In Depth

ALASAN KENAPA TEMAN KAMU MALAS BAYAR UTANGNYA

Utang piutang dalam pertemanan memang rumit. Rata-rata berujung uang lenyap dan si peminjam hilang entah ke mana.

title

FROYONION.COM“Agar silaturahmi tak putus, pinjam dulu seratus.” Kalau kamu suka scrolling Tiktok dan Instagram pasti tidak asing dengan kalimat jenaka tadi. Kalimat tersebut ditujukan untuk menyindir kenalan dekat yang suka pinjam duit tapi ujung-ujungnya tidak dibayar. Bikin kesal ya! Alih-alih jalin silaturahmi, malah merusak hubungan pertemanan.

Kejadian tadi banyak dijumpai di pertemanan orang-orang. Awalnya, yang meminjami duit berniat untuk membantu teman yang susah secara finansial. Namun, berakhir dengan uang yang lenyap tak dikembalikan, dan ditambah lagi mereka yang utang malah menghilang. Jadi, kenapa ya orang-orang yang berutang ini malah menghilang?

BACA JUGA: SOLUSI GAMPANG MELUNASI UTANG DENGAN T.E.N.A.N.G

Mungkin studi tahun 2022 ini bisa menjawab pertanyaan tadi. Studi yang dilakukan Coby dan Yaniv ini membahas alasan kenapa utang piutang nominal kecil dalam lingkup pertemanan biasanya tidak berakhir baik. Studi ini meninjau enam eksperimen serta literatur lain yang menghasilkan beberapa temuan menarik berikut.

BIASANYA UTANG DALAM PERTEMANAN TIDAK DIBAYAR

Dalam diskusi mereka, para peneliti mengungkapkan bahwa terdapat kecenderungan utang tidak dibayar antar teman dan rekan kerja. Ini dikarenakan transaksi utang nominal kecil melibatkan faktor psikologis yang tidak ada dalam transaksi utang nominal besar, yang memerlukan perjanjian dan ketentuan formal.

Biasanya utang piutang dalam pertemanan hanya melibatkan nominal kecil, dari mulai puluhan hingga ratusan ribu, meskipun tidak menutup kemungkinan nominal yang dipinjamkan di atas ratusan ribu. 

Ditambah dengan faktor psikologis yang terlibat, misalnya rasa tolong-menolong, membuat utang ini diremehkan dan akhirnya tidak dibayar. Faktor lain seperti tidak adanya perjanjian formal juga mengakibatkan si peminjam tidak merasa perlu mengembalikan uang dengan cepat.

Lebih lanjut, para peneliti merujuk pada tiga eksperimen pertama dan menemukan bahwa nominal utang kecil kemungkinan besar tidak dibayar. Hal ini karena pemberi pinjaman nominal kecil tidak terlalu berharap piutangnya dibayar. Sebenarnya, peminjam tetap berkeyakinan bahwa utang harus dibayar sekecil apapun. Namun, ekspektasi pengembalian utang lebih rendah bagi nominal yang kecil dibandingkan yang besar.

EXCHANGE MINDSET VERSUS COMMUNAL MINDSET

Segala sesuatu tergantung mindset, begitu kata orang-orang. Itu juga berlaku dalam utang piutang di lingkup pertemanan. Mindset si peminjam dan yang meminjami menentukan apakah utang nantinya akan dibayar atau tidak.

Dalam studi ini ada dua jenis mindset yang dibahas yaitu exchange mindset dan communal mindset. Exchange mindset adalah pemikiran yang memandang interaksi sosial sebagai pertukaran atau transaksi. Artinya, orang dengan pemikiran ini mengharapkan timbal balik dalam setiap interaksi sosial. Sementara itu, communal mindset adalah pemikiran yang berfokus pada kesejahteraan bersama dan memprioritaskan kebutuhan kolektif.

Studi ini menjelaskan bahwa ketidakselarasan mindset antara pemberi pinjaman dan peminjam akan berujung pada konflik. Pemberi pinjaman dengan mindset communal akan menganggap pinjaman yang ia berikan sebagai bentuk “social credit” dalam pertemanannya. Akhirnya, si pemberi pinjaman tidak begitu berharap uangnya dikembalikan. Sementara itu, peminjam dengan communal mindset akan menganggap pinjaman itu sebagai bantuan, dan cenderung tidak termotivasi untuk membayar utangnya.

