Banyak cara buat jadi viral secara instan di TikTok. Salah satunya dengan memanfaatkan elemen suara yang ada di platform itu Civs. Saran gue, mungkin lo bisa mulai coba belajar speed up songs buat jadi relevan di TikTok.
FROYONION.COM - Banyak yang bilang kalau platform TikTok itu lebih memudahkan kreatornya yang baru-baru bikin akun buat mendapat popularitas dengan serangkaian algoritma yang mereka miliki. Konsistensi sama mengikuti tren jadi salah satu cara yang bisa membuat TikTok bantu lo bikin video jadi trending.
Kalau di platform ini, kita mengenal istilah FYP a.k.a for your page yang jadi salah satu indikator viral atau enggaknya video yang lo bikin. Biasanya lewat FYP, TikTok bakal ngasih rekomendasi video random yang sesuai dengan minat penggunanya. Nah dengan begitu, konten yang lo buat bakal lebih banyak penontonnya dan jadi populer.
Beberapa teman gue yang sekarang nyemplung ke industri TikTok pun merasakan hal yang sama. Mereka menilai kalau platform ini lebih 'ramah' kepada kreator baru dan kecil dengan memberikan serangkaian panduan hingga bantuan buat jadi viral. Balik lagi, ini gara-gara algoritmanya yang berbeda dengan Twitter, Facebook, Instagram, YouTube, atau platform sosmed lainnya.
Cukup terlihat sih jumlah penonton video dengan followers yang sedikit terkadang juga bisa sangat menakjubkan. Salah satu pendorongnya itu ya fitur FYP di TikTok menurut gue.
Nah, buat lo yang mungkin mau juga ikut terjun ke dunia TikTok mungkin bisa coba salah satu tips ini supaya bisa jadi FYP juga.
Backsound atau musik latar yang lo pake buat ngiringin konten lo itu sebenarnya punya pengaruh yang besar banget sama kemungkinan booming-nya video tersebut.
Tapi nggak cuma itu cuy ternyata kekuatan musik di TikTok. Kalau lo sadar, mungkin di era sekarang ini makin banyak lagu-lagu asik yang sebenarnya sudah jarang didengar orang tapi tiba-tiba jadi viral lagi.
Kenapa itu bisa terjadi? Salah satunya adalah aransemen ulang lagu tersebut jadi lebih kekinian dan gampang dinikmati sama anak-anak zaman sekarang. TikTok pun punya banyak pengaruh buat bikin lagu-lagu jadi makin viral di era serba digital sekarang ini. Bayangin aja, gue kalau dengerin spotify aja kadang ada rekomendasi yang basisnya itu TikTok popular songs.
Lewat platform ini, salah satu cara yang populer dilakukan adalah dengan mempercepat tempo dan musik dari lagu pop atau lainnya. Cara ini dikenal dengan istilah remix nightcore (musik ritme cepat yang diikuti perubahan nada vokal) atau bisa dibilang juga speeding up songs.
Sekitar 130-150 persen dari tempo awal sebenarnya sudah cukup buat menarik perhatian banyak netizen di jagat TikTok.
Kalau lo anak generasi 90 atau 2000-an pasti sangat familiar dengan "Chipmunk Song” yang mungkin bikin lo sangat eargasm kala itu.
Nah, konsepnya sebenarnya sama dengan suara-suara Chipmunk (tokoh fiksi dengan suara pitch tinggi) dulu itu. Produser lagu di TikTok ini meningkatkan tempo musik hingga pitch dari audio yang ada sehingga lebih tinggi dan ramah dengan platform tersebut.
Ada satu artikel menarik yang gue temuin di situs Whynow. Mereka secara gamblang mempertanyakan kenapa TikTok terobsesi mempopulerkan lagu yang memiliki tempo dipercepat.
Ternyata, formula ini dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif buat mereka yang hanya sekedar mencari suara yang cocok dengan visual untuk ditampilkan dalam waktu singkat. Lagi-lagi, hal ini efektif karena platform TikTok mendukung. Video yang biasanya tersebar di TikTok hanya berkisar pada waktu 15-30 detik.
Aplikasi ini dirancang untuk memperlihatkan video-video pendek sehingga memerlukan musik yang mudah dipahami.
Kalau menurut salah seorang produser musik Timothy Peters, mempercepat tempo lagu itu membantu pendengar untuk tidak banyak berpikir tentang apa yang dimaksud dari lagu tersebut. Jadinya mereka tidak akan banyak menganalisis makna lagu ataupun hal-hal teknis lain terkait lagu tersebut selama mendengarkan.
Misalnya lagu Counting Crows - Accidentally in Love yang dibuat jadi speed up version kini viral gara-gara dipakai buat ngiringin jogetan anak-anak TikTok selama 15 detik.
Lebih relevan kan? Soalnya kreator di platform ini juga butuh backsound cepat buat mengiringi konten mereka yang terbatas dengan durasi.
Pandangan lain yang juga senada dengan hal tersebut juga diungkapkan oleh mahasiswa untuk gelar PhD bidang Neurologi dari University of Melbourne Emmelyne Jack. Dia mengungkapkan kalau musik bertempo cepat bakal memunculkan banyak aktivitas di otak.
Hal tersebut pun menjadi lebih relevan di masa sekarang, apalagi setelah pandemi menyerang. Menurutnya, sekarang ini selera manusia bergeser ke sesuatu yang menciptakan rangsangan dopamin lebih banyak.
"Mendengarkan musik meningkatkan pelepasan neurotransmitter yang disebut dopamin atau hormon bahagia yang sering dikaitkan dengan kesenangan," kata Emmelyne sebagaimana dikutip dari Refinery29 (Group of Vice Media).
Bukan cuma buat video lo jadi viral, ternyata metode ini juga dinilai efektif buat bikin para pembuat lagu atau musisi kebanjiran listeners. Beberapa musisi top kelas dunia kayak DJ Alan Walker, Demi Lovato, hingga Michael Buble juga melakukan cara serupa.
Beberapa lagu yang sudah dirilis bertahun-tahun lalu, seolah 'dihidupkan kembali' para era sekarang melalui tren TikTok. Mereka pun merilis lagu dengan versi tempo yang dipercepat untuk memanfaatkan kesuksesan metode remix lagu ala netizen ini.
Cara kerjanya sederhana, jika lagu speed up karya netizen populer di TikTok maka orang lain akan mencari di platform streaming lagu resmi untuk mendengarkannya. Hal tersebut tentu bakal memantik lebih banyak pendengar lagu tersebut, sehingga penting untuk memiliki versi resmi yang dikeluarkan oleh penyanyinya.
Meskipun sebenarnya nggak semua lagu itu bisa dijadikan speed up cuma buat mendompleng popularitas.
"Jika salah satu lagu kami tidak terlalu bagus di media sosial, maka kami coba mendorong untuk versi reverb yang diperlambat (tempo) atau versi yang dipercepat, dengan harapan itu akan menjadi viral," kata direktur label musik independen Inggris Kurate Music, Jamil Ahmed dikutip dari Le Monde France.
Well, tapi menikmati musik itu sekarang jadi preferensi masing-masing orang yang berbeda. Kita nggak bisa expect terlalu jauh cuma dengan bikin speed up songs segala sesuatunya jadi mudah di TikTok.
Balik lagi, sebenarnya musik seperti ini seolah menjadi penerus genre 'nightcore' yang populer di awal tahun 2000 an. Tapi, cara bermusik seperti itu saja bisa menjadi redup dan digantikan sama tren yang baru.
Kalau menurut lo, seberapa jauh sih musik di TikTok ini bisa jadi alat mendompleng popularitas? (*/)