In Depth

BELAJAR DARI AWARDEE BEASISWA LPDP: OBROLAN PERSIAPAN HINGGA MENJADI AWARDEE

Mendapat beasiswa kuliah dari LPDP adalah idaman anak muda. Tapi apakah harus di luar negeri? Temukan jawabannya di obrolan dengan seorang awardee LPDP.

title

FROYONION.COM - Mahasiswa lulusan S1 program studi Pendidikan Teknik Busana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang bernama Fitri Nur Jannah ini menjadi awardee LPDP. 

Fitri begitulah sapaan akrabnya ini, mengungkapkan rasa syukur karena perjuangannya untuk melanjutkan S2 dengan beasiswa LPDP yang menjadi incarannya bisa terwujud langsung setelah kelulusan S1-nya. 

Ia mengungkapkan kisah perjuangannya mulai persiapan hingga menjadi awardee kepada penulis. Fitri menjelaskan bahwa sejauh ia menjadi awardee, ia telah mengikuti PK LPDP angkatan 200. 

PK adalah singkatan dari persiapan keberangkatan yang merupakan kegiatan pembekalan yang wajib diikuti awardee LPDP. Di saat mengikuti PK angkatan 200 ini, Fitri menceritakan ia telah terlibat dalam proyek sosial dengan tema ‘semangat literasi anak usia dini untuk membangun negeri.’  

“Di dalamnya ini ada pelatihan kewirausahaan, kemudian ada workshop, ada kelas mendongeng, dan juga ada pemberian modal usaha dan sarana pojok literasi,” ujar Fitri.  

Diawali karena ambisi besarnya untuk terus-menerus belajar yang selaras dengan cita-citanya untuk menjadi dosen, Fitri bercerita bahwa ia memulai riset mengenai beasiswa LPDP sejak awal-awal semester ketika S1. 

“Aku memang sudah ada keinginan untuk menjadi dosen, sementara diketahui sendiri menjadi dosen itu minimal adalah S2. Kemudian aku mencari informasi tentang beasiswa-beasiswa apa saja untuk melanjutkan studiku nantinya. Itu kurang lebih saat aku semester 3. Kemudian aku menemukan tentang LPDP,” tuturnya.  

ALASAN DAFTAR BEASISWA LPDP KAMPUS DALAM NEGERI  

Bulan Agustus tahun ini Fitri akan memulai studi magisternya dengan dibiayai penuh oleh LPDP di UNY dengan jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Ia mengambil jurusan ini karena masih kurangnya kompetensi terkait guru SMK yang ia temui dalam aplikasi teknologi ketika belajar mengajar.  

Salah satu solusi yang ingin diambil Fitri mengenai permasalahan ini adalah melalui pendidikan dan pelatihan kejuruan atau diklat kejuruan dengan berkuliah di UNY  yang memang sudah menjadikan diklat kejuruan sebagai bidang konsentrasi.  

“Jadi nanti ada banyak sekali hal-hal atau istilahnya mata kuliah-mata kuliah keilmuan, wawasan maupun keterampilan yang bakal aku dapatkan yang kemudian dapat menjadi dasar akademisku untuk membantu atau merumuskan permasalahan yang aku sebutkan di atas seperti itu. Pun karena permasalahan ini sendiri spesifik di Indonesia kemudian memang aku juga berpikiran bahwa, oh di Indonesia pun sebenarnya gak kalah bagus dengan di luar negeri,” jelas Fitri.  

Ia menambahkan bahwa pendidikan kejuruan di negara manapun itu, mereka memiliki titik fokus permasalahan yang berbeda-beda. Sehingga menurutnya, untuk belajar di dalam negeri, di Indonesia memiliki keunggulan tersendiri karena fokus permasalahannya di sini dan bisa memberikan solusi-solusi yang lebih relevan dibandingkan mengambil studi di luar negeri.  

