Lo pernah nggak sih ngalamin atau liat temen lo yang ikut unjuk rasa, makin pemimpin demonstrasi bersuara lantang, makin-makin kita bersemangat. Ternyata musik dan yel-yel ngaruh ke emosi lo Civs! Biar tau lebih lanjut, cekidot.
FROYONION.COM — Unjuk rasa terjadi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, pada Senin (11/4/2022) pukul 14.00-16.00 WIB. Sorak sorai nyanyian dan yel-yel berulang kali diteriakkan mahasiswa. Selama unjuk rasa berlangsung, nyanyian yang dikomandoi orator tak henti-hentinya bergema.
Yel-yel sejenis juga dipakai pemimpin demonstrasi untuk membakar semangat pengunjuk rasa di berbagai kota di Indonesia. Lalu apa yang membuat nyanyian dan yel-yel efektif menggerakkan ribuan massa?
Seorang peneliti bernama Joshua Michael Silberstein Bamford dari Centre for Interdisciplinary Music Research University of Jyvaskyla di Finlandia bilang, bahwa musik bisa bikin seseorang punya empati pada orang yang bernyanyi dan menyuarakan yel-yel.
Dampaknya, secara sadar atau nggak sadar orang tersebut mengikuti apa yang dia dengarkan. Lo pasti pernah ngalamin kondisi kayak gitu, contoh sederhananya ketika temen lo lagi nyanyi, lo tiba-tiba pengen ikutan nyanyi juga.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan, bahwa semua ada kaitannya dengan dasar biologis. Karakteristik nyanyian dan yel-yel yang disuarakan pada saat unjuk rasa, biasanya punya tempo yang cepat, volume tinggi dan nada yang dimainkan nggak putus.
Waktu lo mendengarkan nyanyian-nyanyian, itu jadi stimulus yang sangat besar buat otak. Walaupun emosi itu sendiri dirasakan oleh hati, namun stimulus itu akan dikomunikasikan oleh otak.
Dilihat secara psikologis, ketika seorang pemimpin demonstrasi bernyanyi, maka dengan mudah para demonstran akan mengikuti. Nah fenomena ini terjadi karena adanya rhythmic entrainment, dimana seseorang akan berusaha mensinkronisasi ritme yang ada dalam dirinya sendiri dengan ritme yang ada di sekelilingnya.
Tempo dalam sebuah nyanyian, jadi salah satu karakteristik ekspresi emosi atau jadi pengalaman musikal bagi pendengaran seseorang. Seperti musik yang punya tempo cepat bikin seseorang punya emosi yang lebih positif dan lebih semangat Civs. Makanya musik efektif banget mempengaruhi adrenalin para demonstran.
Riset lain juga bilang kalo musik bertempo cepat bikin detak jantung berdebar lebih kencang. Emosinya, seperti takut, marah dan gembira. Alhasil para demonstran nggak gampang capek dan makin keras menyuarakan tuntutannya.
Lanjut Civs, kata-kata dalam yel-yel saat unjuk rasa juga merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan yang mudah diingat. Yel-yel yang diiringi alunan musik akan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diingat oleh seseorang.
Kenapa kok bisa?
Dilansir laman Durham University, sebagian besar yel-yel berupa nyanyian akan terus teringat, karena irama yang unik, berbeda, namun bertempo cepat. Ini biasanya lebih mudah menempel di otak Civs.
Coba lo perhatikan para demonstran yang menyuarakan tuntutan lewat yel-yel diiringi nyanyian, pesan-pesan mereka mudah diingat di hadapan umum kan? Kita yang tadinya nggak tau jadi tau nih apa sih yang disampaikan para demonstran, apa sih tuntutannya.
Studi yang dipublikasikan dalam Psychology of Aesthetics, Creativity and the Arts, para peneliti berhasil identifikasi nih dua karakteristik yang buat otak terus mengingat sebuah nyanyian, mencakup kecepatan dan irama.
Untuk kecepatan, biasanya, lagu dengan tempo tinggi akan lebih mudah diingat. Sedangkan irama yang cenderung diingat, yaitu yang memiliki struktur sederhana namun, mempunyai tema yang kuat.
Oleh sebab itu, pesan yang disampaikan melalui musik lebih mudah diingat dibandingkan pesan yang disampaikan secara lisan. Pas banget tuh suara rakyat yang diwakili mahasiswa dua hari lalu, udah diterima sama DPR melalui perwakilan mereka, Sufmi Dasco Ahmad selaku Wakil Ketua DPR.
Menurut lo gimana Civs, lo setuju nggak kalo musik dan yel-yel efektif mempengaruhi emosi lo? Hehe. (*/)
BACA JUGA: KENAPA ANAK MUDA JANGAN SAMPAI BUTA DAN CUEK SAMA POLITIK?