Ada satu bahan kimia di otak kita yang berperan dalam mendorong jenis cinta yang penuh gairah, yang begitu membara dan gila, dan yang seiring waktu akan memudar begitu saja. Dengan memahami bagaimana bahan kimia otak ini bekerja, itu dapat membantu meningkatkan hubungan kita, dan bahkan menjaganya dari waktu ke waktu.
FROYONION.COM - Ada satu bahan kimia di otak kita yang berperan dalam mendorong jenis cinta yang penuh gairah, yang begitu membara dan gila―yang umumnya terjadi di awal hubungan, yaitu dopamin, dan yang seiring waktu akan memudar begitu saja.
Tapi penting untuk diingat, bahwa yang dimaksud cinta memudar seiring waktu, itu hanyalah jenis cinta yang membara atau yang penuh gairah ini, kata Daniel Z. Lieberman, seorang profesor dan psikiater di Universitas George Washington, yang saya kutip dari Bustle.com.
Setelah jenis cinta yang penuh gairah ini memudar, ada jenis cinta yang umumnya justru tumbuh seiring waktu. Jenis cinta itu bernama "companionate love": jenis cinta yang intim tetapi tidak bergairah: jenis cinta yang di dalamnya ada komitmen panjang, kasih sayang yang dalam, dan keterikatan yang begitu kuat, yang juga didorong oleh bahan kimia di otak kita.
"Keterikatan (yang secara ilmiah dikenal sebagai companionate love)," kata Dr. Lieberman, "muncul dari kepuasan yang kita dapatkan saat berada di dekat orang lain (sebut saja pasangan kita), hari demi hari. Bahan kimia otak ini, juga disebut neurotransmiter, diasosiasikan dengan di sini dan saat ini (here and now)."
Sekarang, coba kamu bayangin pasangan tua, yang berpegangan tangan dan menikmati malam yang bahagia di sofa, dan bayangin mereka berfokus pada ide ini: "here and now it's just you and me", dan menikmati kebersamaan dalam ikatan hubungan itu hari demi hari, dengan selalu fokus pada "here and now". Ini bagus, tapi itu bisa sangat berbeda dari pergolakan gairah pertama, atau cinta yang penuh gairah di awal hubungan.
Michael Long, seorang dosen Universitas Georgetown dan rekan dari Dr. Lieberman, yang menulis buku bersama berjudul The Molecule Of More: How a Single Chemical in Your Brain Drives Love, Sex, and Creativity―and Will Determine the Fate of the Human Race, berkata, "Alih-alih didorong oleh bahan kimia otak 'di sini dan saat ini' (H&N) yang aktif ketika perhatian terfokus pada saat ini, cinta yang penuh gairah didorong oleh satu bahan kimia, (yaitu) dopamin."
Tapi cinta yang penuh gairah, seperti yang sudah dibilang diawal, seiring waktu akan menyusut atau memudar. Salah satu alasannya adalah karena memang sulit untuk mempertahankan euforia atau kegembiraan sensasi yang disebabkan oleh dopamin yang terjadi di awal.
Dan memang, "dopamin membuat kita tertarik satu sama lain," kata Dr. Lieberman, "tetapi hanya menanggapi hal-hal yang baru. Begitu kamu menjalin hubungan, dopamin itu memudar dan akhirnya berhenti. Jika kamu akan tetap terikat, kamu harus menemukan alasan di luar sensasi dopamin yang baru. Biasanya, itu memilih untuk menghargai pasanganmu di sini dan saat ini (here and now)."
Dan bahkan setelah sensasi dopamin memudar, memilih untuk tetap terikat dengan pasanganmu juga didorong oleh bahan kimia di otak kita, hanya saja set yang berbeda.
Orang mungkin terkejut, kata Michael Long, ketika mengetahui bahwa bahan kimia yang bertanggung jawab atas keterikatan pada manusia, bahan kimia itu juga melakukan hal yang sama pada beberapa spesies hewan yang kawin seumur hidup, misalnya seperti tikus padang rumput. Bahan kimia itu bernama oksitosin dan vasopresin.
Mengutip SITN science in the news: lebih jauh mengenai oksitosin: bahwa oksitosin membantu kita untuk memperkuat perasaan positif, yang sudah kita rasakan terhadap orang yang kita cintai. Itu berarti, ketika kita menjadi lebih terikat dengan keluarga kita misalnya, atau dengan teman dekat kita, atau dengan pasangan kita, oksitosin bekerja di balik layar atau di latar belakang, dan itu mengingatkan kita kenapa kita menyukai orang-orang ini dan meningkatkan kasih sayang kepada mereka.
Sekarang balik lagi ke cinta yang penuh gairah yang terjadi di awal, yang seiring waktu berubah menjadi keterikatan. Kembali mengutip Bustle.com: meskipun bahan kimia mendorong cinta yang penuh gairah dan keterikatan―yang secara ilmiah dikenal sebagai companionate love, itu jelas bahwa memilih untuk tetap bersama orang yang sama adalah sebuah pilihan.
Hubungan dapat tetap berlanjut, dan bahkan berkembang. Tetapi untuk melakukannya, penting untuk dipahami, bahwa bersama orang yang sama setiap hari, itu berarti cinta yang penuh gairah memudar.
"Itulah mengapa," kata Michael Long, "cinta yang penuh gairah memudar: misteri mendebarkan dari hal yang tidak diketahui menjadi keakraban yang membosankan setiap hari."
Tapi bukan berarti keakraban itu nggak ada manfaatnya sama sekali, dan juga bukan berarti bahwa sensasi dopamin menjadi musnah atau benar-benar nggak ada.
Pada akhirnya kita hanya melewati fase dari memudarnya cinta yang penuh gairah, dan kita pindah ke fase cinta berikutnya, yaitu keterikatan atau companionate love, dan mengharuskan kita untuk membuat pilihan: untuk menghargai seseorang di sini dan sekarang atau saat ini (here and now).
Dan kita bisa menciptakan kembali percikan sensasi dari romantisme dopamin dengan melakukan sesuatu yang baru bersama pasangan, karena dopamin hanya dapat dipicu dengan melakukan sesuatu yang baru. Jadi penting untuk menjaga kebaruan tetap hidup dalam hubunganmu.
Misalnya "kunjungi restoran baru", kata Dr. Lieberman, "terutama yang menyajikan masakan yang tidak kamu ketahui, atau yang melibatkan beberapa pengalaman atau aktivitas yang baru bagimu."
Pokoknya apa saja yang baru yang belum pernah kamu lakukan dengan pasanganmu. Dan itu, menurut Dr. Lieberman, akan menempatkanmu dalam situasi di mana kamu mengalami dopamin tidak hanya dari kejutan dalam hal baru tapi juga dari reaksi mengejutkan pasanganmu.
Jadi, dengan memahami bagaimana bahan kimia otak bekerja, itu dapat membantu meningkatkan hubungan kita, dan bahkan menjaganya dari waktu ke waktu. Pada titik tertentu, cintamu yang penuh gairah akan memudar, tetapi penting untuk menghargai bahwa "companionate love" memiliki manfaatnya sendiri.
Dan jika kamu ingin menjaga gairah dan percikan sensasi dari dopamin itu tetap hidup dalam hubunganmu, maka teruslah mengejar pengalaman baru. (*/Foto: Everton Vila via Unsplash)