Hydrophobia dan aquaphobia, keduanya sama-sama menimbulkan ketakutan pada air, namun apa perbedaannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
FROYONION.COM - hydrophobia dan aquaphobia adalah dua kondisi yang serupa namun memiliki perbedaan yang signifikan.
Keduanya merupakan gangguan kecemasan yang berhubungan dengan air, tetapi mereka memiliki karakteristik dan penanganan yang berbeda.
hydrophobia, juga dikenal sebagai rabies adalah kondisi medis yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat. Virus ini biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi, seperti anjing atau kelelawar. Salah satu gejala khas dari hydrophobia adalah ketakutan yang luar biasa terhadap air atau air liur. Ini bukanlah ketakutan yang berhubungan dengan kecemasan psikologis, melainkan merupakan respon fisik terhadap rangsangan air pada penderita rabies.
Orang yang menderita hydrophobia mengalami kesulitan menelan, berakibat pada ketakutan dan kejang saat terpapar air atau hanya mendengar suara air. Ini karena virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat dan mengganggu fungsi normal tubuh. Kontraksi otot yang tidak terkontrol dan kesulitan menelan membuat penderita hydrophobia tidak dapat mengonsumsi cairan dengan lancar termasuk air.
Selain ketakutan terhadap air, gejala-gejala lain dari hydrophobia meliputi kecemasan ekstrim, agitasi, halusinasi, kelemahan otot, dan kesulitan tidur. Gangguan ini serius dan berpotensi mematikan jika tidak ditangani dengan cepat. Pengobatan segera, seperti imunisasi rabies dan perawatan medis yang intensif, diperlukan untuk memberikan kesempatan bertahan hidup bagi penderita.
BACA JUGA: TERJEBAK DALAM PERILAKU BERULANG? MARI PAHAMI OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER
Sementara itu, aquaphobia adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan ketakutan yang berlebihan dan tidak wajar terhadap air. Ini adalah jenis fobia spesifik yang masuk ke dalam kelompok gangguan kecemasan. Penderita aquaphobia akan mengalami kecemasan yang sangat parah ketika terpapar air atau hanya berpikir tentang air. Ketakutan ini bisa mencakup air dalam berbagai bentuk, termasuk air di kolam renang, sungai, laut, bak mandi, atau bahkan hanya air minum.
Seseorang dengan aquaphobia mungkin mengalami serangan panik atau kecemasan yang sangat parah ketika berada di sekitar air. Gejala fisik yang sering terjadi termasuk detak jantung yang cepat, sesak napas, keringat berlebihan, gemetar, atau bahkan pingsan. Penderita juga cenderung menghindari situasi atau tempat yang berhubungan dengan air, seperti pergi ke pantai atau mengikuti kegiatan air.
Penyebab aquaphobia dapat bervariasi, mulai dari pengalaman traumatis masa lalu yang melibatkan air, pengaruh genetik, hingga faktor lingkungan. Fobia umumnya dapat diobati melalui terapi perilaku kognitif atau penggunaan teknik relaksasi.
BACA JUGA: DECIDOPHOBIA, SI TAKUT DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Penyebab: Hydrophobia disebabkan oleh infeksi virus rabies yang mempengaruhi sistem saraf pusat, sementara aquaphobia adalah hasil dari faktor psikologis seperti pengalaman traumatis atau ketidakmampuan untuk mengatasi ketakutan irasional.
Gejala: Hydrophobia menunjukkan gejala fisik dan neurologis, termasuk kesulitan menelan, kontraksi otot yang tidak terkontrol, kelemahan otot, halusinasi, dan kecemasan ekstrem. Sementara itu, aquaphobia menyebabkan kecemasan berlebihan yang memicu serangan panik, detak jantung yang cepat, sesak napas, dan gejala kecemasan lainnya.
Pengobatan: Hydrophobia membutuhkan perawatan medis segera dan intensif, seperti imunisasi rabies dan perawatan simtomatik. Untuk aquaphobia, terapi perilaku kognitif dan terapi desensitisasi sering digunakan untuk membantu individu mengatasi ketakutannya.
Sifat Kondisi: Hydrophobia adalah kondisi medis yang serius dan berpotensi mematikan jika tidak ditangani dengan cepat. Sebaliknya, aquaphobia adalah kondisi psikologis yang dapat diatasi melalui terapi.
Hydrophobia dan aquaphobia adalah dua kondisi yang berhubungan dengan air, tetapi dengan perbedaan yang signifikan. Hydrophobia adalah kondisi medis yang disebabkan oleh infeksi virus rabies dan menyebabkan ketakutan terhadap air sebagai respons fisik.
Di sisi lain, aquaphobia adalah jenis fobia spesifik yang melibatkan ketakutan berlebihan dan irasional terhadap air, yang disebabkan oleh faktor psikologis. Dengan pemahaman yang jelas tentang perbedaan antara kedua kondisi ini, kalian dapat mengenali gejala dan dapat memastikan penanganan yang sesuai untuk individu yang terkena dampak.
BACA JUGA: FAKTA DAN MITOS SI IMPOSTOR SYNDROME
Berikut adalah ciri-ciri yang dapat membantu mengidentifikasi hydrophobia dan aquaphobia.
Ketakutan terhadap air, penderita hydrophobia akan mengalami ketakutan yang luar biasa terhadap air atau air liur. Mereka mungkin merasa cemas, panik, atau mengalami kejang saat terpapar air atau hanya mendengar suara air.
Kesulitan menelan, salah satu gejala utama hydrophobia adalah kesulitan menelan. Penderita mengalami kesulitan menelan cairan, termasuk air. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot yang tidak terkontrol di sekitar tenggorokan.
Gejala Neurologis, Infeksi virus rabies pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan gejala neurologis, seperti kejang, kelemahan otot, halusinasi, dan perubahan perilaku yang tajam.
Ketidakmampuan mengonsumsi cairan, penderita hydrophobia sering mengalami kesulitan dalam mengonsumsi cairan. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
2. Ciri-ciri Aquaphobia
Ketakutan berlebihan terhadap air, penderita aquaphobia akan mengalami ketakutan yang berlebihan terhadap air atau situasi yang berkaitan dengan air. Mereka mungkin mengalami kecemasan yang intens, serangan panik, atau ketegangan saat berada di dekat air atau hanya memikirkannya.
Gejala fisik, paparan terhadap air atau situasi yang berkaitan dengan air dapat memicu gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, gemetar, keringat berlebihan, atau bahkan pingsan.
Penghindaran pada situasi yang berkaitan dengan air, individu dengan aquaphobia cenderung menghindari situasi atau tempat yang berkaitan dengan air. Mereka mungkin enggan pergi ke kolam renang, pantai, atau berpartisipasi dalam kegiatan air lainnya.
Penting untuk diingat bahwa ciri-ciri ini dapat bervariasi antar individu. Jika kalian atau seseorang yang kalian kenal mengalami gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau terapis yang dapat melakukan penilaian secara tepat dan memberikan bantuan yang dibutuhkan. (*/) (Photo credit: Jeremy Bishop)