Berdasarkan data yang dirilis oleh OJK, nyatanya generasi muda Indonesia menjadi generasi penyumbang terbesar utang pada pinjol di Indonesia.
FROYONION.COM - Generasi muda dan gaya hidup hedonisme rasanya sudah menjadi salah satu permasalahan di Indonesia. Berbagai alasan yang mendasari pola hidup hedonisme mulai dari lingkungan, fear of missing out (FOMO), sampai tuntutan pun nyatanya menjadi bagian dari sekian banyaknya alasan generasi muda Indonesia memilih gaya hidup hedonisme.
Well, selagi generasi muda kita memang benar-benar punya uang atau sumber yang mendukung gaya hidup tersebut, sebenarnya hedonisme bukan menjadi permasalahan besar yang memiliki dampak terhadap Indonesia. Tapi, apa jadinya jika gaya hidup tersebut dihasilkan melalui utang?
Utang memang selalu menjadi pembahasan yang pelik. Saking peliknya, kita seringkali merasa tidak enak untuk berutang ke saudara, teman, atau kenalan yang kita miliki. Meskipun pada realitanya cukup banyak orang yang tidak tahu diri ketika berutang ke orang yang dikenal. Pada kenyataannya, utang kepada sosok yang kita kenal seringkali kita hindari karena takut merusak hubungan kita dengan mereka ke depannya.
BACA JUGA: PINJOL DAN PAYLATER: MEMBANTU ATAU MEMBUNUH?
Dengan adanya hal tersebut, pada akhirnya banyak generasi muda Indonesia yang memilih berutang dari berbagai platform yang menyediakan jasa pinjaman. Dan salah satu jasa peminjaman uang yang kini menjadi ‘tren’ di kalangan generasi muda Indonesia adalah pinjaman online atau ‘pinjol’.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan Indonesia pada November 2022. Generasi muda Indonesia yang berusia 19-34 tahun yang notabenenya merupakan Milenial dan juga Gen Z nyatanya menjadi penyumbang terbesar nilai kredit macet dengan tunggakan di atas 90 hari. Nilai tunggakan tersebut berada di angka Rp 766,40 miliar atau berkontribusi 53,9% pada total kredit macet yang disebabkan oleh pinjol.
Dari data tersebut, nyatanya generasi muda Indonesia menjadi pengguna dan juga penyumban terbesar angkat utang pada pinjol. Sehingga, menjadi pertanyaan besar, mengapa akhirnya generasi muda menjadi target utama pinjol di Indonesia?
Salah satu alasan terbesar generasi muda Indonesia dengan mudahnya mengajukan utang di berbagai platform pinjaman online adalah kemajuan teknologi.
Kalian pastinya dengan mudahnya menemukan berbagai iklan yang mengatasnamakan diri sebagai jasa pinjaman online di berbagai platform media sosial ataupun lainnya bukan? Mulai dari iklan di YouTube, Instagram, Twitter, sampai di berbagai mobile games nyatanya kini telah dimasuki oleh berbagai platform pinjol untuk beriklan.
Mudahnya beriklan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti beriklan di berbagai platform nyatanya menjadi salah satu cara para pinjol ini menarik atensi generasi muda Indonesia untuk berutang.
Terlebih, kini bukan hanya platform khusus pinjol saja yang menyediakan jasa peminjaman uang. Berbagai E-Commerce dan E-Wallet pun pada kenyataannya memberikan penawaran berbentuk utang.
Sehingga, generasi muda Indonesia yang memang sudah melek dan paham akan teknologi ini pun pada akhirnya memiliki berbagai akses untuk berutang melalui kemajuan teknologi ini. Sehingga, tidak heran jika pada akhirnya Milenial dan Gen Z menjadi penyumbang terbesar utang pada pinjaman online di Indonesia. Karena pada dasarnya, pinjol-pinjol ini sudah tersebar di berbagai sektor berkat kemajuan teknologi.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, nyatanya iklan dari pinjol-pinjol ini sudah masuk ke berbagai platform media sosial dan juga mobile games. Sehingga, generasi muda yang erat dengan media sosial dan mobile games pun pada akhirnya menjadi target mereka.
Terlebih, narasi-narasi yang digunakan oleh pinjol-pinjol ini selalu memberikan janji untuk memberikan pinjaman dengan mudah dan cepat tanpa adanya persyaratan yang menyulitkan. Dengan menggunakan narasi ini, pada akhirnya banyak generasi muda kita yang ‘terjebak’ dan akhirnya bergantung pada utang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Banyak generasi muda kita yang akhirnya menyepelekan utang akibat adanya narasi-narasi dari iklan para pinjol ini. Mulai dari membeli sesuatu barang dengan utang karena merasa mampu membayar utang tersebut ketika sudah gajian, dan lain sebagainya.
Terlebih, narasi yang menjanjikan bunga dan cicilan rendah seringkali membuat generasi muda kita terpincut untuk berutang. Padahal, nantinya terdapat berbagai pembayaran lain ataupun konsekuensi lain yang sudah menunggu mereka.
Terlepas dari hal-hal eksternal seperti keberadaan pinjol, nyatanya alasan terbesar generasi muda Indonesia memilih untuk berutang adalah tuntutan hidup yang harus mereka laksanakan.
Hedonisme pada dasarnya menjadi bagian dari tuntutan hidup tersebut sehingga generasi muda kita dipaksa untuk hidup hedon untuk memuaskan diri dan juga lingkungan dimana mereka berada. Namun, selain hedonisme pada kenyataannya banyak generasi muda Indonesia yang menjadi sosok tulang punggung keluarga atau dikenal sebagai generasi sandwich.
Nyatanya, banyak generasi muda Indonesia yang bekerja bukan hanya untuk mereka sendiri namun, untuk keluarga mereka juga. Dan hal tersebut dikenal sebagai generasi sandwich. Mereka nyatanya harus menjadi tulang punggung untuk keluarga mereka, baik keluarga inti sampai keluarga besarnya.
Dan sebagaimana yang kita tahu, nilai gaji di Indonesia tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya. Sehingga, berutang seringkali dianggap oleh generasi muda Indonesia sebagai salah satu cara untuk memenuhi tuntutan hidup mereka.
Pada akhirnya, persoalan utang selalu menjadi hal yang pelik di Indonesia. Generasi muda Indonesia bukannya tidak tahu akan bahaya dari berutang pada pinjol. Namun, keadaan dan tuntutan seringkali memaksa mereka untuk berutang. (*/)