In Depth

BIAR NGGAK STRES DAN CAPEK, YUK TERAPKAN JOMO (JOY OF MISSING OUT)!

Dalam ranah psikologi, ternyata dikenal istilah JOMO (Joy of Missing Out) sebagai kebalikan dari FOMO (Fear of Missing Out). Ada beberapa cara untuk melatih diri jadi orang JOMO, simak selengkapnya di sini!

title

FROYONION.COM - Selama ini kita tahunya istilah FOMO (Fear of Missing Out) atau ketakutan ketinggalan trend tertentu, tapi tahu gak istilah kebalikannya yaitu JOMO (Joy of Missing Out)? Istilah JOMO ini lebih terasa bersahabat dan positif, ya? Yuk, baca selengkapnya dan ketahui nikmatnya jadi orang yang gak mudah ikut-ikutan biar hidup tetap enjoy dan tenang.

BEDANYA ORANG YANG FOMO DAN JOMO

Gini deh, pernah nggak kamu merasa biasa aja atau nggak terganggu karena melewatkan party invitation, event-event, postingan media sosial terbaru atau trend yang lagi viral? Kalau iya, selamat, karena kamu berarti pernah merasakan JOMO.

JOMO adalah bentuk kesenangan atau kepuasan diri dimana kita sudah merasa cukup dan fokus pada hal-hal yang disuka dan penting-penting saja. Orang-orang yang menerapkan JOMO biasanya lebih secure tanpa takut ketinggalan apapun, terutama kesenangan bersama teman-teman dan trend media sosial yang lagi viral. 

JOMO memang identik dengan perasaan positif jika dibandingkan dengan FOMO, yang lebih melibatkan perasaan cemas dan emosi negatif lainnya karena adanya kekhawatiran ketinggalan sesuatu, entah bagaimana orang lain bersenang-senang, menjalani hidup yang lebih baik, atau memiliki pengalaman yang lebih baik daripada kita sendiri.

Contoh gampangnya, kamu bukan Swiftie (sebutan untuk Taylor Swift), jadi kamu merasa biasa aja jika nggak datang ke konser Taylor Swift yang lagi ramai banget dibicarakan di media sosial dan lagu-lagunya yang hype di mana-mana. Beda sama orang FOMO, meskipun dia nggak suka-suka amat, tapi dia tetap ingin ikutan dan gak mau ketinggalan kesenangan tersebut. Kalau punya dananya sih, nggak masalah. Tapi kalau nggak punya dan dibela-belain sampai kelilit utang pinjol, bagaimana?

Meskipun tidak ada larangan tertulis, tapi terlihat dari cara bersikap orang yang JOMO dan FOMO. Simak info di bawah ini.

Dilansir dari hellosehat, orang-orang yang mengalami fear of missing out selalu ingin bergabung pada kegiatan-kegiatan dalam status sosial, terlalu menunjukkan keterlibatannya tanpa memilah mana yang benar-benar ia suka dan kerap kesulitan berkata tidak. Mereka selalu ingin berpartisipasi dalam banyak hal. Meskipun hal ini tidaklah buruk, tapi kalau sampai merepotkan diri sendiri dan meninggikan gengsi, apa gunanya sih?

FOMO ini berakar pada kecenderungan bawaan kita untuk membandingkan diri kita dengan orang lain secara sosial ketika kita berusaha untuk lebih memahami siapa diri kita dan tempat kita di dunia.

Membandingkan diri kita dengan orang-orang yang terlihat lebih baik daripada kita dalam hal kualitas, pengalaman, atau kemampuan pribadi, dapat memberikan harapan dan inspirasi untuk mendorong peningkatan diri. Tapi, bagi sebagian orang perbandingan sosial ke atas ini dapat memicu FOMO dengan menyoroti apa yang kurang dari diri kita dan malah mendorong evaluasi diri yang negatif, yang ujung-ujungnya jadi berdampak negatif pada kesejahteraan.

Pada tanggal 4 Oktober 2021, milyaran orang di seluruh dunia "terputus" dari saluran media sosial mereka ketika Meta mengalami error yang mengakibatkan terkendalanya jaringan Facebook, Instagram, dan WhatsApp selama enam jam.

Para peneliti akhirnya memiliki survei dari pengguna media sosial selama dua hari berikutnya tentang pengalaman emosional mereka dan menemukan bahwa tidak mengherankan jika banyak orang yang stres karena kehilangan akses ke media sosial mereka. 

Namun, mereka juga menemukan bahwa bagi sebagian orang, terputusnya koneksi internet justru menimbulkan perasaan lega dan bahkan perasaan positif, dengan kata lain adalah joy of missing out.

APA BAGUSNYA MENERAPKAN JOY OF MISSING OUT?

JOMO dan FOMO memang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, tapi di sini kita akan fokus sama penerapan hidup tenang dan nyaman dengan konsep joy of missing out.

JOMO memungkinkan kita untuk menjalani hidup di jalur yang lambat (bahasa kerennya adalah slow living), menghargai hubungan antar manusia, menghargai waktu, berlatih untuk mengatakan "tidak", memberi diri kita waktu untuk detach dari sosial media dan memberi kita izin untuk lebih content dengan masa sekarang dan merasakan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif.

JOMO membantu kita untuk tetap jadi diri sendiri dan fokus pada hal-hal yang esensial, yang merupakan rahasia untuk menemukan kebahagiaan. Ketika kita membebaskan ruang kompetitif dan cemas dalam otak, kita jadi memiliki lebih banyak waktu, energi, dan emosi untuk menjalankan prioritas dan life goals yang sebenarnya. It looks so much better, right?

CARA MUDAH MENERAPKAN KONSEP JOY OF MISSING OUT

Fokus pada masa sekarangBe content and present. Fokus sama keadaan yang lagi dijalani sekarang, jangan mikirin masa depan atau masa lalu terlalu berlebihan. Pokoknya, usahakan untuk menikmati apa yang sedang kamu lakukan sekarang supaya lebih bisa menghargai waktu dan hal-hal kecil.

Istirahat secara berkala dari sosial media: Tetapkan batas harian berapa lama mau menghabiskan waktu di sosial media, kita bisa atur di-setting HP atau akun sosial media seperti Instagram dan TikTok. Pilihan lain adalah hapus aplikasi media sosial tertentu dari ponsel  yang memicu perasaan FOMO yang tidak nyaman.

Latihan ngomong "Tidak": Terkadang mengatakan, "tidak" adalah bentuk self love dan self boundaries yang terbaik. Kita tidak perlu mengikuti semua hal demi untuk kelihatan eksis atau keren, padahal sebenarnya itu tidak penting-penting amat.

Rasakan kehidupan nyata (bukan kehidupan media sosial): JOMO memungkinkan kita memiliki lebih banyak waktu luang di dunia nyata. Ingat, dunia nyata adalah tempat yang real kita hidup. Media sosial hanya penuh konten kurasi, daripada menghabiskan waktu luang dengan drama media sosial dan konten viral yang kurang mendidik, lebih baik melakukan hal lainnya seperti membaca buku, ikut kegiatan volunteer, berkebun, memasak, menghabiskan waktu di luar rumah, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Sekali lagi, baik JOMO maupun FOMO memiliki perannya masing-masing, tetaplah bijak dalam menentukan hidup supaya tetap aman, tenteram dan bahagia. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Anisa Ramadhani

Sibuk menjalani dan menikmati hidup di dunia yang seru tapi fana ini. Menulis adalah salah satu dari hobi selain bersosialisasi, travelling dan ngecekin playlist Spotify orang lain.