STRUGGLING PERSIAPAN HINGGA MENJADI AWARDEE

Sebelum menjadi awardee LPDP, pencari beasiswa LPDP perlu mengetahui bahwa LPDP memiliki tiga tahap seleksi. Di mulai dari seleksi administrasi kemudian tes bakat skolastik dan tahap terakhir adalah tes substansi. 

Menurut pengalaman Fitri, di tiap tahap seleksi ada struggling-nya masing-masing. Di bagian administrasi, nantinya pencari beasiswa diminta untuk mengisi formulir di website, salah satunya mengenai kekurangan dan kelebihan diri. Menurutnya ini adalah bagian yang krusial karena kemampuan untuk mengenali diri sendiri dari mulai kelebihan, kekurangan itu penting sebagai jalan untuk mengetahui value dari diri sendiri.  

“Pas di masa pandemi itu aku masih bertanya-tanya tentang diriku sendiri cuma Alhamdulillah, akhirnya aku menemukan apa kelebihan, apa kekurangan dan apa yang aku mau seperti itu hingga kemudian aku bisa memutuskan lanjut pendaftaran itu,” ungkapnya.  

Fitri juga menjelaskan bahwa di seleksi administrasi LPDP kampus dalam negeri tetap harus mengikuti Tes TOEFL/IELTS. Namun karena memilih kampus di dalam negeri, cukup mengikuti Tes TOEFL  dari lembaga resmi. 

 Selanjutnya untuk seleksi tahap kedua adalah tes bakat skolastik. Namun Fitri tidak mengikuti tahap ini. Meski begitu ia tetap mengikuti tes langsung dari kampus tujuannya. Persiapan tes masuk ini menurutnya juga penuh tantangan karena di samping mempersiapkan diri untuk seleksi, ia masih harus menuntaskan skripsi dan juga sampingan bekerja.  

“Untuk tes bakat skolastik, untuk aku pribadi aku skip karena aku pendaftar beasiswa yang mengambil skema jalur LOA atau sudah memiliki surat masuk dari kampus. Jadi aku tes masuk dulu ke UNY lewat SM UNY kemudian baru daftar LPDP seperti itu. Jadi memang waktu itu aku tidak melewati tes skolastik,” kata Fitri.  

Struggling selanjutnya adalah dari tes substansi. Menurutnya, tantangan dari tes tahap ini karena setiap peserta hanya diberikan waktu satu jam untuk menceritakan atau memberikan pandangan tentang bagaimana sudut pandang atau pola pikir mereka dengan memberikan jawaban semaksimal mungkin.  

Fitri mengungkapkan untuk mempersiapkan diri dalam menjalani tes ini, ia melakukan beberapa kali simulasi wawancara dan membuat script jawaban untuk mengetahui kira-kira jawaban seperti apa yang sesuai, poin apa yang harus diceritakan dan poin-poin apa yang sekiranya tidak perlu diceritakan.  

TIPS LOLOS BEASISWA LPDP DARI AWARDEE LPDP  

Kalau ingin berhasil lolos di tiap tahapan untuk menjadi awardee LPDP menurut Fitri tips pertama adalah semua harus dipersiapkan secara matang dan tidak dadakan apalagi meremehkan salah satu tahapan. Menurutnya, paling minimal untuk persiapan administrasi adalah tiga bulan sebelumnya. Kemudian persiapan tahap lainnya juga tidak bisa dadakan. 

 Seperti di tahap seleksi berkas yang mengharuskan pendaftar upload sertifikat TOEFL, bagian ini menurutnya perlu persiapan jauh-jauh hari karena mencetak sertifikat dari lembaga resminya perlu waktu kira-kira 14 hari kerja.  

Selain itu, untuk esai di tahap administrasi, untuk membuat esai yang bagus itu prosesnya cukup lama. Fitri menambahkan, salah satu kriteria esai yang bagus, setiap kata, setiap kalimat itu benar-benar dipikirkan, benar-benar hal-hal yang memang telah dilakukan dan yang akan dilakukan sehingga realisasinya jelas.   

