In Depth

JANGAN BAPERAN! INI DIA KENAPA STOICISM GAK SELALU BENER

Banyak orang yang coba-coba, bahkan maksain diri mereka untuk menjadi stoic. Tapi kenyataannya, apakah stoic cocok untuk semua orang?

title

FROYONION.COM - Kita udah sering banget denger kata stoicism, kan? Bagi beberapa orang, stoicism ini kayak jadi the holy grail buat ngatasin masalah hidup. Tapi, jangan-jangan kita cuma jadi korban hoax tentang stoicism yang sebenarnya? Hmm, mungkin kita perlu ngebahas lebih dalam soal ini.

Bener nggak sih, stoicism ini bisa bikin hidup jadi lebih bahagia dan kuat? Atau, jangan-jangan kita malah jadi kehilangan sisi manusiawi kita dan nggak bisa ngerasain emosi lagi? 

Nah, di artikel kali ini, gue bakal bahas the false promise of stoicism yang seringkali kita terima begitu aja. Kita bakal bahas juga kenapa nggak semua orang cocok jadi stoics dan apa aja yang harus kita lakukan buat ngembangin diri kita tanpa harus ngorbanin sisi manusiawi kita.

Jadi, siap-siap aja, Civs. Kita bakal membuka diri buat melihat stoicism dari sudut pandang lain yang mungkin belum pernah kita pikirkan sebelumnya. Are you ready? Let's get started!

STOICISM ITU NGGAK SESIMPEL STAYING CALM, ADA NUANSA LAIN YANG PERLU LO KETAHUI

Gue yakin lo pernah denger kata-kata kayak stay calm and carry on, kan? Nah, mungkin itu konsep dasarnya stoicism yang bikin orang jadi suka banget sama filosofi ini. Tapi, jangan sampai kita jadi salah kaprah dan berpikir stoicism itu cuma soal "nggak boleh ngerasain emosi".

Faktanya, stoicism itu nggak segampang itu, Civs. Konsep dasarnya emang soal ngontrol emosi dan nggak terlalu terbawa-bawa perasaan, tapi ada nuansa lain yang perlu lo ketahui. Salah satunya adalah soal self-control. Jadi, nggak cuma soal ngontrol emosi aja, tapi juga soal ngontrol perilaku kita.

Misalnya, kita lagi punya target buat ngerjain suatu proyek yang besar. Dalam situasi ini, stoicism bisa membantu kita buat ngontrol diri dan nggak jadi terlalu gampang kehilangan fokus atau terlalu lelah. Tapi, jangan-jangan kita malah jadi terlalu stiff dan nggak bisa adaptasi dengan situasi yang berubah.

So, Civs, jangan sampai kita salah kaprah dan berpikir stoicism itu cuma soal stay calm. Karena kita harus ngelihat lebih dalam lagi soal ini, dan memahami nuansa lain yang ada di dalamnya.

BACA JUGA: STOIKISME: CEMAS HILANG, HIDUP TENANG

JANGAN-JANGAN, STOICISM ITU NGGAK COCOK BUAT ORANG YANG SUKA OVERTHINKING

Gue yakin banget lo pasti pernah merasa nggak tenang dalam pikiran dan terus-terusan merenungin hal-hal yang nggak penting. Nah, buat lo yang suka overthinking, mungkin stoicism nggak cocok banget buat lo.

Sebab, stoicism lebih menekankan pada ngontrol emosi dan perilaku kita, daripada terlalu memikirkan tentang masa depan dan hal-hal yang belum tentu terjadi. Jadi, kalau lo suka overthinking dan terus mikirin what if dalam hidup, mungkin lo bakal kesulitan dalam menerapkan prinsip-prinsip stoicism.

Tapi, tenang aja, civs. Bukan berarti lo nggak bisa mencoba untuk belajar dan mengaplikasikan stoicism dalam hidup lo. Yang penting adalah lo harus tahu batasan lo dan mencari cara yang cocok buat diri lo sendiri dalam mencapai ketenangan batin.

