In Depth

MEMAKLUMI KESALAHAN ANAK DENGAN KALIMAT 'NAMANYA JUGA ANAK-ANAK' ADALAH HAL YANG SALAH

Banyak banget orang tua yang ngomong “namanya juga anak-anak.” kalau anak-anaknya abis ngerese. Justru karena masih anak-anak, udah jadi kewajiban lu pada buat ingetin mereka.

title

FROYONION.COM - Anak-anak, jenjang usia yang seringkali membuat kita terkesima dengan berbagai tingkah lakunya. Banyak tingkah laku anak-anak yang seringkali membuat kita terkagum-kagum. Misal, dari mereka yang bisa berbahasa Inggris dari kecil, jago main piano, dan berbagai bakat lainnya. Tapi, sayangnya banyak juga tingkah laku atau kesalahan anak-anak yang bikin kita orang yang lebih dewasa jadi kesel. 

Kita atau penulis sendiri sebenernya pernah ngalami pengalaman yang kurang mengenakan yang berhubungan dengan anak-anak. Seringkali anak-anak dengan sikap polosnya ngelakuin hal-hal yang bikin kesel. Sebagai contoh, kita pasti pernah nemuin kelakukan anak-anak yang ngejatuhin barang di supermarket atau ketika mereka menganggu aktifitas kita di tempat umum, misal mainin mesin ATM atau hal-hal lainnya. 

Kita sebagai orang dewasa, pastinya ngerasa risih ketika ada tingkah laku anak-anak yang kita anggap bisa menganggu kita. Sebagai orang yang merasa lebih dewasa, pastinya kita sering banget mencoba negur anak-anak tersebut, kaya ngelarang ngelakuin hal tersebut atau sekadar mengingatkan mereka untuk meminta maaf apabila menganggu kita. 

Tapi sayangnya, respon yang kita dapatkan justru adalah respon dari orang tua mereka yang menormalisasi kesalahan anak mereka. Banyak banget orang tua dengan anak-anak dengan tingkah laku yang rese yang menormalisasi tingkah laku anaknya dengan bilang:

“Maklum lah mas/mba, namanya juga anak-anak.” 

ORANG TUA MENORMALISASI KESALAHAN ANAK

Alih-alih ingetin anaknya buat jangan ngelakuin hal yang ngerugiin orang lain. malah banyak orang tua yang seakan-akan menormalisasi kesalahan yang dilakukan anak-anak mereka atas dasar “namanya juga anak-anak.”

Gua pribadi paham, mereka masih anak-anak. Banyak kelakukan rese yang mereka lakuin karena engga berpikir panjang. Tapi, apakah peran orang tua cuma sebatas memaklumi kesalahan yang dilakuin anaknya?

Apakah tugas orang tua cuma sebatas, ngasih makan dan tempat tinggal untuk anak-anaknya? Apakah tugas orang tua hanya sebatas mengupload kegiatan “lucuk” anak-anak mereka di social media? 

Tentu tidak. Bahkan, ga harus jadi orang tua buat ngajarin ke seseorang kalau kita ngelakuin kesalahan ya kita harus minta maaf. Tapi, dalam hal ini, yaitu adanya normalisasi yang dilakuin orang tua atas kesalahan anaknya adalah sebuah permasalahan yang terjadi. 

BACA JUGA: MENYIKAPI KEINGINAN ORANG TUA YANG TERKADANG NGGAK SEJALAN SAMA KEMAUAN ANAK

PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL SEJAK DINI

Orang tua sudah seharunya mengingatkan anaknya untuk meminta maaf apabila ngelakuin kesalahan, bukan malah lepas tanggung jawab dengan bilang “namanya juga anak-anak.” Lagipula di usia anak-anak rentan 1 sampai 12 tahun ini, sudah seharusnya para orang tua harus mengajarkan anak-anaknya mengenai moral dan etika. Ga usah ribet-ribet, cukup ajarin mereka 3 kata ajaib. Yaitu, maaf, terima kasih, dan tolong. Itu semua udah lebih dari cukup. 

