In Depth

EFEK POSITIF DARI ‘BDSM’ BAGI KESEHATAN MENTAL YANG BELUM LO KETAHUI

BDSM adalah sebuah orientasi seksual. Bagi orang yang melakukan BDSM, terdapat beberapa stigma yang melekat. Namun, peneliti meluruskan terkait stigma tersebut dan menuturkan efek positif BDSM secara ilmiah.

title

FROYONION.COM - Hal umum yang kebanyakan orang tahu soal BDSM adalah orientasi seksual ini cenderung bermain kasar, menggunakan alat cambuk, dan tali temali. BDSM merupakan singkatan dari Bondage/DisciplineDominance/submission, and Sadism/Masochism.

Orang yang melakukannya atau praktisi BDSM kerap melakukan hubungan seksual dengan cara tersebut karena dinilai lebih menggairahkan, dan terbukti berhasil mencapai orgasme bagi mereka. 

Mengutip dari Big Think, BDSM melibatkan beragam praktik yang melibatkan permainan role-playing di mana satu orang mengambil peran dominan, dan yang lain mengambil peran submisif. Para praktisi dominan kerap menampar, mencambuk, dan menggunakan kata-kata kasar. Perlu lo ketahui bahwa BDSM ini bukan untuk semua orang.

BACA JUGA: KENAPA EDUKASI SEKS MASIH DIANGGAP TABU DI INDONESIA?

STIGMA YANG MELEKAT, TAPI HANYA MITOS

Banyak orang berspekulasi bahwa praktisi BDSM mengalami trauma seksual pada masa kecilnya. Sebuah studi tahun 2020 membuktikan bahwa stigma tersebut ternyata tidaklah benar. Penelitian tersebut merekrut responden yang berisikan 771 praktisi BDSM dan 518 non-praktisi. 

Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan yang muncul terkait pengalaman traumatis, termasuk kekerasan fisik masa kanak-kanak atau trauma seksual yang tidak diinginkan. Tidak ada temuan yang mendukung gagasan bahwa BDSM adalah coping mechanisms atas trauma.

Namun, banyak praktisi BDSM yang mengklaim adanya “proses penyembuhan” tertentu yang terlibat, dalam menemukan hubungan BDSM yang dapat dipercaya, setelah melarikan diri dari hubungan beracun (toxic relationship). 

Hal ini turut menjelaskan kenapa orang yang telah mengalami hubungan beracun ketika dewasa yang meliputi kekerasan fisik, kemudian beralih dan tertarik dengan orientasi seksual ala BDSM.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine, “Orang yang terlibat dalam BDSM sebenarnya lebih sehat secara mental.” Studi ini menunjukkan bahwa orang yang terlibat dalam kegiatan BDSM cenderung lebih terbuka terhadap pengalaman, ekstrovert, dan lebih teliti. 

Mereka juga cenderung kurang neurotik dan kurang sensitif terhadap penolakan. Selain itu, telah dihipotesiskan bahwa orang yang terlibat dalam BDSM, mereka lebih mengerti dan sadar saat berhubungan seks, daripada orang yang tidak terlibat dalam praktik BDSM.

‘BDSM’ YANG AMAN

BDSM bisa berbahaya dilakukan kalau lo belum mengetahui dasar-dasarnya, seperti safe, sane and consensual (SSC) yang artinya aman, sadar dan berdasarkan konsen. Kini BDSM dinilai sebagai cara yang spesial dalam berhubungan seksual. 

Namun, timbul permasalahan baru berupa lahirnya sosok fake dominant, istilah buat mereka yang tidak mengerti BDSM dan mengaku sebagai pengisi peran sebagai dominan, padahal tidak mengerti dasar-dasar BDSM.

Pengisi peran sebagai dominan dalam BDSM sebelum berhubungan seksual harus mengenalkan dirinya terlebih dahulu dengan cara yang baik. Dia harus berdiskusi dengan pengisi peran submisif membicarakan fetish/kink mereka berdua. 

Sebuah studi juga menunjukkan bahwa menjadi dominan di atas ranjang dapat meningkatkan etos kerja lo. Lalu bagi pengisi peran submasif, adegan BDSM dapat mengurangi stres dan meningkatkan gairah seksual.

BACA JUGA: KAITAN HORMON SEKS DAN PILIHAN KARIER

Lo berdua juga perlu membicarakan batasan dalam BDSM yang bakal lo lakuin, dan safeword apa yang kalian pakai. Safeword adalah sebuah kata kode, yang apabila kata tersebut diucapkan, kegiatan lo berdua perlu dihentikan. Safeword merupakan sinyal yang menandakan bahwa hal yang lo lakuin sudah mendekati atau melewati batas.

Pemeran dominan dan submisif satu sama lain harus terlebih dulu menjalin hubungan yang diliputi rasa percaya sebelum lanjut melakukan berhubungan seksual. Menurut penelitian, kunci untuk menjalani hal ini ini adalah memiliki pasangan yang bisa lo percaya. 

Penelitian lain bilang kalau terlibat dalam kegiatan BDSM dapat meningkatkan kesejahteraan mental lo, dan meningkatkan kesadaran akan gaya keterikatan lo dalam menjalin hubungan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada hubungan yang lebih sehat. 

Banyak ahli yang bilang bahwa BDSM dapat memberikan manfaat terapeutik (berkaitan dengan terapi) dan relasional bagi mereka yang terlibat dalam praktiknya. Intinya hal ini bisa menyembuhkan trauma dan menguntungkan hubungan lo.

Melakukan hal apapun, termasuk berhubungan seksual ala BDSM, tentu memerlukan ilmu sebelum lo memulai. Lo harus tahu dasar-dasarnya terlebih dahulu supaya apapun yang lo lakuin bisa berhasil dan bermanfaat buat diri lo sendiri. (*/)

BACA JUGA: BERHUBUNGAN SEKSUAL TANPA CINTA: SEBUAH WEJANGAN DARI YANG SUDAH MENGALAMINYA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung