In Depth

KENAPA NGGAK BISA BANDINGIN PENANGANAN KASUS DEA ONLYFANS DAN KASUS KORUPSI

Kalau soal moral, tindakan membeli konten pornografi adalah hal yang salah. Tapi siapa kita sampai harus ikut menghakimi orang lain atas tindakannya?

title

FROYONION.COM - Civs! Belakangan ini dunia per-sosmed-an Indonesia tengah dihebohkan dengan terciduknya kreator konten OnlyFans, Dea. Kasus yang mencuat ini pun segera memancing beragam komentar dari netizen karena ikut menyeret nama seorang komedian kondang.

Setelah berhasil menciduk Dea, kepolisian diketahui juga gencar mengusut komedian berinisial 'M' yang menjadi pemborong 76 video Dea OnlyFans tersebut. Tak lama berselang akhirnya terungkap bahwa sosok komedian tersebut yaitu Marshel Widianto.

Nah, melihat tindak-tanduk kepolisian yang demikian, netizen mulai rame mengeluarkan beragam komentar dengan nada menyindir.

“Yang penting ga pake duit rakyat!”

“Kurang kerjaan diusut, noh usut tikus berdasi”

“Marshel Widianto, beli video gituan, saya ga rugi, negara ga rugi, diusutnya cepet. Koruptor, ngambil duit negara, saya rugi, negara rugi, diusutnya lama. Memang, kalo urusan skidipapap selalu diusut lebih dulu dan lebih cepat”

Uniknya, ketika Marshel menyampaikan permintaan maaf atas kenakalannya melalui posting-an Instagram, banyak artis, seleb, maupun netizen yang menyemangatinya.

“Santai Sel, bakal jadi becandaan doang ini mah, gak bikin citra jadi buruk”

“Masih mending loh mau modal gak gratisan”

“Mangat Acey, santuyyy

Tak banyak yang menghujat membuat atmosfer di kolom komentar menjadi lebih adem dan suportif bagi Marshel yang sedang bergelut dengan kasusnya.

MARSHEL DICIDUK, NETIZEN BIASA SAJA

Melihat kasus tersebut Civs juga harus kritis nih, terutama dalam hal mengeluarkan komentar.

Kalau kita scroll terus ke bawah kolom komentar posting-an Instagram Marshel, pasti Civs akan menemukan banyak sekali komentar yang menyemangati. Namun, terdapat juga beberapa komentar panas yang menyalahi dan menghakimi Marshel atas tindakannya tersebut.

Lantas, kenapa lebih banyak netizen yang menyemangati dibandingkan menghujat?

Well, kemungkinan terbesar karena netizen paham betul bahwa kenakalan Marshel tidak seharusnya sampai diusut oleh kepolisian.

Kalau soal moral, yesss, tindakan membeli konten pornografi adalah hal yang salah. Tapi, mari kita pikir-pikir lagi:

Siapakah kita sampai harus ikut-ikutan menghakimi orang atas tindakannya?

Apakah kasus tersebut merupakan hal yang seharusnya kita urus?

Apakah kita dirugikan atas kasus tersebut?

No, kita bukan polisi atau hakim yang berhak menyatakan dan menghakimi orang bersalah atas perbuatannya. Bukan wewenang kita untuk mengurusi kasus itu, dan kita juga tidak dirugikan.

Let’s be honest, apakah Civs tidak pernah menonton konten vulgar seperti itu?

Di titik ini, pernah menonton kira-kira sama halnya dengan membeli atau memiliki konten vulgar, sama-sama dilarang secara norma maupun agama.

Bedanya kenakalan Marshel terungkap hingga ke publik, sedangkan kenakalan kita masing-masing masih rahasia.

Beruntung masih banyak netizen yang smart dalam berkomentar sehingga Marshel tidak dihujat habis-habisan. Banyak yang memberi semangat, tak sedikit juga yang mencoba menghibur, tentu saja bukan untuk mendukung atau membenarkan tindakan Marshel, melainkan agar dia tidak sampai down.