Misalnya, kalau lo suka overthinking, mungkin lo bisa mencoba meditasi atau terapi yang fokus pada pemikiran dan pikiran yang positif. Intinya, jangan berpikir kalau stoicism itu solusi satu-satunya untuk semua masalah kita. Kita perlu mencari cara yang tepat dan sesuai dengan diri kita sendiri.

PENTING JUGA NIH, BUAT INGAT BAHWA HIDUP ITU NGGAK SEMUDAH 1-2-3, BRO!

Sekarang kita udah bahas tentang tantangan buat orang yang suka overthinking dalam nerapin stoicism. Tapi, gue juga mau ngingetin lo civs, kalau hidup itu nggak semudah cuma 1-2-3.

Bukan berarti stoicism itu nggak berguna atau nggak punya manfaat buat hidup kita. Tapi, jangan sampai kita terjebak dalam pikiran kalau hidup itu harus selalu stay calm dan "nggak terpengaruh oleh emosi". Kita manusia, pasti ada kalanya kita merasa kesal, marah, sedih, atau cemas.

Jangan sampai kita mengabaikan perasaan-perasaan kita yang sebenarnya, atau bahkan menyembunyikan perasaan itu di balik sikap stoic yang kita tunjukkan ke orang lain. Kita perlu bisa menerima perasaan kita sendiri dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat.

Nggak cuma itu, hidup juga penuh dengan ketidakpastian dan tantangan yang nggak bisa diatasi cuma dengan stay calm aja. Kadang kita perlu mempertimbangkan konsekuensi dan risiko dari setiap pilihan yang kita ambil, dan itu nggak semudah cuma "tidak terpengaruh oleh emosi".

Intinya, civs, jangan sampai kita menganggap hidup itu cuma sekadar aplikasi konsep-konsep stoicism tanpa mempertimbangkan sisi manusiawi kita yang kadang lemah dan terpengaruh emosi. Kita perlu mencari keseimbangan antara ngontrol emosi dan juga menerima perasaan kita yang sebenarnya.

KENAPA GAK SEMUA ORANG COCOK JADI STOICS, ADA FAKTOR INI YANG PERLU LO PERTIMBANGKAN

Sebagai manusia, kita punya kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Jadi, nggak semua orang cocok dengan prinsip-prinsip stoicism. Ada faktor tertentu yang perlu lo pertimbangkan sebelum mencoba untuk menerapkan prinsip-prinsip stoicism ke dalam hidup lo.

Satu faktor penting yang perlu lo perhatikan adalah bagaimana cara lo mengatasi stres dalam hidup lo. Sebab, stoicism menekankan pada ngontrol emosi kita, dan kalau lo nggak bisa mengatasi stres dengan baik, mungkin stoicism akan membuat lo semakin tertekan.

Selain itu, lo juga perlu mengetahui tujuan hidup lo dan apa yang membuat lo bahagia. Sebab, stoicism lebih menekankan pada hidup yang sederhana dan tidak terlalu memikirkan keinginan dan ambisi yang besar. Jadi, kalau lo termasuk tipe orang yang ambisius dan suka bereksplorasi dalam hidup, mungkin filosofi stoicism nggak cocok buat lo.

Tapi, jangan khawatir. Nggak semua orang harus menjadi stoics untuk menjadi orang yang sukses dan bahagia dalam hidupnya. Yang penting adalah lo tahu siapa diri lo yang sebenarnya, tahu tujuan hidup lo, dan mencari cara yang tepat untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup lo.

STOICISM NGGAK MENJAMIN BAHAGIA, TAPI INI YANG HARUS LO LAKUKAN BUAT MENCAPAI KEBAHAGIAAN SEJATI

Nah, civs, ini dia hal yang paling penting: stoicism nggak menjamin lo akan bahagia, tapi setidaknya memberi lo cara untuk bisa hidup dengan tenang dan damai. Buat mencapai kebahagiaan sejati, ada beberapa hal yang perlu lo lakuin.

Pertama, lo perlu menemukan arti kebahagiaan versi lo sendiri. Banyak orang berpikir kalau kebahagiaan itu datang dari kekayaan dan kemewahan, tapi itu nggak selalu benar. Setiap orang punya definisi kebahagiaan yang berbeda-beda, jadi lo perlu menemukan arti kebahagiaan lo sendiri.

