In Depth

GAYA HIDUP SEHAT ALA ANAK KAMPUNG TEMPO DOELOE

title

FROYONION.COM - Di era modern ini kehidupan manusia banyak dipengaruhi oleh smartphone bahkan terkadang orang-orang lebih suka bermain gawai daripada pergi keluar untuk beraktivitas. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang dahulu sering menghabiskan waktu bermain di luar kini mereka lebih memilih untuk bermain game online bersama teman-temannya selama berjam-jam. Perilaku ini bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan karena kurangnya bergerak.

Sedikit berbeda dengan anak-anak yang hidup di perkotaan, anak-anak kampung masih mengimbangi kegiatan mereka dengan bermain di luar. Mereka masih terlihat bermain sepakbola pada saat sore hari sampai menjelang maghrib. Hal ini sebenarnya sangat bagus diterapkan di era modern ini karena sebenarnya banyak permainan-permainan tradisional yang bisa dibilang setara dengan berolahraga. Sepak bola ala anak kampung biasanya dimulai pukul 3 sore dan berakhir saat memasuki waktu maghrib. Permainan ini memakan waktu 150 menit, setara dengan bermain sepak bola sampai babak penalty. 

Tak hanya baik bagi tubuh, otak juga terasah karena harus mengeluarkan strategi demi mencetak gol. Permainan lainnya yang bisa digunakan sebagai sarana olahraga ialah tekongan / delik-delikan (hide and seek). Permainan ini mungkin memiliki nama yang berbeda di setiap daerah tapi yang pasti permainan ini biasanya akan membutuhkan satu orang untuk menutup mata dan menghitung selama waktu yang ditentukan, sementara peserta lain diharuskan bersembunyi. Di beberapa daerah mungkin pola permainannya berbeda, orang yang menghitung akan mencari sampai ketemu peserta yang bersembunyi, tapi di daerah lain, peserta akan keluar dari persembunyian saat orang yang menghitung tidak melihatnya. Sering terjadi adu lari antara peserta dengan orang yang menghitung untuk bisa sampai ke tempat perhitungan dan mengucapkan kata skit / tekong. 

Sama halnya dengan sepak bola, permainan ini juga bisa menjadi alternatif olahraga yang menyenangkan dan bisa melatih otak karena mengharuskan peserta adu strategi bersembunyi. Selain itu ada permainan yang tak kalah bermanfaat, karena permainan ini mengharuskan para pesertanya lincah, gesit, dan jago membidik lawan. Permainan ini bernama boi-boian (biasanya berbeda di setiap daerah). Permainan ini hanya membutuhkan bola kasti atau sandal, dan pecahan ubin atau sandal pemain lain, cara bermainnya ialah menyusun pecahan ubin atau sandal setinggi mungkin dan menggelindingkan bola kasti atau melempar satu sandal dari jarak yang sudah ditentukan, peserta harus berbaris untuk menggelindingkan atau melempar, jika gagal ia harus berjaga di belakang pecahan ubin atau sandal tersebut. Apabila ada peserta yang berhasil merobohkan tumpukan itu, peserta terakhir yang menjaga harus mengejar peserta lain dan melempar sandal atau bola kasti itu ke tubuh lawan.

Jika ada peserta yang terkena lemparan, maka ia harus menggantikan posisi pelempar. Permainan akan berakhir jika ada peserta yang berhasil menyusun kembali tumpukan pecahan ubin atau sandal tersebut. Selain tiga permainan tadi, ada satu lagi permainan yang membutuhkan strategi matang agar bisa memenangkan permainannya. Permainan ini membutuhkan 2 pilar atau tiang atau tembok, dan jumlah peserta yang sama saat dibagi 2. Permainan tim ini mengharuskan kerja sama tim untuk menyentuh tiang lawan bagaimanapun caranya, anggota tim terlebih dahulu harus menyentuh tiangnya, baru kemudian maju secara bergerilya atau terang-terangan. Apabila ia terlalu lama dari jangka waktu menyentuh tiangnya dan kemudian tersentuh oleh lawan yang baru saja menyentuh tiang maka ia akan tertangkap.

Biasanya pemain akan maju mundur untuk mengatur ulang strategi dan restore nyawa dengan menyentuh tiang timnya. Permainan adu strategi ini bernama bentengan (bisa berbeda di setiap daerah). Keempat permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak lelaki, walaupun terkadang anak perempuan bisa memainkannya. 

Anak perempuan biasanya lebih cenderung bermain permainannya sendiri, seperti lompat taliPermainan ini membutuhkan karet yang disusun sedemikian rupa sampai menjadi panjang dan diputar oleh dua orang di setiap sisinya, sementara peserta diharuskan melompati tali karet tersebut dengan tiap level ketinggian yang bertambah terus. 

Satu lagi permainan yang biasa dimainkan anak perempuan ialah engklek. Permainan biasanya dimulai dengan menggambar bidang kotak di tanah yang nantinya akan menjadi pijakan lompatan peserta. Peserta harus terlebih dahulu melempar pecahan ubin ke kotak paling dekat dan melompatinya dengan satu kaki, jika ia berhasil ia bisa meneruskannya sampai semua kotak terlampaui.

Dari permainan di atas sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa diambil khususnya dalam hal kesehatan. Karena peserta permainan diharuskan untuk berlari, mengatur strategi, melompat, lincah, sampai jago membidik. Olahraga menjadi sangat menarik dan menyenangkan karena bisa bermain dengan banyak orang. Apalagi jika permainan-permainan itu dilakukan hampir tiap hari, tubuh akan jauh lebih sehat. Anak-anak kampung jauh sebelum mengenal gawai sangatlah sehat karena mereka tiap hari melakukan olahraga. Pada saat liburan, mereka akan bangun pagi untuk menunaikan ibadah subuh, kemudian berkumpul bersama yang lain untuk bermain bola atau bermain meriam bambu, atau bersepeda.

Tak berhenti sampe di situ, pada sore hari mereka akan berkumpul di lapangan untuk bermain bola. Jika biasanya permainan berhenti dengan bunyi peluit wasit, permainan bola akan berhenti jika sudah terdengar suara pengajian di masjid. Jangan kira mereka akan berhenti beraktivitas, bahkan setelah ibadah Isya, mereka akan berkumpul untuk bermain bentengan / tekongan / boi-boian. Anak perempuan biasanya akan keluar juga untuk bermain. Gaya hidup yang mereka lakukan ini bisa dijadikan contoh untuk hidup sehat. Selain mendapat kesehatan, gaya hidup yang mereka lakukan juga bisa bisa menghilangkan stress karena menyenangkan dan berkumpul dengan teman-teman. 

Kalo di wilayah kalian apa nama permainan-permainan tradisional yang biasanya dimainkan saat kalian kecil? (*/)


 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Elyan Yulio

Mahasiswa Sastra Inggris, Admin akun Cinefreak, pecinta film/series/music, reviewer amatir