Setiap 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia, tapi sebenarnya sejauh ini lo udah peka nggak sih sama kesehatan mental itu sendiri? Coba simak tulisan ini buat makin paham sama diri lo dan kesehatan mental lo, Civs.
FROYONION.COM - Seluruh warga di dunia merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day pada 10 Oktober. Mungkin bagi sebagian besar orang, menjadikan hari tersebut sebagai peringatan khusus tidak seberapa penting.
Tapi, sebenarnya lo juga harus aware dengan hari tersebut dan kalau bisa ikut turut merefleksikan diri apakah selama ini kesehatan mental lo baik-baik aja. Pasalnya, peringatan internasional ini khusus dilakukan buat mengingatkan kesehatan mental demi kondisi jiwa yang lebih baik, Civs.
Dilansir dari situs resmi World Health Organization (WHO), tahun ini mereka bakal mengusung tema "Make Mental Health for All a Global Priority". Buat gue, tema ini sangat serius karena kesehatan mental didorong buat jadi prioritas global.
Gue pun juga awalnya berasal dari kubu orang yang nggak terlalu peduli dengan isu kesehatan mental. Tetap bertahan di kondisi lingkungan yang toxic, ngadepin beban kerjaan yang nggak masuk akal, sampai mewajarkan hal-hal buruk karena sudah jadi tabiat di lingkungan itu yang dulu gue lakuin.
Mulai peduli dengan kesehatan mental, ternyata berdampak banyak sama kehidupan gue. Khususnya, ngelakuin hal ini banyak ngebantu gue buat lebih produktif dan ngembangin skill-skill lain yang gue sukain. Satu langkah yang gue ambil, ternyata berdampak banyak sama perubahan hidup gue.
Hmm, tapi sebenarnya gimana sih cara buat kita benar-benar ngerayain World Mental Health Day bukan cuma sebagai seremonial aja, tapi bisa jadi momentum yang ngerubah hidup lo?
Seringkali gini, stigma dan diskriminasi jadi penghalang bagi kita yang butuh pendampingan dan pengobatan atas kesehatan mental. Makanya nih, perlu buat sama-sama menyuarakan apa yang perlu dilakukan dan memastikan kesehatan mental terjaga.
Di zaman sekarang ini, sebenarnya penting banget sih buat lo punya rekan atau sekadar teman yang bisa diajak buat ngomong serius dalam pengembangan diri lo. Ya memang, nggak semua hal bisa lo ceritain, tapi menemukan circle pertemanan yang bisa sama-sama upscale diri itu perlu dilakukan.
Ada bacaan menarik yang gue lihat di medium, ditulis oleh Elizabeth Tobey pada 2016 lalu. Dia nyebutin kalau masyarakat dunia itu sebenarnya nggak banyak membicarakan isu mental health secara cukup. Padahal, isu ini seharusnya jadi concern yang serius mengingat tingginya angka gangguan kesehatan mental (contohnya di Amerika Serikat).
Menurut dia, kalau kita yang berada dalam satu komunitas harus lebih peka apabila menemukan teman yang struggle dengan kesehatan mentalnya. Nyatanya, masalah kesehatan mental itu menyebabkan:
Supaya lebih relate, gue kasih gambaran data dari Kementerian Kesehatan RI tentang landscape kesehatan mental kita secara umum. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Dr.Celestinus Eigya Munthe, 20 persen populasi di Indonesia itu mempunyai potensi-potensi masalah gangguan jiwa. Artinya ada 1 di antara 5 penduduk yang mengalami masalah tersebut.
Dia pun mengakui kalau masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mengatasi kesehatan jiwa menjadi salah satu masalah yang dihadapi di negeri ini. Makanya penting buat kita memulai obrolan tentang kesehatan mental itu tanpa ada rasa diskriminasi atau stigma-stigma tertentu.
"We can change that stigma by talking honestly and openly about living with mental illness," tulis Elizabeth Tobey dalam artikel di medium tersebut.
