waktu dan keinginan berkomitmen untuk hubungan serius jangka panjang. Banyak anak muda yang terlalu sibuk dengan pekerjaan atau sekolahnya sehingga enggan mengeluarkan energi untuk menjalani hubungan yang serius. Sehingga mereka lebih memilih hubungan yang singkat karena mudah didapat dan mudah dilepaskan pula.

3. Perubahan Sosial dan Pola Pikir

Perubahan sosial dan pola pikir pasti akan terjadi pada tiap generasi. Anak-anak muda masa kini memiliki pemikiran dan prioritas yang berbeda dibanding dengan generasi sebelumnya. Anak muda masa kini lebih memperhatikan kesenangan dan kemandirian dibandingkan dengan berkomitmen dalam suatu hubungan. Beberapa diantara mereka juga memiliki tingkat perspektif yang tinggi akan fokus pada pengembangan diri dan karir dibanding memiliki pasangan.

Salah satu penyebab lainnya adalah mereka menjunjung tinggi kehidupan bermasyarakat yang individualisme, sehingga sangat menghargai kebebasan pribadi seseorang. Hal ini semakin mendorong para anak muda masa kini untuk memprioritaskan otonomi dan tujuan karir untuk menunjang hidup alih-alih mencari pasangan sebagai bentuk support system.

4. Kurangnya Kepercayaan Diri dalam Berinteraksi

Melalui teknologi yang maju dalam bidang komunikasi, maka bukanlah hal yang aneh jika kemampuan kita dalam berkomunikasi secara langsung menjadi menurun. Hal ini bisa disebabkan karena kita terbiasa berkomunikasi dan mengetahui kabar orang lain melalui berbagai sosial media, alih-alih bertemu secara langsung untuk sekedar bersilaturahmi. 

Bayangkan saja, dalam media sosial kita semua pasti menampilkan versi terbaik dari diri kita. Sehingga tanpa sadar membuat persaingan tidak terlihat dengan orang lain untuk saling menampilkan versi terbaik diri. Terbiasa menggunakan media sosial sebagai satu-satunya media komunikasi juga akan menyebabkan kemampuan bersosialisasi kita menurun karena tidak pernah terasah. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpercayaan diri dalam interaksi sosial secara langsung dengan lawan jenis. 

5. Kurangnya Keyakinan akan Hubungan Berkomitmen

Beberapa dari kita mungkin pernah melihat atau memiliki hubungan serius dengan pasangan yang tidak berakhir dengan baik. Hal ini bukannya tidak mungkin akan mendorong kita merasakan kekhawatiran atau ketakutan untuk membuat hubungan komitmen jangka panjang. Perasaan cemas, takut dan khawatir ini akan mendorong seseorang untuk tidak mencari pasangan hidup dan memilih untuk melajang.

BACA JUGA: LESTI KEJORA DIANGGAP NGE-PRANK KARENA RUJUK? INI SIKLUS KDRT YANG WAJIB LO TAHU!

Itulah beberapa alasan yang memungkinkan anak-anak muda pada masa kini malas mencari pasangan atau menjalin hubungan jangka panjang seperti pernikahan. Meski jika dibiarkan hal ini dapat berpotensi menyebabkan penurunan jumlah penduduk, namun memiliki pasangan dan menikah tetap pilihan dan kesiapan masing-masing individu, sebab kalian lah yang akan menjalankannya nanti. Tetap bijak dan buatlah pilihan yang terbaik ya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Kal

Seorang gadis sederhana dengan pikiran ruwet. Punya kecanduan sama film serta buku.