
Menjadi seorang perfeksionis tentunya membawa dampak positif di kehidupan kita, terutama dalam dunia kerja. Namun siapa sangka, jika ternyata menjadi seorang perfeksionis bisa dianggap sebagai suatu kekurangan loh oleh perusahaan!
FROYONION.COM - Pernahkah kamu merasa saat melakukan pekerjaan atau sesuatu hal harus diselesaikan dengan sempurna tanpa celah sedikitpun?
Jika iya, bisa jadi kamu adalah seorang perfeksionis. Perfeksionis adalah seseorang yang memiliki kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan standar yang sangat tinggi dalam segala hal yang mereka lakukan.
Mereka memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan sempurna, bahkan hingga detail terkecil sekalipun.
Tanda-tanda lainnya bahwa kamu adalah seorang perfeksionis adalah bagaimana seorang perfeksionis cenderung sangat memperhatikan detail kecil pekerjaan mereka dan sangat peduli dengan kualitas pekerjaannya.
Dengan berfokus pada detail dan kualitas pekerjaan, seorang perfeksionis dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan efisiensi. Mereka biasanya tidak puas dengan hasil yang biasa-biasa saja dan selalu berusaha untuk mencapai tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi.
Selain itu, seorang perfeksionis cenderung mempunyai standar yang sangat tinggi dan selalu mencari kesempurnaan dalam pekerjaannya. Mereka selalu berusaha untuk mencapai standar yang sangat tinggi dan menjaga kualitas kerja yang prima. Dan seorang perfeksionis biasanya selalu mencari cara untuk meningkatkan pekerjaan mereka, mencapai tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi, atau menemukan cara yang lebih baik untuk menyelesaikan tugas.
Dari tanda-tanda tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang perfeksionis tentunya membawa dampak positif di kehidupan kita, terutama dalam dunia kerja. Sebagai seorang perfeksionis, kita akan memiliki tingkat kualitas kerja yang tinggi. Dan karena perfeksionis sering berusaha mencapai kesempurnaan, mereka cenderung memiliki tingkat disiplin dan ketekunan yang tinggi dalam mengikuti proses dan menyelesaikan tugas dengan baik.
Ada kalanya dalam sebuah wawancara kerja, ada kalanya HRD bertanya, “Coba sebutkan kelebihan dan kekurangan kamu.” Seorang perfeksionis pasti akan membanggakan karakter dirinya ini sebagai suatu kelebihan. Namun siapa sangka jika ternyata menjadi seorang perfeksionis bisa dianggap sebagai suatu kekurangan oleh suatu perusahaan.
Sebenarnya, memiliki sikap perfeksionis tidak selalu menjadi masalah. Jika sifat perfeksionis tersebut dikelola dengan baik, maka dapat menjadi kelebihan yang menguntungkan dalam pekerjaan. Namun, jika sifat perfeksionis ini tidak dikelola dengan baik, maka dapat menjadi kekurangan yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi kerja.
Bagaimana sikap perfeksionisme dalam dunia kerja bisa menghambat performa kerja kamu? Ada lima hal utama yang dapat menyebabkan perusahaan mempersepsikan sikap perfeksionis sebagai suatu kelemahan, yaitu sebagai berikut:
Perfeksionis cenderung menuntut kesempurnaan dari diri mereka sendiri, dan ketika mereka tidak memenuhi standar yang mereka tetapkan, mereka mungkin merasa kecewa, tertekan, atau tidak berharga. Perfeksionis seringkali merasa bahwa keberhasilan mereka bergantung pada pencapaian mereka, dan ketika mereka tidak mencapai target yang mereka tetapkan, mereka merasa gagal dan tidak berarti. Mereka melihat kesalahan atau kegagalan sebagai kegagalan pribadi, bukan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Hal ini dapat menyebabkan stres yang berlebihan, kecemasan, dan depresi yang berlebihan.
2. Kesulitan menyelesaikan pekerjaan
Karena perfeksionis cenderung memperhatikan detail dan berjuang untuk kesempurnaan, mereka mungkin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyelesaikan tugas tertentu dan merasa sulit untuk puas dengan hasil kerja mereka. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam menyelesaikan tugas dan menyulitkan penyelesaian tugas dalam batas waktu yang diberikan.
3. Memiliki standar yang tidak realistis
Perfeksionis sering membuat tuntutan yang sangat tinggi dan sulit dicapai pada diri mereka sendiri dan orang lain. Hal ini dapat membuat ketidakpuasan dengan apa yang sebenarnya merupakan pekerjaan yang cukup bagus. Mereka sering mengharapkan hasil yang lebih baik lagi dan tidak bisa merasa puas dengan pencapaian mereka sendiri.
4. Sulit untuk menerima kritik
Seorang perfeksionis cenderung merasa terganggu jika pekerjaannya dikritik atau disalahkan oleh orang lain, meskipun kritik itu bermanfaat. Ketika perfeksionis menerima kritik atau umpan balik, perfeksionis seringkali merasa terancam atau diserang dan kemudian cenderung melakukan denial atau mengabaikan kritik tersebut. Namun, hal ini bisa menjadi masalah jika kritik yang diterima memang benar dan bersifat membangun.
5. Tidak suka mengambil risiko
Seorang perfeksionis cenderung tidak suka mengambil risiko atau mencoba hal baru karena takut gagal atau tidak mencapai tingkat kesempurnaan yang diinginkannya. Ini dapat menyebabkan mereka kehilangan peluang dan pengalaman baru, serta membuat mereka merasa terjebak di zona nyaman mereka.
Jika ternyata kamu adalah seorang perfeksionis, kamu harus bisa untuk mengendalikan pikiran dan perilaku agar tidak menjadi terlalu berlebihan atau merugikan diri sendiri. Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengelola sikap perfeksionisme adalah:
Seorang perfeksionis harus belajar untuk mengenali batasan waktu dan sumber daya serta menentukan prioritas dalam pekerjaannya. Kamu harus memilih tugas yang paling penting dan memfokuskan upaya pada tugas tersebut. Kamu bisa bereksperimen dengan membuat daftar prioritas dan memilih tugas yang benar-benar penting untuk dikerjakan dengan sempurna, sementara tugas lain mungkin bisa diselesaikan dengan standar yang lebih rendah.
2. Tetapkan standar yang realistis
Seorang perfeksionis harus belajar untuk menetapkan standar yang realistis dalam pekerjaannya. Kamu harus memahami bahwa kesempurnaan bukanlah sesuatu yang selalu dapat dicapai
3. Belajar untuk menerima kesalahan
Seorang perfeksionis harus belajar untuk menerima kesalahan dan kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan berkembang. Kamu harus memahami bahwa kesalahan bisa menjadi kesempatan untuk belajar dan meningkatkan keterampilan serta merupakan bagian dari proses belajar dan berkembang.
4. Berkolaborasi dengan orang lain
Seorang perfeksionis harus belajar untuk berkolaborasi dengan orang lain dan belajar untuk menerima masukan dan kontribusi dari rekan kerja dan atasan. Kolaborasi dapat membantu menghasilkan ide-ide baru dan memperkuat hubungan kerja.
5. Fokus pada hasil akhir yang diinginkan
Seorang perfeksionis harus tetap fokus pada hasil akhir yang diinginkan dan belajar untuk mengambil tindakan yang tepat dalam mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, kamu harus mempertimbangkan keseimbangan antara waktu, sumber daya dan kualitas pekerjaan.
Mengontrol perfeksionisme memang tidak mudah, namun dengan perencanaan yang baik dan dukungan dari orang lain, kamu pasti bisa menjadi lebih produktif dan efisien dalam bekerja. (*/)