Berbagai upaya dari pemerintah untuk menanggulangi kenakalan remaja sudah dilakukan, tetapi tidak memberikan efek yang signifikan. Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah fenomena ini terus berkembang di Indonesia?
FROYONION.COM - Kenakalan remaja udah jadi permasalahan serius di Indonesia, padahal Indonesia mengalami bonus demografi karena komposisi penduduk usia muda dan produktif yang lebih banyak setidaknya hingga tahun 2030. Kalau permasalahan ini enggak segera ditangani dengan serius maka momentum Indonesia untuk berkembang lebih maju karena bonus demografi akan sia-sia.
Sebenernya udah ada sih upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Contohnya penyuluhan tentang kenakalan remaja oleh polisi, razia atau sidak kegiatan kenakalan remaja di jalanan. Namun, kenapa kenakalan remaja bukannya mengalami pengurangan, malah semakin banyak?
Ternyata, hanya pemberian hukuman sebagai efek jera pada para pelaku kenakalan remaja itu enggak cukup. Apalagi cuma dinasihati atau dikasih penyuluhan. Namanya anak nakal pasti kebal sama nasihat orang. Dan kenapa kita tidak mengambil langkah untuk pencegahan kenakalan remaja pada jati diri remaja saat ini?
Biasanya faktor dari jati diri remaja itu berasal dari mana dia tinggal dan bergaul. Karena remaja sejatinya masa untuk pencarian jati diri. Makanya kalau mereka merasa nyaman pada pergaulan yang salah, mau dinasehatin kaya gimana pun mereka tetep merasa benar. Karena apa?
Mereka merasa cocok dengan pergaulan dan perilaku nakal yang mereka lakukan. Mereka merasa diterima sama orang lain kalau melakukan kenakalan remaja. Sebenernya remaja itu sangat sensitif terhadap apresiasi, kalau mereka dapat apresiasi lama kelamaan perbuatannya itu terus dilakukan demi penerimaan dari orang lain.
Misalnya, mereka melakukan vandalisme pada fasilitas umum dan mereka merasa keren karena mendapatkan apresiasi untuk perbuatan vandalisme itu dari pergaulannya. Mereka mendapatkan banyak teman karena perbuatan vandalnya.
Cara pandang mereka jadi menganggap bahwa vandalisme bukan hal yang salah, toh mereka dapet banyak temen karena bisa mencoret fasilitas umum. Gak akan mempan untuk dinasehatin kalau di dalam keyakinan mereka itu bukan hal yang salah.
Terus bagaimana dong buat membentuk jati diri remaja supaya gak terjerumus sama hal kaya gitu?
Jadi yang seharusnya kita lakukan untuk mencegah kenakalan remaja adalah membentuk sebuah komunitas, supaya remaja saat ini gak menemukan jati diri yang salah. Mengingat efek dari lingkungan sosial di sekitar sangat gede pada cara remaja memandang dirinya yang ujungnya berhubungan dengan jati dirinya.
Komunitas inilah yang harus dirancang untuk mengarahkan dan membentuk cara pandang remaja. Langkah yang harus dilakukan adalah melakukan kegiatan kreatifitas yang positif dan saling memberikan feedback berupa dukungan dan apresiasi terhadap mereka. Secara gak langsung ini akan merubah cara pandang remaja.
Contoh nyatanya adalah kelompok mural yang berfokus pada kreatifitas dalam menghias jalanan kota yang terkesan kotor dan membosankan. Mereka mengarahkan anggota komunitasnya untuk membuat mural yang baik, enak dipandang, memiliki arti tersirat lewat mural yang mereka lukis, dan jangan lupa untuk melakukan perizinan terhadap pihak yang memiliki tembok.
Bandingkan dengan komunitas vandalisme yang mencoret fasilitas umum tanpa izin dan tidak memperhatikan estetika seperti yang para vandalis lakukan.
Di Kota Malang terdapat sebuah LSM yang bergerak dalam bidang pemberdayaan anak jalanan yang dinamakan Save Street Children Malang. Komunitas ini mempercayai kalau faktor keluarga, dan lingkungan sosial membuat anak dan remaja harus turun ke jalanan.
Komunitas Save Street Children dibentuk secara independen oleh para relawan yang berasal dari berbagai kalangan. Program pemberdayaan yang mereka rancang memang menekankan pada aspek pendidikan untuk anak jalanan.
Komunitas ini mengadakan belajar bareng dengan relawan yang berasal dari kalangan cendekiawan dan akademisi yang serius dalam menangani masalah sosial pada anak dan remaja. Selain aspek pendidikan, mereka juga memperhatikan aspek gizi supaya perkembangan mereka tidak terganggu karena jauh dari perhatian orang tuanya.
Pemberian nasehat dan hukuman terhadap perilaku kenakalan remaja menurut gue merupakan upaya yang gak tepat dan effortless, karena sebenarnya yang membuat remaja untuk berubah bukan dari efek jera, tetapi perubahan jati diri yang mereka alami. Cara untuk merubahnya itu ya dengan membentuk sebuah kelompok, membuat kegiatan positif, dan membuat apresiasi.
Apa kalian tertarik untuk mengikuti atau membentuk komunitas untuk menyelamatkan aset berharga bagi bangsa kita, Civs? (*/)
BACA JUGA: JAMUGA: KOMUNITAS SENI YANG EKSIS DI KALA PANDEMI