In Depth

JELANG PEMILU 2024, INI TIPS BUAT ANAK MUDA YANG BAKAL MENCOBLOS PERTAMA KALI

Pemilu 2024 jadi ajang yang bakal banyak diikuti sama pemilih pemula. Tulisan ini bisa jadi panduan buat kalian yang mungkin nggak terlalu demen sama politik tapi masih tergerak untuk buat perubahan positif untuk bangsa dan negara.

title

FROYONION.COM - Politik dan anak muda seringkali menjadi bagian yang nggak boleh terpisahkan. Anak muda lintas generasi harus menyadari penuh jika dirinya mau tidak mau pasti akan terlibat dengan politik (meski bukan politik praktis). Begitu juga dengan dunia politik, anak muda menjadi salah satu elemen penting. 

Setidaknya konsep dan pemikiran dasar itu harus terpatri terlebih dahulu untuk menciptakan iklim demokrasi yang baik. 

Salah satu panggung politik terbesar yang akan dihadapi banyak anak muda mendatang ialah Pemilu 2024 nanti. Ajang ini menjadi ruang yang besar bagi banyak milenial dan Gen Z untuk berpartisipasi. Merujuk Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4), proporsi pemilih pada pemilu 2024 mendatang didominasi oleh pemilih berusia 17-39 tahun (55-60%). Angka ini termasuk besar sekali.

Dengan menyadari hal tersebut, perspektif anak muda bisa menjadi sangat relevan kelak. Maka dari itu, jadi hal yang penting untuk anak muda sebagai pemilih pemula nantinya bisa engage dengan politik itu sendiri. Mungkin sering terdengar klise, tapi apa yang menjadi pilihan kalian nantinya akan berdampak pada bagaimana negara ini bergerak di kemudian hari. 

Nah, seringkali mungkin Gen Z (mereka yang lahir antara 1995-2010) kebingungan ketika baru pertama kali berhadapan dengan isu politik. 

BACA JUGA: GIMANA SIH POLITIK BISA KLOP SAMA ANAK MUDA?

Untuk mengulas fenomena mendatang ini, tim Froyonion.com berbincang dengan seorang praktisi hukum dan ilmu kepemiluan dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM/ IBLAM School of Law, Andri Sutrisno

Andri Sutrisno memberikan sejumlah saran bagi kamu yang nanti bakal mencoblos perdana di tahun 2024. (Foto: Dok. pribadi Andri Sutrisno)
Andri Sutrisno memberikan sejumlah saran bagi kamu yang nanti bakal mencoblos perdana di tahun 2024. (Foto: Dok. pribadi Andri Sutrisno)

Menurutnya, politik menjadi penting bagi anak muda mengingat panggung tersebut menampung banyak kekuasaan, kepentingan, hingga nilai-nilai dan aspirasi masyarakat. Tujuan akhirnya tentu untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama, makanya panggung ini bersifat kolektif. 

Buat anak muda, menurut Andri, politik menjadi ruang dan platform untuk bisa beradu argumen, diskusi dan kolaborasi dalam pembuatan suatu keputusan politik. Bisa kita bayangkan kalau politik itu menjadi relevan dengan anak muda, maka akan banyak kebutuhan dan keberagaman dalam pikiran kita yang akan terwakilkan juga. 

"Representasi anak muda perlu juga untuk merasakan bahwa suara dan perspektif mereka diakui dan diwakili dalam lembaga-lembaga politik. Kebutuhan untuk mewakili dan menggambarkan keragaman anak muda dalam kebijakan dan keputusan politik adalah penting untuk memastikan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu yang relevan bagi mereka," kata Andri saat berbincang dengan tim Froyonion.com, Rabu (10/5).

FIRST TIME VOTERS

Supaya nggak salah langkah, Andri punya beberapa tips yang bisa dilakukan pemilih pemula nanti. 

Sebelum jauh terlibat dan ngulik-ngulik seputar pemilu, pertama-tama penting buat anak muda merasa nyaman dulu ketika sudah berbicara tentang politik. Caranya gimana? Pada tahap ini sebenarnya dibutuhkan kesadaran kolektif bukan hanya dari para voters atau pemilih nantinya. 

BACA JUGA: NGOBROLIN POLITIK DI INDONESIA BERSAMA POLITISI MUDA FARAH SAVIRA

Andri beranggapan kalau sebenarnya anggapan ‘anak muda apolitik’ itu bisa muncul karena adanya ketidakpercayaan terhadap sistem politik. Akhirnya membuat mereka jadi tidak minat dan memahami politik itu sendiri. 

Tentunya, salah satu penyebab anggapan itu bisa karena fokus permasalahan yang dihadapi anak muda tidak terwakilkan. “Persepsi bahwa politik adalah arena yang dipenuhi keserakahan dan ketidakjujuran,” ucap dia. 