Kedua, lo perlu berpikir positif dan bersyukur. Dalam stoicism, kita diajarkan untuk nggak terlalu fokus pada hal-hal yang nggak bisa kita kontrol dan memfokuskan diri pada hal-hal yang bisa kita kontrol. Salah satunya adalah sikap dan pemikiran positif dalam hidup. Jangan lupa selalu bersyukur atas segala hal yang lo miliki dalam hidup lo.

Ketiga, jangan takut untuk mencari bantuan. Bahagia itu nggak selalu bisa dicapai sendiri, jadi jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang lain. Bisa dari keluarga, teman, atau bahkan profesional seperti psikolog.

Jadi, Civs, stoicism nggak menjamin kebahagiaan dalam hidup lo, tapi bisa membantu lo untuk hidup dengan lebih tenang dan damai. Ingat, kebahagiaan itu bukan sesuatu yang instan dan harus lo kerjakan setiap hari. Jadilah diri lo sendiri, cari arti kebahagiaan versi lo sendiri, berpikir positif, dan jangan takut mencari bantuan jika lo membutuhkannya. 

MENDING JADI MANUSIA AUTHENTIC DARIPADA JADI STOICS PALSU

Sebenernya civs, nggak usah terlalu terpaku dengan konsep stoicism kalau emang nggak sesuai sama diri lo. Jangan memaksakan diri menjadi stoics yang palsu hanya karena ingin terlihat kuat dan tangguh di mata orang lain. Lebih baik jadi manusia authentic alias jadi diri sendiri aja, civs.

Banyak orang yang ngerasa tertekan untuk menjadi stoics karena terlalu banyak inspirasi dan motivasi di media sosial tentang betapa keren dan tangguhnya para stoics ini. Padahal, kenyataannya nggak semua orang cocok dan nyaman dengan konsep stoicism. Setiap orang punya caranya sendiri untuk menghadapi masalah dan stres dalam hidup.

Jadi, kalau lo merasa lebih nyaman dengan mengekspresikan perasaan lo dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat lo, itu bukan berarti lo lemah atau nggak tangguh. Sebaliknya, lo justru menunjukkan keberanian dan kejujuran pada diri sendiri.

Ingat, Civs, stoicism bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi kuat dan tangguh dalam hidup. Lebih penting lagi, jadi diri sendiri dan menerima kelebihan serta kekurangan adalah kunci untuk menjadi manusia yang authentic dan bahagia. Jadi, jangan terlalu memaksakan diri untuk menjadi stoics yang palsu, tapi jadilah diri sendiri dan temuin cara lo sendiri untuk meraih kebahagiaan dalam hidup lo.

Nah, gitu deh Civs, itulah beberapa hal yang perlu lo pertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjadi stoics atau mengikuti konsep stoicism dalam hidup lo. Ingat, stoicism nggak bisa menjamin kebahagiaan hidup lo, tapi jangan salah juga, ada banyak hal yang bisa lo pelajari dan terapkan dari konsep ini untuk membuat hidup jadi lebih bermakna dan terarah.

Yang paling penting, jangan lupa untuk tetap menjadi diri lo sendiri, jangan memaksakan diri menjadi stoics yang palsu atau siapa pun yang lo nggak benar-benar adalah. Jadilah manusia authentic dan temukan cara lo sendiri untuk meraih kebahagiaan sejati dalam hidup lo.

Dan untuk mengakhiri artikel ini, aku gue sebuah quote dari Marcus Aurelius, seorang tokoh stoicism terkenal, yang bisa menginspirasi lo untuk menjalani hidup lo dengan lebih baik:

“The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts." - Marcus Aurelius.

Jadi, mulai sekarang, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menghambat lo dalam mencapai kebahagiaan lo. Buat pikiran lo selalu positif dan fokus pada hal-hal yang membangun dalam hidup lo. Selamat mencoba! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Naam Amta Muh Shinin

Coder, writer, and Pengagum Amartya Sen