Tips kedua yang paling penting yaitu benar-benar membaca dan mempelajari semua yang ada di booklet panduan untuk pendaftar beasiswa. Karena menurutnya, ada banyak kasus dari pengalaman teman-temannya yang suka skip-skip informasi-informasi yang ada di buku panduan hingga berakhir ada kesalahan saat pendaftaran dan ada beberapa hal krusial yang luput dari perhatian.  

Tips ketiga adalah gabung grup baik di telegram maupun grup discord, ataupun tanya-tanya ke teman-teman yang sudah jadi awardee.  Mulai dari persiapan hingga tantangan. Sharing-sharing dengan orang lain sesama pencari beasiswa sehingga bisa menemukan insight dan mendapat pembelajaran dari pengalaman dan diskusi dengan mereka.  

“Perbanyak persiapan itu menurutku yang jauh lebih utama. Dadakan itu bukan sebuah opsi sama sekali. Karena kalau persiapannya kurang dan suka dadakan, karena mungkin mikirnya administrasinya gampang kok, cuma ngisi saja sama upload-upload, itu ga sama sekali,” ujar Fitri. 

BENEFIT MENJADI AWARDEE BEASISWA LPDP 

Melalui obrolan penulis dengan Fitri, penulis mendapatkan beberapa hal menarik mengenai benefit dari menjadi awardee LPDP. Menurutnya, benefit yang tak tertandingi dan menjadikan awardee LPDP berbeda dengan yang lainnya adalah lingkungan atau ekosistem yang dibangun oleh awardee LPDP.  

Fitri mengatakan bahwa sebagai awardee nantinya bisa mengikuti kelurahan baik di universitas maupun di daerah. Kemudian ketika sudah lulus bisa mengikuti organisasi mata garuda yang merupakan organisasi alumni penerima beasiswa LPDP.  

“Karena aku penerima beasiswa pra sejahtera dari segi finansial itu sangat meng-cover banyak biaya pendidikan yang memang umumnya atau yang akan dikeluarkan oleh para mahasiswa baik magister maupun doktoral,” jelasnya.  

Fitri menambahkan bahwa beberapa diantara benefitnya yaitu mendapatkan biaya pendidikan, biaya hidup bulanan, selain itu ada biaya penelitian, biaya seminar, biaya untuk jurnal atau karya tulis ilmiah, biaya kesehatan hingga tunjangan keluarga untuk penerima beasiswa di tingkat doktoral.  

LPDP adalah kepanjangan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang merupakan sebuah lembaga non eselon dan langsung bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Karena komitmen dari LPDP untuk mempersiapkan pemimpin dan profesional untuk masa depan Indonesia serta untuk mendorong adanya inovasi demi mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis dan juga berkeadilan. LPDP kemudian menyelenggarakan program beasiswa magister/doktor untuk putra dan putri terbaik Indonesia serta untuk mendukung adanya program beasiswa lainnya dari Kementerian/lembaga yang terkait. 

Ada kalimat yang quotesable yang penulis kutip dari obrolan bersama Fitri. Menurutnya, ketika mencoba artinya nanti akan ada dua kemungkinan yaitu gagal dan berhasil. Tapi ketika tidak mencoba hasilnya hanya satu yaitu gagal. Tidak masalah jika punya ketakutan atau kebimbangan untuk mengambil risiko atau kebimbangan untuk melangkah karena itu bisa menjadi salah satu faktor untuk waspada, untuk memperhatikan detail-detail atau persiapan-persiapan, yang penting asalkan pada akhirnya coba saja dulu. Kalaupun gagal bisa coba lagi    . 

Dari kisah perjuangan Fitri untuk menjadi awardee kita bisa belajar mengenai ketekunan. Semangat ya buat scholarship hunter. Karena nggak ada keberhasilan tanpa usaha. Ingat-ingat saja buat terus mencoba, kalau gagal coba lagi sampai berhasil. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Lailatul Nur Aini

Penikmat kata yang meleburkan diri dalam rangkaian sejalan. Keep in touch! Bisa banget chit-chat sama gue melalui DM Instagram