In Depth

ALASAN KENAPA MENGUMPAT BISA BIKIN SUASANA HATI LO MEMBAIK

Setelah kejedot atau merasa kesal, terkadang lo mengumpat ke sembarang arah. Kalau kata studi, mengumpat itu bisa bikin lo merasa lega.

title

FROYONION.COM - Orang kalau kesandung atau kejedot biasanya mereka bakal mengumpat, entah itu kata-kata kasar, ataupun nama-nama binatang. Kalau yang ‘mulutnya bagus’ mah palingan istigfar.

Mengumpat ternyata terbukti bisa mengurangi rasa sakit. Para ilmuwan masih belum tahu alasan pastinya kenapa, tapi mereka berteori bahwa mengumpat berfungsi sebagai pengalih perhatian.

Artikel ini sama sekali enggak menormalisasi lo buat mengumpat atau berkata-kata kasar, karena saat merasakan sakit, lo bisa milih antara mengumpat atau istigfar. Bisa milih diem juga sih semisal lo kuat nahan sakit.

Kalau kata Big Think soal ini, mengumpat memungkinkan kita untuk mengabaikan rasa sakit atau mendorong melewati hambatan fisiologis. Kalau lo ingin melihat apakah umpatan bisa membantu dalam eksploitasi fisik lo sendiri, lo bisa coba pakai kata "sh*t" atau "f*ck", karena kata ini mendapat hasil terbaik dalam eksperimen. Namun, tiap daerah punya kata umpatan yang berbeda-beda.

Orang tua lo pasti melarang lo buat mengeluarkan kata-kata umpatan. Mengumpat atau mengeluarkan kata-kata kasar dinilai sebagai perbuatan yang tidak sopan, serta tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang ada.

Mengumpat memang sebaiknya dihindari, tetapi kumpulan penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa bahasa kotor dapat menawarkan beberapa manfaat yang mengejutkan. Secara sosial, mengumpat telah terbukti meningkatkan efektivitas dan persuasif pembicara. 

Kalau kata Big Think, kata-kata tidak senonoh juga dapat membuat orang tampak lebih tulus dan dapat dipercaya. Bahkan yang lebih menarik, bahasa kotor juga dapat memberikan manfaat fisik. 

Dari banyak penelitian, Richard Stephens, dosen senior psikologi di Keele University menunjukkan, bahwa mengumpat bisa menumpulkan persepsi rasa sakit fisik dan meningkatkan kekuatan.

Dalam eksperimennya, yang telah direplikasi berkali-kali, subjek diminta untuk membenamkan tangan mereka ke dalam air sedingin es selama mungkin sambil mengulangi kata umpatan pilihan, kata netral, atau kata makian yang dibuat-buat. Lalu hasilnya?

Dalam kasus di mana peserta menggunakan kata-kata umpatan yang sebenarnya, mereka mampu membenamkan tangan mereka sekitar 33% lebih lama dan melaporkan bahwa, butuh waktu lebih lama bagi mereka untuk merasakan sakit. 

BACA JUGA: KENAPA SULIT BERKATA JUJUR, PADAHAL LEBIH MUDAH DARI BERBOHONG?

Yang menarik adalah, kata-kata makian yang dibuat-buat dalam eksperimen ini, mereka gagal menghasilkan efek analgesik atau meredakan rasa nyeri. Subjek juga diminta untuk menahan posisi push-up sampai kelelahan, atau meremas dinamometer tangan sekuat mungkin untuk mengukur kekuatan genggaman. 

Mereka melakukan hal itu sambil mengulangi kata umpatan atau kata netral dengan suara tenang. Lalu hasilnya? Mengumpat secara konsisten meningkatkan kinerja fisik dalam semua tantangan ini antara 5% dan 10%. Keren ugha yak.

Kok bisa ya kata-kata kasar meningkatkan kemampuan fisik? Penjelasan dari Stephens begini, menggunakan bahasa yang kasar bisa bikin lo bergairah atau menggebu. 

Mungkin lo menggebu karena mengumpat adalah hal tabu, jadi lo merasa seakan menjadi pemberontak, begitu kali ya. Sayangnya, dia tidak melihat adanya dampak pada kardiovaskular atau tekanan darah yang terukur ketika subjek mengumpat.

Ada juga jawaban soal mengumpat dari aspek psikologis. 

"Mungkin kita mengalihkan perhatian kita saat mengumpat, sehingga mengurangi persepsi rasa sakit," tulis Stephens dalam artikel opini bersama dengan Profesor Asosiasi Samford University, Nick Washmuth. “Ada kemungkinan bahwa gangguan yang disebabkan oleh umpatan menghasilkan peningkatan kinerja selama melakukan eksperimen.”

Kedua orang di atas bahkan menyarankan, bahwa pasien dibolehkan mengumpat supaya pulih dari sakitnya. Tentu pasien dan dokter kudu punya hubungan deket sebelumnya.

Mengumpat umumnya enggak dianjurkan sehingga melakukannya dapat membebaskan lo secara psikologis. Hal itu secara tidak sadar memungkinkan lo untuk melewati hambatan fisiologis yang lo alami. Bagaimanapun, mengumpat dianggap oleh kebanyakan masyarakat sebagai tindakan yang tidak sopan ya, coeg.

BACA JUGA: MEMAKLUMI KESALAHAN ANAK DENGAN KALIMAT 'NAMANYA JUGA ANAK-ANAK' ADALAH HAL YANG SALAH

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung