In Depth

MENGALAHKAN SELF-DOUBT SI KREATIF ALA FILM GHIBLI ‘WHISPER OF THE HEART’

Jangan biarin self-doubt menguasai dirimu, Civs! Atau kreativitasmu bakal menghilang.

title

FROYONION.COM - Terjun di dunia kreatif nggak semudah dan semenyenangkan yang orang bayangkan. Banyak dedikasi yang harus dicurahkan untuk menghasilkan sebuah karya. Dan sebenernya, proses kreatif adalah sebuah emotional journey yang harus ditaklukkan oleh seniman agar bisa sampai ke tujuan.

Beberapa waktu yang lalu, aku nonton salah satu film Ghibli yang judulnya Whisper of the Heart. Film ini menceritakan kisah seorang siswi SMP kelas 3, Tsukishima Shizuku, yang gemar baca buku dan punya impian jadi seorang penulis. Nggak hanya menghibur dari segi animasinya yang kelihatan hidup dan aesthetically pleasing, cerita yang disajikan pun relatable banget.

Dalam perjalanan Shizuku untuk meraih impiannya tersebut, banyak rintangan yang harus dihadapi dan sebagian besar datang dari dalam dirinya sendiri. 

Self-doubt atau perasaan ragu dan nggak percaya terhadap diri sendiri inilah yang menghantui Shizuku. Ternyata, Civs, banyak penulis atau seniman di bidang kreatif lain yang nggak bisa lepas dari perasaan ini. Berkarya itu kan berarti kita memiliki freedom seutuhnya untuk mengekspresikan diri. Nah, kalau self-doubt terus dibiarkan, hal itu bisa jadi penghambat mengalirnya freedom

Diri sendiri merupakan pengkritik paling kejam, setuju nggak? Bawaannya pengen maki-maki diri sendiri aja kalau salah. Lalu, apa sih yang harus dilakukan untuk mengalahkan self-doubt? Kamu bisa meniru Shizuku yang udah berhasil, lho. Yuk, simak langkah-langkahnya!

1. BERCERITA KE ORANG TERDEKAT/DIPERCAYA

Awal mula self-doubt muncul di dalam diri Shizuku ditunjukkan ketika adegan Amasawa Seiji, salah satu tokoh di Whisper of the Heart, mengantarnya pulang dari toko antik kakek Seiji. Seiji bercerita kalau dia bermimpi ingin jadi pengrajin biola dan bersekolah di Italia. Shizuku kagum dengan Seiji yang penuh ambisi, berbeda dengannya yang cuma loncat dari satu hari ke hari lainnya tanpa tujuan. 

Suatu saat, dia datang ke rumah sahabatnya, Harada Yuko, untuk bercerita tentang Seiji dan keresahan yang dirasakannya. Yuko mengatakan kalau Shizuku itu punya bakat menulis dan pandai mengekspresikan diri. Dari situlah, Shizuku mulai sadar dirinya itu berbakat dan membulatkan tekadnya.

Seperti Shizuku, kamu bisa cerita ke orang terdekat/dipercaya untuk menemukan motivasi. Kalau dirasa itu bukan cara yang tepat, kamu bisa menemukan motivasi di tempat lain. Yang terpenting, kamu mau berani melangkah setelah itu.

2. MENGAMBIL LANGKAH PERTAMA

Shizuku pun mulai menulis cerita fantasi yang salah satu tokohnya adalah Baron, sebuah patung kucing kecil yang ditemuinya di toko antik milik kakek Seiji. Demi menyelesaikan ceritanya tersebut, dia begadang sampai pagi yang menyebabkan nilainya di sekolah turun karena nggak belajar. Rasa cemas pun juga turut menghampirinya karena deadline penyelesaian cerita yang dia buat sendiri makin dekat.

Hal yang terjadi ketika kamu percaya sama diri sendiri adalah keinginanmu pelan-pelan akan terwujud. Kunci utamanya adalah fokus, tapi jangan sampai lupain kesehatan dan hal lainnya yang juga penting. Ingat, semua ada konsekuensinya dan kamu harus bisa tanggung jawab atas tindakan yang udah diambil.

3. MENCARI MENTOR

Apa sih mentor itu? Mentor adalah seseorang yang bisa dipercaya untuk membimbing kita. Seseorang yang bertindak sebagai mentor untuk Shizuku di sini adalah kakek Seiji, yaitu Nishi Shiro. Berkat nasihat-nasihat yang diberikan Kakek Nishi, Shizuku bisa mengatasi ketidakpercayaan dirinya. 

Ketika Shizuku mengatakan kalau dia mau menulis cerita dan izin memasukkan Baron sebagai salah satu tokoh ceritanya, Kakek Nishi ingin jadi pembaca yang pertama. Mulanya, Shizuku ragu apakah dia mampu. Namun, Kakek Nishi menenangkannya dengan berkata agar jangan mengharapkan kesempurnaan di awal.

Dia mengibaratkan Shizuku seperti batuan kasar yang perlu diasah sehingga kristal di dalamnya bisa kelihatan. Kita semua pun sama seperti itu juga. Kalau tau ada bakat di dalam diri, asahlah bakat tersebut supaya nggak hanya terpendam dalam-dalam. 

Akhirnya, Shizuku berhasil menyelesaikan draf ceritanya dan menyerahkannya ke Kakek Nishi. Begitu selesai baca, Kakek Nishi mengatakan kalau ceritanya masih perlu dipoles lagi. Walaupun begitu, dia mengapresiasi Shizuku karena udah berhasil memperlihatkan batuan kasar yang dimaksudkannya.

Lain halnya dengan Shizuku yang nggak merasa bangga dengan dirinya. Dia merasa tertinggal jauh dengan Seiji. Padahal dia udah hebat banget mau berusaha keras, walaupun hasilnya masih belum memuaskan.

4. MEMAHAMI SEMUA BUTUH PROSES

Di bagian akhir film, Shizuku memutuskan untuk kembali fokus belajar tanpa meninggalkan impiannya. Ketika ditanya ibunya, dia menjawab kalau percobaannya, yaitu menulis cerita, masih belum selesai.

Meraih impian merupakan perjalanan yang panjang, nggak bisa dicepet-cepetin kayak bikin candi Roro Jonggrang yang harus jadi semalam. Kalau begitu mah beneran mimpi dan tinggal lanjutin tidur aja dong, Civs. 

Memutuskan untuk berhenti atau istirahat sebentar bukanlah langkah seorang pecundang. Terkadang, itulah yang kita butuhkan demi menjaga energi supaya bisa terus melangkah. 

Itulah langkah-langkah yang diambil Shizuku untuk mengalahkan self-doubt yang menghalangi kreativitasnya. 

Self-doubt memang bisa berpotensi untuk menguasai diri secara negatif, tapi kamu jauh lebih besar dari perasaan itu. Lihat Shizuku, Civs. Dia yang semula nggak tau harus ngapain di hidupnya, tiba-tiba bisa berprogres membuat karya. Memang cuma film sih, tapi itu bukan hal yang nggak mungkin terjadi di kehidupan nyata kan?

Nah, kalau kamu belum pernah nonton Whisper of the Heart, aku rekomendasiin banget film yang satu ini! Terkhusus buat kamu yang baru mulai menekuni bidang kreatif, pasti bakalan bisa relate dengan ceritanya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hanifah Mustika Suci

Penulis lepas