Apakah kalian salah satu pengguna bahasa gawl Jakarta seperti: takis, hacep, kane dll? Apakah kalian tau muasal bahasa gawl tersebut? Atau kalian salah satu yang keki kalau denger orang ngomong kosakatanya dibalik-balik?
FROYONION.COM - Sebagai orang Jawa yang kuliah di Jawa Tengah . Waktu awal-awal mendengar kosakata yang dibalik-balik oleh beberapa teman dari Jabodetabek saat itu sempat agak heran, namun lama-kelamaan menjadi terbiasa bahkan kadang secara ga sadar juga ikut menggunakan.
Hingga pada akhirnya nasib mengantarkanku untuk bekerja di Jakarta, kosakata bahasa kebalik pun semakin bertambah walaupun untuk kata-kata yang baru didengar pasti membuat agak “loading” sampe akhirnya tau maksudnya apa. Aku sangat penasaran darimana orang-orang bisa membuat bahasa kebalik dan pada akhirnya menyebar sedemikian rupa. Sempat menanyakan ke beberapa teman yang memang orang Jakarta mereka menjawab bahasa tersebut berasal dari tongkrongan emang ga salah juga sih tapi hmmmmm. Aku masih penasaran kog bisa orang kepikiran untuk membolak-balikan kosakata, seperti apakah kata asli yang tidak dibalik itu tidak cukup? Untuk apa harus dibolak-balik? Kebanyakan mereka menjawab “gatau, “emang begitu”, “biar keliatan gaul aja”. Jadi selama ini mereka hanya menggunakan sesuatu yang ga tau asalnya dan kenapa nya.
Ada beberapa orang juga yang beranggapan negatif terhadap penggunaan bahasa gawl kebalik. Beberapa juga beranggapan orang-orang yang menggunakan bahasa tersebut dicap alay. Selain itu disebut merusak bahasa Indonesia ya karena kosakata yang sudah ada dibolak-balik, dan mengancam eksistensi bahasa Indonesia yang terpinggirkan oleh bahasa gawl itu sendiri. Dikarenakan anak muda zaman sekarang terkesan lebih sering menggunakan bahasa gawl daripada bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal para pengguna bahasa gawl ini mungkin tidak ada maksud seperti itu, ya emang biar sama kayak temen-temennya aja gitu dan salah satu cara berdaptasi dilingkungannya.
Penyebaran bahasa gawl kebalik pun merupakan sesuatu yang sangat susah untuk dibendung karena sangat alamiah misalkan dari tongkrongan A salah satu anggotanya sebut saja Mawar mengutarakan satu kosakata bahasa kebalik lalu salah satu anggota tongkrongan lainnya sebut saja Melati berbincang dengan anak tongkorngan B tanpa disadari dan sengaja ia menggunkan bahasa kebalik yang didengar dari tongkrongan sebelumnya, setelah itu akan terus seperti itu ke tongkrongan 3,4,5 dan seterusnya hingga se Indonesia tau. Mirip-mirip MLM lah akan terus menyebar kalo ada duitnya si Mawar pasti udah punya banyak bonus dan gratis traveling ke Singapore atau Umroh, minimal beli mobil tiga. Belum lagi dengan penggunaan media sosial yang juga menambah cepat dan meluasnya penyebaran bahasa tersebut. Dari cuitan di twitter, status di Facebook, postingan di Instagram belum kolom komentar pada setiap postingan tersebut. Para influencer yang mempunyai followers berjuta-juta pun juga kebanyakan menggunakan bahasa gawl ini dimana followers garis kerasnya pasti akan menirukan hal tersebut #ashiaap.
Namun apakah bahasa kebalik seburuk itu? Memang merusak bahasa dan alay? Pada akhirnya dari sekian banyak orang Jakarta yang aku tanyakan tentang asal bahasa gawl ini darimana ada salah satu teman memberitahu bahwa asal bahasa kebalik ini adalah dari orang Malang. Aku lalu bertanya-tanya kog bisa dari orang Malang? Dari situ aku mulai mencari tahu tentang osob ngalaman (boso malangan).
Ternyata bahasa kebalik tersebut dipelopori oleh orang Malang bernama Suyudi Raharno seorang pejuang Gerilya Rakyat Kota (GRK). Hal tersebut dilakukan untuk menghindari londo ireng (mata-mata dari pribumi) yang dipekerjakan oleh Belanda. Dikarenakan beberapa kali rahasianya bocor ke pemerintah Belanda akhirnya GRK memutar otak bagaimana caranya agar rahasia mereka tidak bocor oleh para londo ireng ini akhirnya terciptalah bahasa kebalik tersebut. Jadi dahulu bahasa kebalik juga punya andil besar dalam perjuangan untuk meraih kemerdekaan negara kita saat ini.
Setelah merdeka bahasa kebalik masih digunakan oleh orang-orang Malang dan semakin menyebar ke masyarakat luas. Menjadi semacam identitas baru bagi orang Malang.Tentunya bahasa kebalik orang Malang bukan seperti ngab (bang), sabi (bisa), dan eug (gue) dll. Untuk bahasa Kebalikan di Malang pastinya menggunakan bahasa Jawa yang dibalik contohnya: kera ngalam (arek Malang), ewul (luwe), sam (mas). Nah pada berkembangnya zaman dikarenakan orang Malang akhirnya banyak yang merantau ke luar kota salah satunya pasti ke Ibu Kota Jakarta. Bisa dilihat hampir setiap kota di Indonesia ada yang jualan bakso Malang. Tapi ya tidak serta merta semua orang Malang yang merantau untuk berjualan bakso. Mereka masih membawa kebiasaan bahasa kebalik yang pada akhirnya bahasa tersebut membaur dengan masyarakat lokal hingga bahasa Indonesia pun juga dibalik dan menjadi bahasa gawl kebalik semakin bertambah dan berkembang terus hingga kini.
Untuk fungsi bahasa kebalik sendiri pada zaman dahulu dan sekarang memang sudah sangat berbeda. Apabila dahulu digunakan semacam seperti kata sandi untuk melawan penjajah saat ini digunakan untuk bergaul. Namun untuk berjaga-jaga jika dikemudian hari terjadi penjajahan kembali oleh negara lain atau bahkan alien dari planet lain di Indonesia kita bisa menggunakan bahasa kebalik tersebut seperti kata sandi dimana hanya kita saja yang tahu bahkan google translate ga akan mempan. Namun amit-amit lah ya, semoga dunia aman tentram dan tidak ada penjajahan lagi di negara manapun di dunia ini.
Perkembangan bahasa memang sesuatu yang sulit untuk dihentikan apalagi dilarang penggunaannya. Sama sulitnya mencegah ia yang ingin pergi meninggalkan kita dan hanya menyisakan luka. Mau bagaimana pun dicegah yang pergi tetap akan pergi. Sama seperti bahasa gawl tetap akan terus berkembang dan bertambah dengan berkembangnya zaman dan tetap akan terus digunakan. Namun kita tetap harus bisa menempatkan diri dan menggunakannya dengan bijak sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena bahasa Indonesia juga merupakan identitas bangsa, pastinya ga mau dong kehilangan identitas sendiri. Jangan sampai kita tahu kosakata bahasa gawl kebalik tapi tidak tahu kata asli kosakata tersebut. Dalam sumpah pemuda juga sudah jelas bahwa kita harus menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. (*/)