Untuk menjawab ini, sebenarnya banyak cara yang bisa lo lakuin buat ngerasa lebih baik. Misalnya, sesederhana melakukan kontemplasi diri dan merenungkan apa yang jadi pemicu keresahan lo. Kalau gue, seringkali merefleksi apa yang sudah gue kerjakan dan mulai mengevaluasi diri sedikit demi sedikit sampai akhirnya bisa menemukan solusinya.
Ngejalanin hobi lo juga bisa jadi cara buat maintenance kesehatan mental lo. Selain itu, yang terpenting sih menurut gue adalah dengan tahu batas diri dan luangkan waktu sejenak buat rehat.
Misalnya, lo merasa selama ini kesulitan buat ngerjain tugas kuliah yang menumpuk dan dikejar deadline. Yaudah, lo bisa ambil waktu beberapa jam buat istirahat dan memikirkan hal lain sehingga lo nggak ngerasa dihantui sama tugas lo.
Tapi ingat, rehat itu nggak buat masalah yang lo hadapin itu selesai begitu saja. Setelah itu, lo masih harus tetap menghadapi kesulitan tersebut dan mencari solusinya.
Nah, gue ada nemuin buku yang diterbitkan oleh WHO tentang tips buat menghadapi situasi yang stressful dan tetap waras. Bukunya diterbitkan 2020 lalu dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Lo bisa unduh di situs resmi mereka atau akses di tautan ini.
Lewat buku itu, kita bakal diajarin gimana buat manage rasa stress yang dialami, misalnya dengan:
1. Kenali Diri Sendiri
Seringkali kita ditarik buat keluar dari value atau nilai-nilai yang kita percaya selama ini. Merujuk buku WHO, kondisi tersebut seringkali disebut hooked by thoughts or feelings. Lingkungan sekitar paling berperan dalam hal ini.
Oleh sebab itu, kita diajarkan buat berpegang teguh sama value yang kita punya sehingga nggak mudah terdistraksi dengan apa yang diomongin oleh orang luar. Fokus dengan apa yang kita lakukan, menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental.
Mungkin lo bisa mulai berlatih mengenal diri sendiri dengan menyisakan waktu satu atau dua menit buat berpikir tentang apa yang lo suka, dan nilai apa saja yang lo pegang dalam hidup.
2. Lepaskan Diri dari yang Nggak Sesuai, Buat Batasan
Berani buat mengeluarkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan value diri lo. Jangan sampai terdistraksi sama sesuatu yang nggak lo banget, yaa! Setelah itu, lo bisa fokus dengan apa yang menurut lo perlu dilakukan.
Jangan mudah terintimidasi dengan pencapaian ataupun apa kata orang lainnya. Selalu ingat, kalau lo punya perjuangan lo sendiri dan pasti berbeda dengan yang lain. Jangan sampai jerih payah lo itu dikerdilkan karena intimidasi tersebut.
3. Jalanin Value Diri Lo
Di tahap ini, lo harus bisa nentuin value apa yang paling penting buat lo. Setelah itu, lo harus decide buat ngejalanin itu day by day, every situations.
Value itu bisa apa aja, misalnya lo bertindak sebagai orang yang baik dan peduli, atau mungkin lo orang yang suka menolong. Jadi berani ataupun pekerja keras juga bisa jadi value yang ada di diri lo dan harus terus lo jalanin.
Kalau memang lo ngerasa terlalu sulit menghadapi dunia saat ini, nggak ada salahnya kok lo dateng ke orang profesional seperti dokter atau psikolog buat membantu. Jangan anggap enteng masalah depresi, krisis emosional, atau hal lainnya tentang kesehatan mental.
Lo juga bisa menghubungi beberapa pihak buat membantu, misalnya konsultasi lewat sehatmental.id, atau ke Komunitas Save Yourselves di instagram @saveyourselves.id, atau Tim Pijar Psikologi di tautan https://pijarpsikologi.org/konsulgratis. (*/)
Let’s Celebrate!
World Mental Health Day
October 10, 2022