Pernah penasaran nggak sih, kenapa kebanyakan food vlogger atau host mukbang punya badan yang singset? Padahal kan mereka makan terus yak. Ternyata selama ini nggak asal makan doang, tapi ada kiat-kiatnya biar bisa tetep sehat.
FROYONION.COM - Ada nggak yang disini punya kebiasaan makan sambil nontonin orang makan? Nah loh gimana tuh.
Jadi, sekarang ini gue punya kegiatan baru Civs; tiap makan, pasti sambil nonton. Tontonan favorit gue saat makan juga yang ringan-ringan aja, kayak video mukbang, tutorial masak, sampai food culinary.
Salah satu food vlogger yang gue amati kontennya adalah Ria SW. Tapi, waktu nonton videonya yang lagi kulineran di Korea, selain ngiler sama makanan yang dimakan, gue mulai bertanya-tanya, kok bisa sih dia makan banyak tapi badannya nggak ikut mengembang?
Setelah gue amati lebih dalam, ternyata nggak cuma Ria. Banyak banget kok food vlogger terkenal yang emang berat badannya nggak ikut membesar seiring dengan konten-konten yang disajikan.
Ini juga mematahkan pikiran dangkal gue yang menyangka kalau jadi food vlogger itu pasti punya masalah kesehatan, kayak obesitas dan diabetes. Tentu chance-nya ada, tapi bukan berarti nggak bisa dihindari.
Nah, beberapa food vlogger ternyata pakai cara-cara di bawah ini agar pekerjaannya sebagai ‘tukang makan’ nggak ikut serta mengganggu kesehatannya.
1. MAKAN BANYAK HANYA UNTUK KONTEN
Dari yang gue liat, biasanya Ria akan makan di beberapa tempat dalam satu hari yang sama (keliatan karena bajunya nggak ganti). Kalau dihitung-hitung, mungkin dalam satu video bisa mampir ke 3 – 5 kedai. Wah, hebat banget bisa makan banyak dalam waktu singkat!
Tapi kenyataannya nggak selalu kayak gitu, Civs. Ada sebuah media yang berhasil mewawancarai dan menanyakan kebenarannya kepada beberapa food vlogger.
Ternyata, ada triknya supaya mereka bisa keliatan makan banyak tanpa harus kekenyangan. Biasanya mereka cuma makan beberapa suap aja, selebihnya dibantu proses editing biar keliatan habis.
Selain itu, mereka juga bagi-bagi makanan sama kameramen atau tim lainnya. Bahkan, ada juga yang sengaja ngajak temen-temennya supaya nggak ada makanan yang terbuang.
Mereka bahkan harus puasa di satu hari sebelum atau sesudah proses shooting. Make sense juga ya caranya.
Sedangkan di kehidupan sehari-hari, pola makannya sama aja kayak kita. Mereka hanya manusia biasa yang makan rata-rata 2-3x sehari. Jadi hanya keliatan rakus untuk keperluan rekaman aja.
BACA JUGA: SONY ZV-1F: KAMERA ENTRY LEVEL YANG MEMUDAHKAN LO UNTUK NGE-VLOG DAN LIVE STREAMING
2. OLAHRAGA DAN MAKAN MAKANAN SEHAT
Cara selanjutnya adalah jawaban paling klise yang dibenci orang pemalas, yaitu olahraga.
Ketika kita banyak makan, cara membakar kalori berlebih yang masuk ke dalam tubuh adalah dengan banyak gerak. Caranya macem-macem, mulai dari lari, jalan kaki, cardio, weightlifting, bahkan yoga. Pokoknya mulai aja dengan olahraga yang lo suka dan inget, harus dilakuin secara rutin.
Beberapa food vlogger juga membiasakan sarapan pagi dengan makanan sehat kayak oats atau salad, seperti yang dilakuin sama Mark Wiens dan Blondie in China dalam video A Day in My Life versi mereka.
Walau bikin konten jadi salah satu penghasil cuan, jangan sampai deh kita menukar kesehatan dengan uang, kayak youtuber yang satu ini, Nikocado Avocado.
Emang sih sekarang zamannya visual dan digital, konten-konten kayak video mukbang yang berlebihan aja gampang banget viralnya. Mungkin itulah jalan yang dipilih Nik, tetap melanjutkan video mukbangnya walaupun sekarang berat badan dia udah menyentuh angka 167 kg. Gile sih. Bukan untuk ditiru ya, Civs.
3. BUKAN CUMA URUSAN PERUT, POLA TIDUR JUGA DIJAGA
Waktu lagi nyari informasi tentang betapa pentingnya tidur buat kesehatan tubuh, gue ketemu salah satu podcast yang ngobrol sama seorang Sleep Specialist bernama Vishal Dasani. Dari obrolan ini, barulah gue ngerti kalau berat badan dan pola tidur tuh ternyata punya relationship yang kuat.
Mungkin banyak yang belum tau, kalau pola tidur yang kacau – kebanyakan begadang dan kurang tidur – berpengaruh banget ke berat badan.
Vishal ngasih penjelasan kalau dalam kondisi kurang tidur, secara biologis tubuh kita jadi punya probabilitas untuk nyari makanan lebih sering. Makanan yang dicari juga makanan cepat saji yang simpel-simpel aja, yang artinya mengandung tinggi kalori.
Masalah nggak cuma sampai di situ, besoknya nafsu makan kita juga bakal kacau karena hormon yang mempengaruhi rasa lapar dan kenyang jadi berantakan cara kerjanya.
Saat kurang tidur, hormon leptin (hormon kenyang) yang harusnya dalam kondisi naik atau kenyang, dia cenderung akan turun sebesar 18%. Penurunannya ini yang akan bikin kita jadi susah kenyang.
Sedangkan hormon ghrelin (hormon lapar) malah jadi sebaliknya. Dia yang seharusnya turun malah jadi naik sekitar 28% yang bikin kita jadi gampang lapar saat dalam kondisi kurang tidur.
Jadi intinya, kalau lo kurang tidur berturut-turut atau punya habit tidur yang jelek, sistem kerja kedua hormon tadi bakal berantakan dan membuat tubuh lo jadi gampang lapar, tapi nggak kenyang-kenyang. Akhirnya berat badan jadi nggak bisa dikontrol lagi.
Bahkan olahraga pun kayaknya nggak akan menolong, karena tubuh lo yang kurang tidur itu nggak punya energi yang cukup buat bergerak. Alias mager cuy.
Makannya untuk menghindari kurang tidur, kita bisa pakai patokan ini, Civs. Durasi tidur anak-anak 10-12 jam, remaja 8-10 jam, dan orang dewasa hingga lansia 7-9 jam. Itu tadi hanya patokan agar besoknya kita bisa optimal saat beraktivitas.
Ngeliat betapa pentingnya hal ini, gue jadi ngeri sendiri. Jangankan buat orang yang kerjanya harus makan berkali-kali, orang yang jarang makan aja bisa gampang naik berat badan, kalau punya kebiasaan tidur yang kurang baik.
Tapi karena kita sekarang udah tau poin-poin pentingnya, seenggaknya jadi nggak terlalu overthinking lah ya. Bisa tuh dipraktekin kalau lo mau coba berkarya sebagai food vlogger atau food content creator lainnya. (*/)