In Depth

APA IYA, ISTILAH CANTIK MEMILIKI KASTA LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN BAIK ATAU CERDAS?

Tulisan ini akan gue buka dengan sebuah pengakuan bahwa "gue cukup alergi dengan semua stigma yang mengharuskan cewek itu harus cantik, tinggi, langsing atau apapun itu namanya."

title

FROYONION.COM - Jika lo berpikir secara logis, ketika semua perempuan diharuskan untuk menjadi cantik maka secara gak langsung kecantikan  menjadi suatu tekanan bagi sebagian dari mereka. Atau bukankah jika seluruh perempuan menjadi cantik, maka kecantikan bagi perempuan tidak lagi menjadi suatu yang spesial? 

Pada realitanya, hal-hal semacam ini selalu ngebikin gw gagal paham sebagai seorang lelaki, anjay. Sebab bagaimanapun juga, sematan kata "cantik" bagi gw selalu menimbulkan banyak permasalahan dalam budaya pemikiran anak muda zaman sekarang.

Mungkin bagi sebagian anak cowok bersikap bodoh amat ketika dibilang gak ganteng atau B aja, karena bagi kami sebagai lelaki sejati "tak tampan tak mengapa, asal berhasil menjadi pria yang mapan". Namun kelihatannya hal tersebut tidak berlaku pada cewek yang cenderung seneng dan ingin dipanggil dengan sematan kata cantik ini.

Bisa jadi, ini menjadi salah satu penyebab alasan kenapa produk perawatan khusus cowok gak selaris produk perawatan khusus cewe. Kalaupun ada, paling-paling cuman sabun cuci muka yang laku keras di kalangan kaum cowok. 

Namun yang menjadi pertanyaan hingga sampai saat ini ialah: “Apa sih yang ngebikin kebanyakan kaum cewek lebih mementingkan kecantikan dan penampilan ketimbang menjadi cerdas atau menjadi perempuan yang baik hati?”

BERAWAL DARI PEMIKIRAN BUDAYA YANG SALAH KAPRAH

Menurut seorang psikolog yang bernama Efnie Indrianie, dalam sebuah perspektif gender stereotype, salah satu sifat atau trait yang sering dilekatkan kepada kaum cewe itu ialah anggun dan cantik. 

Sematan ini sudah menjadi budaya yang mengakar dan terbentuk selama ribuan tahun sehingga menimbulkan belief dalam diri kaum cewe, "Inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa kaum cewe di dunia berbondong-bondong ingin tampil cantik," ujarnya.

Ketika lo memahami mengapa kecantikan menjadi salah satu hal yang begitu ditinggikan, lo patut memahami tatanan sosial sendiri. Bisa kita lihat dalam budaya anak muda, bagaimana kebanyakan para cewe begitu rela merogoh kocek agar bisa berpenampilan menarik atau bahkan meniru sang idola yang dinilai memiliki standarisasi kecantikan tinggi.

Jadi akibat budaya yang salah kaprah ini, perempuan dan kecantikan menjadi suatu kesatuan yang gak dapat dipisahkan, dengan hal ini menjadikan kaum cewek harus punya standar kecantikannya untuk mendapatkan konsep "cantik" yang diharapkan oleh kaum cowok. Ditambah dengan budaya anak muda khususnya kaum cowok yang turut ikut andil dalam penegasan standarisasi kecantikan seseorang.

DUNIA YANG MENUNTUT CEWEK HARUS CANTIK

Seorang peneliti yang bernama Renee Engeln, profesor Psikologi dari Northwestern University dan penulis Beauty SickHow the Cultural Obsession with Appearance Hurts Girls and Women, menganggap ketika kebiasaan seseorang memanggil orang lain dengan sebutan "cantik" maka sebenarnya ini memaksa cewek harus selalu berpenampilan cantik.