Menurut Moral Intelligent School yaitu sebuah lembaga pendidikan yang berfokus pada pendidikan karakter. Mereka mengatakan bahwa pendidikan moral di usia dini sangatlah krusial. Karena, dalam rentan usia tersebut, anak-anak lebih peka terhadap perkembangan fisik, intelektual dan tentunya juga sosial. 

Sehingga, menjadi sebuah kesalahan apabila orang tua malah menormalisasi anaknya apabila anaknya melakukan kesalahan ketimbang mengingatkan mereka untuk segera meminta maaf. Karena pada dasarnya moral adalah sesuatu hal yang lahir dari kebiasaan sejak dini. 

Kalau dari kecil diajarin buat lempeng aja kalo abis ngelakuin kesalahan, gimana nanti pas gedenya? Terlebih anak-anak di usia tersebut seringkali mencontoh perbuatan orang tuanya. Jadi, kalau misalnya mereka sudah terbiasa dibebaskan dari rasa bersalah setelah melakukan kesalahan, gimana nantinya kalau mereka udah besar nanti?

MORAL LAHIR DARI KEBIASAAN KECIL

Kita sering banget nemuin orang-orang yang susah minta maaf dan bersembunyi di balik kata baperan pada orang-orang yang lebih dewasa. Bisa jadi, hal tersebut bisa lahir akibat mereka ga pernah diingetin orang tuanya untuk meminta maaf apabila abis ngelakuin kesalahan. 

Karena ya balik lagi, menurut Kamus Besar Psikologi moral merupakan  akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Jadi, moral sangat erat kaitannya dengan kebiasaan yang sering kita lakuin di usia dini. Jadi efek yang diberikan oleh orang tua ketika menormalisasi kesalahan anaknya bisa aja jadi efek jangka panjang buat anak mereka.

Lagipula mengingatkan anak untuk meminta maaf atas kesalahan mereka bukan bentuk ketidak sayangan orang tua pada anaknya. Justru kebalikannya, apabila kita sayang anak kita ya sudah jadi kewajiban kita buat ingetin mereka apabila ngelakuin kesalahan. 

Tapi, dalam mengingatkan mereka perlu diinget juga mereka betul masih kecil. Ingetin baik-baik. Jangan justru malah mempermalukan mereka sampe kaya marah-marah emosi. Cukup baik-baik suruh mereka minta maaf apabila mereka ngelakuin eksalahan. 

Banyak efek yang bisa didapetin anak kalau sedari kecil diajarkan untuk meminta maaf kalau abis ngelakuin kesalahan. Secara moral pastinya mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan secara bersosial pun mereka bisa jadi lebih diterima. 

Tapi perlu diingat juga, orang tua juga ga boleh memaksa anaknya untuk meminta maaf atas kesalahan yang tidak mereka perbuat, jadilah orang tua yang mampu mengajarkan hal-hal kecil agar nantinya bisa menjadi kebiasaan baik untuk anaknya terapkan di usia yang lebih matang. 

Jadi, untuk para orang tua. Baik kalian yang sudah punya anak ataupun penulis secara pribadi di kemudia hari ketika punya anak. Jangan pernah takut buat ingetin anak-anak kalian untuk menjaga sikap di tempat umum, jangan takut ingetin anak kalian buat minta maaf apabila neglakuin kesalahan, dan jangan juga permaluin mereka di tempat umum juga ya, ingetin mereka baik-baik jangan make emosi. (*/)

BACA JUGA: ‘TOXIC PARENTS’: GAK PERLU BURU-BURU MELABELI 'RACUN' KEPADA ORANG TUA!

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Radhytia Rizal Yusuf

Mahasiswa semester akhir yang hobi menonton anime dan memiliki ketertarikan dalam berbagai budaya populer seperti, anime, J-pop, K-Pop