In Depth

BALADA OVERQUALIFIED: SUSAH DAPAT KERJAAN KARENA TERLALU BANYAK PENGALAMAN

Pengalaman dan skills terlalu minim, susah diterima kerja. Tapi pengalaman dan skills terlalu banyak dan bagus juga nggak menjamin gampang mendapat pekerjaan.

title

FROYONION.COM - Pernah nggak sih kamu sebagai Mahasiswa akhir atau fresh gradute mengalami yang namanya Fear of Missing Out (FOMO)? Entah itu FOMO karena melihat nilai temennya lebih bagus, temen-temennya udah pada sidang, atau bahkan FOMO karena melihat temannya sangat aktif alias memiliki banyak pengalaman waktu kuliah. 

Biasanya sih yang paling sering dialami mahasiswa tingkat akhir dan fresh gradute adalah FOMO melihat temannya punya banyak pengalaman. Bahkan dari FOMO pada hal tersebut dapat membuat seseorang khawatir dengan masa depannya. Khawatir apakah pengalamannya semasa kuliah sudah cukup atau kurang. 

Bahkan saat ini banyak banget mahasiswa-mahasiswa semester ‘muda’ sudah banyak-banyak nyari pengalaman sejak semester 1. Iya kamu nggak salah baca, dari semester 1 sekarang udah banyak Mahasiswa yang mulai nyari magang meskipun unpaid.  

Padahal ada satu hal lagi yang perlu dikhawatirkan oleh mahasiswa selain karena kurangnya pengalaman, yaitu terlalu banyaknya pengalaman alias overqualified. 

Masih banyak yang abai dan belum melek terkait hal ini. Banyak yang menganggap semakin banyaknya pengalaman maka semakin bagus seseorang tersebut di mata recruiter dan membuatnya semakin mudah diterima kerja.

Sebenarnya ya tidak salah juga, recruiter pasti lebih melirik seseorang yang punya pengalaman daripada yang tidak punya pengalaman. Namun, kalau pengalaman seseorang itu terlalu banyak, hal itu justru akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

Dan bukan hal yang salah juga jika seseorang ingin mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, karena kini persaingan kerja di luar sana yang sangat ketat dan kompetitif. Apalagi kini saingannya bukan hanya antar sesama lulusan sarjana saja, tapi juga orang-orang yang sempat terkena layoff beberapa waktu lalu dan para alumni bootcamp. 

Maka dari itu juga harus berhati-hati, jangan juga terlalu kurang dalam mencari pengalaman, dan jangan juga sampai dicap overqualified disebabkan pengalaman yang bejibun yang tidak relevan. 

KISAH IMAN USMAN DICAP OVERQUALIFIED 

Iman Usman, salah satu pendiri Ruangguru pun mengalami hal yang serupa, overqualified. Iman menceritakan kisahnya ini dalam sebuah program di salah satu TV swasta. Ia menceritakan bahwa semasa kuliah ia adalah seorang yang berprestasi bahkan hingga tingkat nasional. 

Nilai-nilainya semasa kuliahnya memuaskan. Iman juga aktif terlibat dalam organisasi. Bisa dikatakan Iman ini perfect dalam segi prestasi dan pengalaman organisasi.  

Namun, malapetaka muncul ketika ia sudah lulus kuliah. Awalnya Iman juga percaya diri dengan nilai, keahliannya, dan pengalamannya yang banyak semasa kuliah. Akan tetapi, realitanya Iman kesulitan mencari kerja sehabis lulus kuliah. Saat akan melamar pekerjaan menjadi Guru, Iman selalu ditolak oleh sekolah-sekolah yang ditujunya. Alasannya ya karena overqualified tadi. 

Namun, berangkat dari penolakan tersebut Iman mendirikan sebuah start up edutech bersama Belva yang bernama Ruangguru. Dan kini Ruangguru menjadi start up edutech terbesar di Asia Tenggara. 

APA YANG MENYEBABKAN OVERQUALIFIED SULIT MENDAPATKAN PEKERJAAN? 

Ada beberapa alasan mengapa seseorang yang overqualified itu cukup sulit untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.  

Pertama, orang yang overqualified sering dianggap memiliki ekspektasi gaji yang tinggi. Perusahaan khawatir gaji yang tinggi malah akan membebani perusahaannya. 

Kedua, dikhawatirkan seseorang yang overqualified akan cepat resign. Alasannya ya bisa saja karena mudah bosan dan tidak tertantang dengan beban pekerjaan yang dijalaninya. 

Ketiga, hanya menjadi kutu loncat. Point ini masih berkaitan dengan point nomor dua, dikhawatirkan perusahaan yang dilamarnya kini hanya akan dijadikan kutu loncat agar bisa melamar di perusahaan lainnya. Sehingga orang yang overqualified dianggap tidak memiliki jangka karier yang panjang di sebuah perusahaan.

LALU BAGAIMANA MENGATASINYA?

Buat kamu yang udah terlanjur punya banyak pengalaman, nggak apa-apa terus lanjutin aja, jangan berlarut-larut takut dicap overqualified sampai bikin overthinking, ini ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar tetap bisa mendapatkan peluang meski overqualified.

1.     Tulis Pengalaman yang Relevan di CV

Saat menuliskan pengalaman di CV cukup tuliskan seperlunya saja, tidak usah semuanya. Maksudnya, cukup tuliskan pengalaman yang relevan dengan posisi yang dilamar. Kendati kamu memiliki berbagai pengalaman dan itu tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke dalam CV. Dengan menuliskan pengalaman yang relevan, itu juga akan memberikan kesan bahwa kamu adalah orang yang fokus dan terarah.

 2.     Tunjukkan Bahwa Dirimu Siap untuk Belajar dan Berkembang Lagi.

Pada bagian summary atau objective di CV kamu, jelaskan bahwa dirimu juga siap untuk belajar dan berkembang lagi. Hal ini akan menunjukkan bahwa diri kamu adalah orang yang bisa beradaptasi dalam situasi apapun.

 3.     Fokus Meningkatkan Keahlian

Alih-alih terlalu fokus memikirkan nasib karena terlalu overqualified, kamu bisa mengalihkan ‘merenungi’ nasibmu dengan meningkatkan keahlian. Overqualified bukanlah akhir dari segalanya, tetaplah fokus untuk meningkatkan keahlian dalam dirimu.

4.     Membuat Peluang Sendiri

Jika memang telah mencoba segalanya, apply  ke mana-mana, tapi peluang tak kunjung datangkenapa tidak mulai saja dengan membuat peluang yang baru? Ada quotes menarik yang mengatakan begini, “jika kamu tidak menemukan buku yang kamu cari, tulislah bukumu sendiri.” 

Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Iman Usman. Ketika tidak ada sekolah yang mau menerima dia menjadi Guru karena overqualified, dia sendiri malah memutuskan untuk membuat peluangnya sendiri dengan mendirikan Ruangguru bersama Belva pada tahun 2013.

Dan seperti yang sudah disebutkan di atas tadi, kini Ruangguru menjadi platform pendidikan terbesar di Asia Tenggara. 

Jadi itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan, jika selama ini kamu kesulitan mendapatkan peluang kerja karena overqualified. Seperti yang dituliskan di atas sebelumnya bahwa overqualified bukanlah akhir dari segalanya, tetaplah fokus merajut jalan untuk meraih masa depan impian. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rifky Aritama

Pencari cuan lewat tulisan, content writer di sebuah digital agency