Tapi di luar itu semua, jangan lupa kalau anak muda punya peranan penting di pemilu 2024 nanti. Akan banyak pemilih pemula yang mungkin baru pertama kali punya hak suara, baik itu di pemilihan presiden ataupun pemilihan legislatif. 

Kedua, penting buat anak muda menyeleksi politisi atau kebijakan politik yang diusung setiap calon. Informasi terbuka lebar sehingga bisa dicari melalui berbagai platform. Salah satu cara praktis untuk dilakukan apabila merasa terlalu banyak informasi, kalian bisa melihat politisi yang memiliki visi dan misi selaras dengan apa yang kalian percayai dan pedulikan. 

Perhatikan rekam jejak masing-masing calon yang ada. Kalian bisa melihat prestasi atau kontroversi yang mungkin dilakukan mereka, termasuk apabila ada sandungan kasus hukum yang terjadi. 

Biasanya jelang pesta demokrasi begini akan banyak program-program di TV ataupun media sosial yang menampilkan debat ataupun diskusi antar para calon. Nah, mungkin kalian bisa mulai membiasakan diri menyaksikan tayangan itu nanti untuk tahu gagasan mereka. 

Ketiga, pantau terus kinerja dan sepak terjang calon pilihan kalian setelah pemilu selesai. Jika perwakilan terpilih, jangan kesampingkan pandangan dan isu-isu krusial yang menurut kalian penting untuk didalami. 

Akan banyak diskusi ataupun forum-forum resmi yang diselenggarakan sehingga anak muda juga bisa turut serta dalam membangun iklim demokrasi yang sehat. Andri  mengatakan jika demokrasi yang ideal itu perlu partisipasi aktif dari semua pihak. 

Pada hakikatnya pesta demokrasi yang ideal memerlukan  sebuah proses yang panjang dan kompleks, dan hal tersebut membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah, partai politik, masyarakat, dan pemilih,” ucap Andri menegaskan. 

Buat gambaran, dunia politik itu seringkali memandang anak muda hanya sebagai pangsa pasar besar yang harus digaet. Seperti data di atas tadi, kita bisa membayangkan tentunya bagaimana para politisi sekarang ini berlomba-lomba untuk tampil seolah ‘paling gaul dan anak muda’, padahal nggak ada nilai-nilai perjuangan anak muda itu sendiri yang mereka bawa. 

BE RELEVANT

Dari kacamata seorang Andri Sutrisno, setidaknya ada lima isu politik yang kini selalu menjadi topik pembicaraan. Banyak di antaranya mencuat karena memang terkait dengan kehidupan kita sehari-hari. 

  1. Pemulihan ekonomi, apalagi setelah pandemi Covid-19. Isu ekonomi seringkali jadi prioritas utama bukan karena juga akan berdampak langsung pada masyarakat. Makanya, jangan sampai kalian ketinggalan buat update terus tentang kinerja para wakil rakyat ataupun pemerintah di sektor ini. Pelototi semua program, stimulus, insentif, hingga pergerakan investasi yang dilakukan. Nggak mau kan pasti uang pajak yang kalian bayarkan itu dihambur-hamburkan sama pejabat kayak beberapa kejadian yang viral belakangan ini.
  2. Reformasi Birokrasi, selama ini masih sebatas jadi jargon. Digitalisasi dan efisiensi di sektor pelayanan publik nyatanya masih belum maksimal. Transparansi dan akuntabilitas untuk meminimalisir korupsi juga masih banyak yang nggak berjalan mulus, kan?
  3. Kepemimpinan, masing-masing figur dan tokoh yang dipilih memimpin negeri nyatanya justru malah banyak tersandung masalah. Entah Gubernur lah, Kepala Dinas lah, atau Bupati dan lainnya seringkali disorot publik bukan karena prestasinya berhasil mengembangkan negeri.
  4. Masalah hak asasi manusia. Isu ini terus menjadi perhatian di kalangan masyarakat Indonesia. Perlindungan hak minoritas, kebebasan berpendapat, hak buruh, hak perempuan tentunya masih sangat butuh perbaikan.
  5. Desentralisasi dan otonomi daerah. Isu ini sebenarnya penting untuk diikuti namun cenderung kurang populer. Selama ini pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah, tapi nyatanya seolah upaya itu berbanding terbalik dengan hasilnya.

“Pada dasarnya politik mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, termasuk pemerintahan, kebijakan publik, hukum, partai politik, pemilihan umum, diplomasi, hubungan internasional. Kemudian, proses pengambilan keputusan yang melibatkan negara atau pemerintah serta melibatkan pembentukan dan pengaruh opini publik, pembagian sumber daya, pengaturan konflik, dan perebutan kekuasaan,” cetus dia. 

Ingat, pemilu sebagai pesta demokrasi terbesar sebentar lagi. Jangan mau menjadi anak muda yang cuma dilihat sebagai angka saja! (*/)

BACA JUGA: CARA BERTAHAN DARI KEHIDUPAN KAMPUS YANG PENUH UNSUR POLITIK

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!