Kalau sebaliknya bagaimana? Pemberi pinjaman dengan mindset exchange akan sangat berharap uangnya dikembalikan, dan peminjam dengan mindset exchange juga akan termotivasi untuk melunasi utangnya, karena dia menganggap utang piutang sebagai bentuk transaksi, yang harus memberikan timbal balik manfaat.

Kekacauan akan terjadi jika mindset pemberi pinjaman dan peminjam berseberangan. Orang dengan mindset exchange yang meminjamkan uangnya kepada orang dengan mindset communal akan berkonflik. Si pemberi pinjaman berharap uangnya dikembalikan karena utang yang diberi adalah bentuk transaksi. Sementara itu, si peminjam akan meremehkan utangnya karena menganggap itu sebagai bantuan antar teman. Itulah yang menyebabkan banyak utang piutang dalam pertemanan tidak terselesaikan dengan baik.

Studi ini juga menjelaskan bahwa penerapan dua mindset tadi tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang diyakini tiap individu. Alhasil, kecocokan mindset ini mungkin lebih banyak terjadi pada pertemanan yang terbentuk dalam lingkungan sosial yang sama. Sebaliknya, jika teman atau rekan kerja kamu datang dari latar belakang sosial yang beda, besar kemungkinan kalian punya mindset yang beda.

Kalau sudah begini, bagaimana caranya agar piutang kamu tetap dilunasi dan kamu terhindar dari konflik pertemanan? Studi ini juga memberikan wawasan yang bisa kamu terapkan perihal utang piutang di lingkup pertemanan.

1. BERHATI-HATI

Keterlibatan uang dalam pertemanan memang tidak bisa dihindari. Oleh karenanya, kamu patut berhati-hati dalam memberikan pinjaman pada temanmu. Melibatkan utang piutang dalam pertemanan akan mengakibatkan kaburnya perspektif sosial dan ekonomi. Di satu sisi kamu ingin membantu, tapi di sisi lain piutangmu tetap harus dilunasi temanmu. Karenanya, bantulah dengan nominal pinjaman yang tidak memberatkanmu.

2. EKSPEKTASI TINGGI TEMANMU

Ketika berutang, temanmu sudah memiliki ekspektasi tinggi padamu sehingga mereka beranggapan kamu pasti dengan sukarela menolong mereka secara finansial karena kedekatan hubungan kalian. Oleh sebab itu, ketika kamu meminjami temanmu sejumlah uang dengan nominal yang lumayan besar, mereka akan menganggapnya biasa saja. Namun, ketika itu dilakukan orang lain, mereka merasa orang itu sangat dermawan karena perbedaan ekspektasi antara kamu dan orang tersebut. Sehingga, jangan heran jika si peminjam merasa bantuan finansial darimu adalah hal yang wajar dan memang seharusnya diberikan.

3. TERAPKAN MINDSET EXCHANGE

Satu contoh penerapan mindset exchange untuk meminimalisir uangmu tidak dikembalikan adalah dengan menghindari pinjaman nominal kecil secara berkala. Menurut studi, pinjaman-pinjaman kecil ini cenderung dilupakan bagi peminjam karena nominalnya yang kecil. Tetapi, nominal gabungan dari sejumlah pinjaman tersebut akan lebih gampang diingat karena nominalnya besar.

Selain masalah nominal, pemberi pinjaman juga perlu menegaskan penerapan mindset exchange melalui pihak ketiga. Melalui cara ini, kamu dan temanmu akan difasilitasi neraca pinjaman secara formal. Aplikasi peer-to-peer yang menyajikan nominal utang piutang pada kedua belah pihak bisa digunakan. Sebagai contoh, fitur split bill dalam sejumlah aplikasi keuangan bisa menjadi solusi. Meskipun tidak selalu dapat digunakan, namun cukup membantu agar terhindar dari konflik utang piutang antar teman.

Itu tadi alasan kenapa utang piutang dalam pertemanan rata-rata tidak terselesaikan dengan baik. Sejumlah faktor terlibat di dalamnya, mulai dari nominal utang sampai perbedaan mindset. Semoga kamu terhindar ya dari konflik utang piutang yang rumit! Lebih baik membantu teman seikhlasnya, daripada berujung dendam karena utang yang tidak dibayar. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Khamaduddin

A graduate of English Literature who considers writing as his coziest way of communication.