In Depth

MENDOBRAK STIGMA NEGATIF PADA SEX TOYS

Tidak bisa dipungkiri kalau sex toys masih lekat akan stigma negatif bagi siapapun yang menggunakannya. Mari kita dobrak stigma negatif itu!

title

FROYONION.COM – Ada semacam ketakutan untuk tidak menyembunyikan sex toys di ruang paling tersembunyi. Membuatnya seakan-akan memiliki level rahasia dan bahaya tak ubahnya tindakan kriminal. Jarang sekali ada yang menampilkan atau membicarakan sex toys layaknya hal umum yang dibutuhkan banyak orang. 

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari keterasingan publik terhadap sex toys itu sendiri. Guna mengatasi keterasingan tersebut tentu harus diawali dengan mengenalinya secara lebih mendalam dan melihatnya dari perspektif yang tepat. 

SEJARAH SEX TOYS 

Mengenali sex toys jelas harus diawali dengan mengetahui sejarah dari mainan ini terlebih dulu. Mungkin belum banyak yang tahu kalau sejarah dari mainan ini ternyata tergolong panjang dan sudah lama. Ada beberapa referensi yang menjelaskan sejarah sex toys dari beberapa sumber. Seperti penemuan dildo kecil yang terbuat dari baja pada tahun 2016 yang lalu. Setelah dilakukan penelitian, ternyata dildo kecil tersebut berusia lebih dari 1.000 tahun dan diprediksi berasal dari masa Kekaisaran Julius Caesar pada era imperium Romawi. 

BACA JUGA: KENAPA EDUKASI SEKS MASIH DIANGGAP TABU DI INDONESIA?

Nyatanya, pada era tersebut fungsi dildo yang berbentuk mirip alat kelamin pria dianggap sebagai lambing kejantanan. Apalagi dengan bahannya yang terbuat dari baja akan semakin menambah kesan maskulinitas. Lebih jauh lagi, pada masa kejayaan Athena ternyata sudah ditemukan lubrikasi untuk berhubungan seksual yang terbuat dari bahan minyak zaitun pilihan. Ini menandakan bahwa kepuasaan seksual bukanlah hal yang tabu dari era masa lalu. 

KENAPA SEX TOYS ERAT DENGAN STIGMA NEGATIF? 

Membicarakan sex toys tidak bisa dilepaskan dari stigma negatif yang ikut melekat bersamanya. Apalagi di Indonesia yang masih sangat tabu untuk membicarakan atau menggunakan mainan ini tanpa rasa malu ataupun rasa takut dihakimi. Lantas, kenapa sex toys ini begitu lekat dengan stigma negatif? 

- Budaya Konservatif 

Faktor pertama adalah budaya konservatif yang masih dianut dan memiliki pandangan kalau kebutuhan seksual sebagai sesuatu yang tabu. Tidak heran jika alat yang membantu memenuhi kebutuhan seksual tersebut juga dianggap tabu dan bahkan amoral. 

- Pola Pikir Tradisional Tentang Seks 

Beberapa orang masih memiliki pikiran tradisional terhadap seksualitas dan menganggapnya sebagai hal yang tidak perlu diekspresikan atau dirayakan. Pandangan ini menciptakan stigma negatif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan seksualitas tidak terkecuali alat bantu seks. 

- Stereotip Negatif Seksualitas yang Dibangun Media 

Peran media juga tidak bisa dilepaskan dari terciptanya stigma negatif terhadap alat bantu seks. Alasannya karena media seringkali membuat representasi yang tidak akurat dan seringkali berlebihan sehingga membangun pandangan negatif terhadap seksualitas. 

- Terbatasnya Pendidikan Seksual 

Bukan menjadi rahasia umum lagi kalau Pendidikan seksual di Indonesia tergolong masih sangat terbatas. Kurangnya edukasi seksual inilah yang menimbulkan ketidaktahuan terhadap manfaat alat bantu seksual dan fungsinya untuk kesehatan seksual. 

BACA JUGA: STUDI: SEKS DI BAWAH UMUR MAKIN MARAK DI KALANGAN ANAK MUDA

MANFAAT PSIKOLOGIS MENGGUNAKAN SEX TOYS 

Cara terbaik untuk mendobrak stigma negatif terhadap alat bantu seksual jelas adalah dengan edukasi seks yang baik dan mengetahui manfaat menggunakan sex toys. Bukan hanya manfaat untuk kesehatan tapi penggunaan sex toys yang tepat dan bertanggung jawab juga memberikan dampak positif pada psikologis seperti: 

- Mengurangi Stres dan Kecemasan 

Penggunaan sex toys yang tepat diketahui dapat melepas hormon endorfin dan oksitosin yang diproduksi otak. Kedua hormon ini sendiri diketahui dapat mengurangi stress dan menciptakan efek lebih tenang pada tubuh. 

- Memahami Preferensi dan Fantasi Seksual 

Sex toys juga memungkinkan penggunanya untuk memahami preferensi dan fantasi seksual yang dimiliki. Tentunya tanpa ada tekanan dan penghakiman yang seringkali terjadi. Setiap penggunanya bebas mengeksplorasi berbagai preferensi dan fantasi sampai menemukan versinya sendiri. 

- Terciptanya Koneksi dengan Tubuh 

Menggunakan sex toys juga artinya siap untuk menciptakan koneksi yang lebih dalam dengan tubuh milik sendiri. Mulai dari mengenal titik-titik sensitif, mana bagian yang tidak nyaman disentuh ataupun memahami kepuasan seksual seperti apa yang bisa dicapai tubuh. 

Semua hal tersebut, jelas adalah sisi positif penggunaan sex toys yang jarang diungkap oleh publik dan bisa mendobrak stigma negatif terhadap alat bantu seksual ini. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ridho Agung

Penulis sekaligus fan One Piece nomor dua di Indonesia. Nomor satunya Uus soalnya.