Nah, Civs juga harus menjadi bagian dari netizen yang baik dan tidak mengeluarkan hate comment. Cukup konsumsi beritanya, berkomentar jika diperlukan.

BACA JUGA: BUKAN ONLYFANS, KREATOR LOKAL JUGA BISA BERKARYA LEWAT PLATFORM KARYA ANAK BANGSA INI

ONLYFANS DIUSUT, NETIZEN PERTANYAKAN KASUS KORUPSI

Banyak netizen yang merasa kepolisian bergerak begitu cepat dalam mengusut kasus OnlyFans dan mulai membandingkannya dengan korupsi yang dinilai sangat lamban diusut. Apakah Civs juga merasa seperti itu?

Kalau iya, mari kita berpikir sedikit lebih cerdas dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Apakah kasus OnlyFans dan korupsi adalah 2 hal yang sama? Jelas tidak sama, satunya berkaitan dengan pornografi sedangkan satunya lagi makan uang rakyat.
  • Tugas siapa mengusut kasus-kasus pornografi? Itu tugasnya kepolisian, jelas polisi bergerak cepat.
  • Tugas siapa mengusut kasus-kasus korupsi? Itu tugasnya KPK, bukan tugas polisi.

Dengan menjawab ketiga pertanyaan tadi Civs jadi tau kalau membandingkan kasus OnlyFans dengan korupsi sebenarnya tidak apple to apple karena itu 2 kasus yang berbeda jenis. Selain itu, 2 kasus tersebut menjadi tanggung jawab dua instansi negara yang berbeda pula, jadi kinerjanya mungkin tidak akan sama.

Akan lebih pas kalau netizen membandingkan kasus OnlyFans dengan ‘klitih’ karena keduanya menjadi tanggung jawab kepolisian.

Balik lagi pada keresahan netizen, emang polisi sekurang kerjaan itu ya sampai Dea dan Marshel diusut oleh kepolisian?

Civs, kepolisian bekerja atas dasar laporan masyarakat. Bisa jadi sudah banyak masyarakat yang melaporkan Dea karena sering menyebarkan video-video vulgar. Dari beberapa sumber berita, kepolisian menyatakan bahwa Dea sudah menjadi incaran sejak lama.

Bagaimana dengan Marshel yang hanya membeli konten-konten Dea OnlyFans?

Marshel baru akan dipanggil oleh kepolisian untuk menjalani pemeriksaan, belum ada ketetapan bahwa dia bersalah. Hal itu terjadi tentu saja karena polisi membutuhkan berbagai informasi dari Marshel terkait kasus tersebut. 

CATATAN PENTING BIAR TAMBAH SMART

Civs, ada beberapa hal penting yang harus benar-benar ditanamkan dalam mindset supaya kedepannya kamu makin cerdas dalam menanggapi berita apapun itu.

  1. Peran kamu adalah mengkonsumsi bukan menghakimi. Ketika ada berita konsumsi itu hanya sebagai informasi biar update perkembangan berita dalam maupun luar negeri, bukan untuk menjadi bahan hate comment.
  2. Menyemangati seseorang yang sedang tersandung kasus bukan berarti kamu mendukung perbuatan negatifnya, melainkan membantu dia agar tidak merasa terlalu tertekan. Perbuatannya mungkin salah, biarkan itu menjadi tugas hakim dan kepolisian.
  3. Ketika kamu mulai berpikir untuk menghujat, cobalah untuk mempertanyakan diri kamu sendiri. Apakah kamu sosok yang sempurna sehingga kamu merasa berhak menghujat orang lain? Itu akan membantu agar kamu tetap merasa humble dan tidak menghujat orang lain.

So yeah, Civs sekalian, mari kita merubah cara kita menanggapi berita dan menjauhi hate comments. (*/)

BACA JUGA: ‘DEA ONLYFANS’ DITANGKAP: NGGAK DITAHAN KEPOLISIAN, SAMPE KLARIFIKASI DEDDY CORBUZIER SOAL ‘CEPU’

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Panra

Freelancer yang tertarik mendalami dunia konten dan programming