In Depth

ARIANA GRANDE DICEMOOH KARENA TERLALU KURUS, MENGAPA BODY SHAMING TERUS TERJADI?

Saking banyaknya orang yang mengomentari perubahan tubuhnya, Ariana sampai menghimbau orang-orang untuk berhenti mengomentari bentuk tubuh orang lain, lho.

title

FROYONION.COM - Penyanyi sekaligus aktris, Ariana Grande baru-baru ini menjadi viral karena memposting foto terbarunya di media sosial. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan postingan tersebut, namun beberapa orang mengomentari bentuk badan Ariana Grande yang dinilai terlalu kurus. Postingan tersebut menunjukan tulang selangka dan tulang dada Ariana menonjol, sehingga memberikan kesan bahwa penyanyi lagu God is Woman tersebut terlihat lebih kurus jika dibandingkan dengan penampilan sebelumnya.

Banyak netizen yang menganggap bahwa Ariana melakukan penurunan berat badan berlebihan. Perubahan bentuk tubuh Ariana dianggap tidak sehat dan tidak cantik. Mereka bahkan menyuruh Ariana untuk makan lebih banyak agar tubuhnya lebih berisi. Banyaknya komentar tentang perubahan berat badannya yang dinilai terlalu kurus akhirnya membuat Ariana buka suara. 

Melihat banyaknya komentar perihal perubahan berat badannya, Ariana melakukan klarifikasi melalui video pada akun Tiktok. Ia meminta agar orang-orang tidak seharusnya hanya berfokus pada bentuk tubuh, sebab ada banyak cara yang lebih baik untuk menanggapi penampilan seseorang. 

Perihal kesehatannya, Ariana juga mengungkapkan bahwa sebelumnya ia mengonsumsi antidepresan, sehingga badannya lebih berisi. Ariana merasa bentuk badannya saat ini merupakan versi yang lebih sehat.

Melihat klarifikasi dari Ariana soal perubahan bentuk tubuhnya, penulis menjadi ikut merasakan betapa berat hal yang sedang dilalui oleh Ariana hingga harus mengonsumsi antidepresan. Ditambah lagi, saat ini ia kerap menjadi sasaran body shaming di media sosial. 

Faktanya body shaming memang kerap terjadi di media sosial tanpa memandang jenis kelamin, usia, ataupun bentuk tubuh. Nyatanya seseorang yang memiliki badan berisi, kurus, tinggi, pendek, berkulit hitam atau putih juga kerap menjadi sasaran body shaming. Namun mengapa body shaming kerap terjadi?

1. Mengapa Body Shaming Sering Terjadi?

Apakah kalian pernah diledek karena berat badan yang bertambah? Atau malah kalian sering mencibir seseorang karena bentuk fisiknya? Nah inilah yang dinamakan dengan body shaming

Berbicara soal body shaming, mungkin beberapa dari kalian tidak menyadari bahwa tindakan merendahkan atau mencemooh seseorang berdasarkan ukuran, bentuk, atau penampilan tubuh seseorang adalah bentuk dari body shaming

Body shaming dapat terjadi baik secara langsung, seperti komentar kasar atau cemoohan terhadap seseorang karena berat badannya atau bentuk tubuhnya, maupun secara tidak langsung seperti tindakan menghindari atau mengabaikan seseorang karena penampilannya yang dianggap tidak oke.

Biasanya seseorang yang menjadi sasaran body shaming adalah orang yang secara fisik tidak memenuhi standar ideal dari masyarakat misalnya tubuh yang langsing dan ramping pada wanita serta tubuh yang kekar dan berotot pada pria ataupun wajah yang cerah mulus tanpa noda. Body shaming ini termasuk ke dalam tindakan bullying secara verbal sebab dapat menyebabkan seseorang merasa tidak percaya diri hingga menarik diri dari lingkup sosial. 