Menurut Renee, pembahasan mengenai penampilan seseorang memang menjadi topik yang mudah dan menarik untuk diperbincangkan. Namun, bukan berarti itu hal yang harus menjadi keutamaan.

Karena ketika obrolan lo hanya seputar penampilan antara cantik atau tidaknya orang, maka secara gak langsung akan memaksa cewek untuk memikirkan penampilan mereka yang pada akhirnya berdampak buruk pada diri sendiri. 

"Maka untuk menghindari berbagai dampak negatif dan tekanan tersebut, ada baiknya untuk mengalihkan diri dari percakapan semacam itu dengan mengangkat topik lain," ujar Renee Engeln sebagaimana dikutip dari Chicago Tribune.

Bahkan bisa lo liat demi tampil menarik dan cantik, para cewe berusaha semaksimal mungkin berdandan sebaik mungkin demi terlihat sesuai standarisasi kecantikan yang diinginkan banyak orang. Gak asing bukan dengan para cewe yang sanggup berjam-jam dalam berdandan ?

Hanya demi mendapatkan sebutan cantik dan memenuhi ekspektasi orang yang dianggap spesial, mereka sampai rela menghabiskan uang dan sampai mengambil langkah instan untuk menjadi cantik tanpa memikirkan bagaimana kesehatannya yang tergadai. Jika sudah begini, siapa yang harus disalahkan?

CANTIK MEMILIKI KASTA LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN INNER BEAUTY?

Pada realita yang kita lihat sekarang, gw berani untuk mengatakan bahwa kecantikan atau good looking lebih diperhatikan secara spesial dalam budaya anak muda zaman sekarang. Lo bisa memperhatikan pada hal yang paling terdekat, yaitu medsos.

Cewek yang punya standar kecantikan diatas rata-rata begitu mudah dalam mendapatkan uang, penggemar, ketenaran dan lain sebagainya. Dengan berbekal selfie imut atau goyangan yang aduhai sudah cukup bagi mereka untuk meraup perhatian banyak orang terutama kaum cowok.

Bagi lo yang suka streaming game misalnya, bisa dilihat viewers antara akun cewek yang bener-bener pinter main game dengan akun cewek yang gak pinter namun cantik. Banyak bukan yang menjadi BA dari suatu tim e-sport itu dari kalangan cewek yang cantik bukan dari cewe yang pinter main?

Padahal sudah jelas dan sering kita dengerin bahwa cantik bukanlah satu-satunya daya tarik. Lo gak cantik, dan itu gak masalah. Ingat dengan Angela Merkel seorang kanselir Jerman, mungkin tidak memenuhi standarisasi kecantikan lo, namun ia begitu dicintai oleh rakyatnya. Bahkan di bawah kepemimpinannya, ia menerima kebebasan dan keberagaman, dan itu hal yang baik.

Atau seorang model yang bernama Winnie Harlow, doi sempet populer karena menjadi model dengan kulit yang belang-belang karena mengidap penyakit vitiligo sejak berusia empat tahun. Karena kondisi tersebut, doi kerap menerima perlakuan diskriminatif dan ejekan dari banyak orang.

Dalam fakta yang lain, cantik juga menjadi suatu hal yang relatif, di Kenya lo cantik jika punya ring yang besar di bagian bawah bibir. Atau di Burma, standar kecantikan didasarkan dengan panjangnya leher mereka dan masih banyak lagi yang memiliki standar masing-masing. 

Namun, apapun itu, banyak kelebihan dan kebaikan di dunia ini selain dari kecantikan. jika lo selalu merasa minder atau insecure, gw tegaskan satu hal " lo begitu keren karena mampu tampil seadanya dan semampunya meskipun harus melawan standarisasi kecantikan yang sering disematkan oleh banyak orang." (*/)

 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Bayu Dewantara

Mahasiswa UI(n) Jakarta, Content Writer, Civillion, Penulis buku antologi "Jangan Bandingkan Diriku" dan "Kumpulan Esai Tafsir Progresif"