Inilah yang perlu kalian ketahui tentang impostor syndrome agar kalian dapat membedakan fakta dan mitos yang seringkali salah kaprah dalam memaknainya.
FROYONION.COM - Apakah pernah terlintas dalam pikiran kalian bahwa kesuksesan yang telah kalian capai mungkin hanya berkat keberuntungan belaka? Atau bahkan, kalian merasa tidak pantas menduduki posisi tertentu? Mungkin ada saat-saat ketika kalian merasa bahwa kemampuan kalian tidak sebaik apa yang orang lain pikirkan dan meragukan diri sendiri.
Kondisi ini disebut impostor syndrome yaitu ketika seseorang merasa tidak yakin akan kemampuan diri sendiri dan merasa tidak pantas meraih pencapaian yang telah diperoleh karena merasa semuanya hanya keberuntungan.
Menurut International Journal of Behavioral Science, sebanyak 70% penduduk AS pernah mengalami Impostor Syndrome pada satu titik dalam hidup mereka. Studi lain juga menyebutkan bahwa sekitar 25% - 30% orang yang sangat berprestasi mengalami kondisi tersebut. Meskipun data mengenai Impostor Syndrome di Indonesia masih sulit didapatkan karena kurangnya pemahaman terhadap fenomena ini, tetapi kondisi ini tetap perlu dan penting untuk diperhatikan.
Impostor syndrome adalah kondisi psikologis yang terjadi ketika seseorang merasa bahwa keberhasilan atau prestasi yang dicapainya tidak sebanding dengan kemampuan yang dimilikinya. Orang yang mengalami Impostor Syndrome cenderung merasa tidak pantas atau tidak layak mendapatkan keberhasilan yang telah dicapainya. Kondisi ini seringkali terjadi pada orang yang sukses dalam karir atau bidang tertentu, namun merasa bahwa mereka hanya beruntung atau tidak memiliki kemampuan yang cukup.
Pertama, impostor syndrome bukanlah penyakit mental atau gangguan jiwa. Kondisi ini merupakan fenomena psikologis yang umum terjadi pada banyak orang, terutama pada mereka yang bekerja di bidang yang sangat kompetitif atau di bidang yang menuntut tingkat keberhasilan yang tinggi.
Kedua, banyak orang mengalami impostor syndrome. Studi menunjukkan bahwa sekitar 70% orang mengalami impostor syndrome setidaknya satu kali dalam hidup mereka. Bahkan, banyak orang terkenal seperti Maya Angelou, Meryl Streep, dan Tom Hanks juga mengalami impostor syndrome.
Ketiga, impostor syndrome dapat terjadi pada siapa saja. Impostor Syndrome dapat terjadi pada siapa saja, tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan. Namun, orang yang lebih cenderung mengalami kondisi ini adalah mereka yang merasa tidak cukup pandai atau terampil, atau mereka yang merasa tidak pantas untuk mendapatkan keberhasilan yang mereka peroleh.
Keempat, impostor syndrome dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Orang yang mengalami impostor syndrome cenderung mengalami stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Mereka seringkali merasa tidak yakin dan meragukan diri sendiri, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan tekanan emosional yang signifikan.
Terakhir, impostor syndrome dapat mempengaruhi kinerja. Ketika seseorang merasa tidak cukup pantas atau tidak layak mendapatkan keberhasilan yang telah dicapainya, hal ini dapat mempengaruhi kinerjanya kedepannya. Orang yang mengalami impostor syndrome seringkali tidak berani mengambil resiko atau mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.
Pertama, hanya orang yang mengalami kegagalan yang mengalami impostor syndrome. Kenyataannya, impostor syndrome dapat dialami oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang telah mencapai kesuksesan dalam karir mereka. Orang yang merasa seperti impostor mungkin merasa tidak pantas atau tidak layak meraih kesuksesan mereka, bahkan jika mereka telah berhasil dalam bidang mereka.
Kedua, impostor syndrome hanya terjadi pada wanita. Meskipun impostor syndrome lebih sering dilaporkan pada wanita, hal ini juga dapat dialami oleh pria. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengalami impostor syndrome mungkin lebih enggan untuk membicarakannya, karena stereotip maskulinitas yang melarang menunjukkan kelemahan-kelemahan mereka.
Ketiga, impostor syndrome akan hilang dengan sendirinya. Kenyataannya, impostor syndrome tidak akan hilang dengan sendirinya. Meskipun seseorang dapat mengatasi dan mengurangi gejalanya, kondisi ini dapat muncul kembali saat seseorang mengalami tekanan atau tantangan yang baru.
Keempat, impostor syndrome tidak dapat diobati. Kenyataannya, impostor syndrome dapat diobati. Terapi kognitif dan perilaku dapat membantu seseorang mengidentifikasi dan mengatasi pola pikir negatif yang terkait dengan impostor syndrome. Seseorang juga dapat mengambil tindakan seperti mencari dukungan pada orang terdekat dan membangun kepercayaan diri yang lebih baik.
Kelima, impostor syndrome adalah tanda kebodohan atau ketidakmampuan. Kenyataannya, impostor syndrome tidak terkait dengan kebodohan atau ketidakmampuan. Sebaliknya, kondisi ini biasanya muncul pada orang yang sangat kompeten dan terampil, tetapi merasa tidak yakin atau tidak percaya diri dalam kemampuan mereka.
Keenam, orang yang mengalami impostor syndrome tidak akan pernah merasa puas. Kenyataannya, seseorang yang mengalami impostor syndrome masih bisa merasa puas dengan pencapaian mereka. Namun, mereka mungkin merasa tidak nyaman dalam memuji diri sendiri atau merayakan kesuksesan mereka karena merasa tidak pantas atau bahwa mereka hanya beruntung.
Ketujuh, impostor syndrome adalah hal yang alami dan wajar. Meskipun impostor syndrome memang umum terjadi, bukan berarti itu adalah hal yang alami atau wajar. Sebaliknya, kondisi ini merupakan hasil dari pola pikir negatif dan keyakinan yang tidak sehat dan perlu diatasi.
Kedelapan, impostor syndrome tidak mempengaruhi produktivitas seseorang. Kenyataannya, impostor syndrome dapat mempengaruhi produktivitas seseorang karena mereka mungkin merasa terlalu takut atau tidak percaya diri dalam mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan pencapaian dalam karir seseorang.
Terakhir, impostor syndrome akan hilang setelah seseorang mencapai kesuksesan yang lebih besar. Kenyataannya, impostor syndrome tidak akan hilang dengan sendirinya bahkan ketika seseorang mencapai kesuksesan yang lebih besar. Seseorang yang mengalami kondisi ini mungkin masih merasa tidak nyaman atau tidak pantas meskipun mereka telah mencapai kesuksesan besar.
Impostor syndrome bukanlah hal yang ringan atau mitos belaka, kondisi ini dapat memiliki dampak yang serius pada kepercayaan diri seseorang dan performa karir mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami fakta dan mitos tentang impostor syndrome agar dapat memberikan dukungan yang tepat bagi orang yang mengalaminya. (*/)