Dampak lain dari body shaming yaitu dapat mendorong seseorang (apalagi anak remaja yang masih labil dan berusaha banget untuk diterima masyarakat, ya kan) untuk berusaha mati-matian tampil secara ideal ala konsep body goals yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Padahal, yaaa kita tahu lah kalo konsep ideal di masyarakat itu selalu berubah-ubah. Jadi bakal bikin capek doang deh kalo ikut-ikutan trend terus.

Tampaknya, masih banyak orang yang tidak mawas diri perihal bentuk body shaming. Meski berdampak buruk bagi seseorang, body shaming kerap digunakan sebagai basa-basi atau candaan, misalnya seperti

“Eh udah lama gak ketemu, kok lo jadi makin kurus gini sih? Stress ya?”

“Udah lama lahiran kok belum turun juga sih berat badannya? Mau gue kasih tau obat pelangsing gak?”

“Buset perutnya kotak-kotak semua ya, kayak roti sobek!”

“Lo jalan-jalan kemana aja sih selama liburan? kok jadi gosong kulitnya?”

Dan masih banyak lainnya. Saya rasa kalian juga kerap mengalami atau mengucapkan kalimat sejenis di atas, meski untuk tujuan mencairkan suasana atau mencoba lebih akrab. Padahal ini bisa menyakiti seseorang. Makanya untuk melawan tindakan body shaming ini lahirlah gerakan body positivity yang menerima dan menghargai bentuk tubuh seseorang apa adanya. 

2. Cara Menghentikan Body Shaming

Tadi kita udah bahas soal body shaming, tapi gimana ya kalo kita jadi salah satu orang yang terkena body shaming? Berikut adalah beberapa tips yang bisa kalian lakukan ketika menghadapi tindakan body shaming

Pertama, jangan menanggapi dengan marah atau agresif tapi bersikaplah cuek. Sebagai seseorang yang mempunyai kepedulian setipis tisu dibagi dua, menurut saya hal ini paling praktis untuk dilakukan. Manusia terlalu banyak dan tidak semuanya perlu diberikan perhatianmu. Dengan tidak memberikan respon sama sekali, tandanya kamu mengacuhkan eksistensi mereka, sehingga mereka tidak mendapatkan balasan yang mereka harapkan. 

Kedua, bersikaplah asertif. Jika mengalami body shaming, sangat wajar jika kamu merasa kecewa, sedih ataupun terluka. Kamu bisa mengajak orang yang melakukan body shaming untuk berbicara dan menjelaskan bagaimana tindakan atau perilakunya itu tidak baik dan menyakiti perasaanmu. 

Jangan ragu pula memberi tahu cara berbicara atau bertindak untuk lebih menghormati dan mendukung orang lain terlepas dari bentuk fisiknya. Body Positivity vibes lah pokoknya.

Terakhir, cari bantuan dari profesional. Harus kita akui bahwa tingkat keparahan body shaming  yang diterima orang berbeda-beda. Ada kasus yang bisa diselesaikan dengan cara pertama dan kedua, namun ada pula yang tingkatannya sangat parah dan terjadi terlalu sering sehingga tanpa sadar merusak mental kita dari dalam. 

Jika kamu merasakan perasaan kecemasan atau stress karena mengalami body shaming, sebaiknya cari tenaga profesional untuk konseling agar penanganan pada masalahmu lebih tepat.

Nah, belajar dari kasus Ariana Grande yang terkena body shaming karena dianggap terlalu kurus, kita bisa mengetahui bagaimana dampak komentar dan ketikan kita bisa menyakiti orang lain. Ada baiknya kita berhenti mengomentari bentuk fisik orang lain entah itu karena maksud bercanda ataupun hanya basa-basi saja. Mari kita mulai membangun hubungan positif dengan cara berkomunikasi yang positif pula. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Kal

Seorang gadis sederhana dengan pikiran ruwet. Punya kecanduan sama film serta buku.