Kebiasaan kita yang membuka macam-macam media sosial ternyata membuat atensi fokus kita menurun.
FROYONION.COM - Ada berapa banyak waktu yang lo abisin untuk scrolling media sosial setiap harinya? Satu jam? Dua jam? Tiga jam atau bahkan lebih?
Media sosial memang punya banyak manfaat, apalagi kalau hidup di era digital kayak sekarang. Rasa-rasanya, banyak orang yang hidupnya bergantung dan terikat sama berbagai jenis platform online ini.
Lewat laporan digital, perusahaan media di Inggris yang bekerjasama dengan Hootsuite mencatat bahwa, rata-rata penduduk dunia menghabiskan waktu sekitar satu sampai tiga jam lebih hanya untuk akses media sosial. Ditambah, menurut laporan itu juga, semakin muda umur seseorang, durasi penggunaan media sosialnya juga semakin lama.
Gak jarang, banyak perusahaan media berlomba-lomba untuk upgrade berbagai fitur yang orientasi utamanya untuk pengguna atau calon pengguna baru.
BACA JUGA: PUNYA BANYAK AKUN MEDIA SOSIAL, BUAT APA?
Di tahun 2017, kita kehadiran Tiktok sebagai platform online yang ajak pengguna untuk bisa membuat atau cuma lihat konten dengan durasi yang pendek. Konten video dengan durasi singkat ini, ternyata bisa menarik perhatian masyarakat. Pengguna meningkat, bahkan Indonesia saat ini berada di urutan kedua setelah Amerika sebagai pengguna TikTok terbanyak di dunia.
Melihat peluang, instagram sebagai media sosial yang udah duluan eksis juga gak mau kalah untuk upgrade fiturnya. Juni 2021, instagram resmi rilis fitur reels di Indonesia. Bisa dibilang, fitur ini juga mirip dengan TikTok yang memaksimalkan konten dengan durasi terbatas.
Gak berhenti disitu, Youtube sebagai raja media sosial di Indonesia juga punya fitur video singkat yang diberi nama Youtube Short. Tahun 2023, pihak Youtube memang lagi memaksimalkan fitur yang satu ini. Bahkan, Youtube Short digadang-gadang bisa jadi ladang cuan untuk para kreator.
Maraknya fitur video singkat ini sebenarnya punya banyak manfaat. Fitur ini jadi sarana yang mempermudah kreator baru untuk buat konsep konten. Fitur ini juga dinilai ampuh untuk branding bahkan promosi.
Tanpa sadar peluang kerja juga terbuka lebar, banyak posisi baru yang dulu mungkin gak pernah kepikiran, kalau dengan ngubek-ngubek media sosial lo bisa dapetin penghasilan (meskipun gak semudah kelihatannya).
Selain itu, yang paling berkesan menurut gue adalah kita jadi lebih mudah untuk dapetin informasi yang lengkap tapi dengan penjelasan yang gak bertele-tele. Semoga ini jadi alternatif buat orang-orang yang suka baca berita lewat headline doang.
Meskipun punya banyak manfaat, terlalu sering nonton video pendek ternyata bisa buat seseorang kekurangan fokus. Ini udah diprediksi sejak tahun 1997. Seorang ekonom, Herbert A Simon bilang kalau era digital memang akan mempermudah akses kita untuk dapat informasi. Tapi, era ini juga bisa membuat kita makin miskin atensi.
Atensi sendiri diartikan sebagai keadaan dimana seseorang menuangkan energi kognitif pada hal atau aktivitas tertentu. Simpelnya, atensi berkaitan dengan seberapa lama kita bisa fokus sama kegiatan yang kita jalani tadi. Untuk bisa fokus dalam waktu yang lama, kita harus punya kemampuan untuk terhindar dari distraksi.
Sayangnya, media sosial membatasi kita untuk terhindar dari distraksi. Kecenderungan menonton konten dengan durasi pendek, membuat otak kita terbiasa untuk fokus terhadap hal-hal yang singkat.
Belum lagi dengan kemudahan scrolling, kita bebas untuk memilih konten yang hanya kita suka. Belum selesai sama konten yang satu, kita bisa pindah ke konten yang lain. Bisa jadi, bahasannya pun berbeda. Hal ini membuat konsentrasi fokus di otak kita bisa terpecah.
Kemudahan untuk akses banyak hal dibalik tren yang terus berubah secara cepat, membuat atensi fokus kita menurun. Padahal, atensi fokus dinilai jadi salah satu aset sumber daya manusia. Dengan atensi yang baik, seseorang dinilai akan lebih sukses secara intelektual bahkan finansial.
Di dunia kerja, atensi fokus jadi salah satu aset atau sumber daya manusia yang penting. Fokus kerja yang baik bisa meningkatkan produktivitas kerja seseorang. Dari situ, kita bisa punya waktu untuk hal-hal lain, mulai dari adaptasi bahkan belajar banyak hal baru. (*/)