In Depth

5 MANFAAT ‘NGOMONG SENDIRI KAYAK LAGI PODCAST’ YANG PERLU LO KETAHUI

Banyak orang bilang kalau perilaku ngomong sendiri itu katanya kurang waras. Padahal ngomong sendiri turut ngasih manfaat buat kepercayaan diri lo, kesehatan mental, serta membantu lo dalam menyelesaikan pekerjaan.

title

FROYONION.COM - “Lo barusan berbicara sendiri? Gila lo ya?” Biasanya tanggapan dari teman semisal mendapati lo ngomong sendiri ya seperti itu. Kalau di film, orang yang ketahuan berbicara sendiri bisanya merasa bersalah, lalu minta maaf dengan malu-malu.

Iya sih beberapa tanda gangguan mental memang menunjukkan gejala self-talk alias berbicara sendiri, misalnya skizofrenia. Namun, kata Big Think, ternyata kebiasaan berbicara sendiri juga banyak dilakukan oleh orang-orang yang sehat secara mental.

Banyak orang suka ngomong atau berbicara sendiri dan menduga hal tersebut tidak wajar, padahal ya wajar aja.
Banyak orang suka ngomong sendiri dan menduga hal tersebut tidak wajar, padahal ya wajar aja.

Perlu lo ketahui bahwa berbicara sendiri bisa ngasih manfaat apabila digunakan dalam konteks yang tepat. Berikut 5 manfaat berbicara sendiri berdasarkan studi:

1. BERBICARA SENDIRI BISA MEMBERIKAN SEMANGAT

Bersemangat dalam beraktivitas ini perlu supaya lo bisa menyelesaikan tugas lo dengan baik sekaligus meraih kesuksesan. Rasa semangat juga membuat lo lebih percaya diri.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychology of Sport and Exercise melibatkan 72 pemain tenis sebagai responden, dan membaginya menjadi dua kelompok. Meskipun kedua kelompok mengikuti program pelatihan yang sama, hanya kelompok eksperimen yang diminta untuk mempraktekkan berbicara sendiri.

Hasilnya adalah kelompok eksperimen menunjukkan kepercayaan diri yang meningkat dan kecemasan yang berkurang. Berbicara sendiri bisa ngasih manfaat apabila digunakan dalam konteks yang tepat, seperti yang dikatakan Dr. Julia Harper, seorang terapis okupasi kepada NBC News:

“Jika kita berbicara kepada diri kita sendiri secara negatif, penelitian menunjukkan bahwa kita kemungkinan besar akan mengarahkan diri kita sendiri ke hasil yang negatif. Namun, ketika berbicara sendiri yang sifatnya netral—seperti dalam pernyataan semacam 'Apa yang harus saya lakukan?'—atau positif, seperti 'Saya bisa menyelesaikan ini,' maka hasilnya jauh lebih efektif.”

BACA JUGA: EFEK POSITIF DARI ‘BDSM’ BAGI KESEHATAN MENTAL YANG BELUM LO KETAHUI

2. BERBICARA SENDIRI MELATIH PENGENDALIAN DIRI

Penelitian dari University of Toronto Scarborough yang diterbitkan di Acta Psychologica  menunjukkan, bahwa berbicara kepada diri sendiri adalah bentuk pengendalian emosi diri.

Peneliti meminta responden untuk melakukan tes sederhana dengan komputer. Jika tampilan menunjukkan simbol tertentu, peserta ditugaskan untuk menekan tombol. Jika ada simbol lain yang muncul, mereka harus menahan diri. 

Satu kelompok diminta mengucap instruksi dan satunya lagi tidak. Hasilnya adalah satu kelompok yang disuruh mengulang satu kata terus menerus mereka berhasil melakukan pengendalian diri yang baik.

Alexa Tullett, penulis utama studi tersebut kerap mengendalikan diri dengan cara ini. Dia menahan diri dalam beradu argumen, berhenti makan meski masih pengen, ataupun menyuruh diri sendiri untuk terus berlari dan menahan lelah.

3. BERBICARA SENDIRI MENINGKATKAN KINERJA KOGNITIF

Penelitian bilang bahwa berbicara sendiri dapat membantu otak lo bekerja lebih baik. Sebuah studi yang diterbitkan di Acta Psychologica meminta responden untuk membaca instruksi, kemudian melakukan tugas yang sesuai. Beberapa peserta harus membaca instruksi mereka dalam hati, yang lain dengan suara keras.

Peneliti kemudian mengukur konsentrasi dan kinerja tugas. Hasil mereka menunjukkan bahwa membaca dengan keras membantu mempertahankan konsentrasi dan meningkatkan kinerja.

Mari-Beffa, salah satu penulis studi tersebut, mencatat: “Berbicara dengan keras, ketika pikiran tidak mengembara, sebenarnya bisa menjadi tanda fungsi kognitif yang tinggi. Alih-alih sakit mental, itu bisa membuat Anda lebih kompeten secara intelektual.” 

Penelitian tambahan mendukung hasil tersebut. Dalam satu studi, peserta menyelesaikan tugas menemukan item lebih cepat ketika berbicara sendiri. Dalam hal ini berbicara sendiri bisa menunjukkan peningkatan dalam pemrosesan visual. 

BACA JUGA: BUANG STIGMA, PERINGATI WORLD MENTAL HEALTH DAY BAWA PERUBAHAN

4. BERBICARA SENDIRI BISA MEMPERKUAT MEMORI

Mungkin lo pernah diminta nyokap buat belanja di warung, dan menghafalkan pesanannya dengan mengucapkan pesanan tersebut sambil berjalan. Ternyata menghafalkan dengan cara mengucapkan terbukti berhasil. Sebuah studi yang diterbitkan di Memory pun mengamini gagasan tersebut.

Pada studi di atas, para peneliti menguji 4 metode untuk menyimpan informasi tertulis. Mereka meminta peserta untuk membaca dalam hati, membaca nyaring, mendengarkan orang lain membaca, dan mendengarkan rekaman bacaan mereka sendiri. 

Hasilnya membuktikan bahwa menghafal atau menyimpan informasi dengan cara membaca nyaring adalah yang paling berhasil.

5. BIKIN LO LANCAR BERBICARA

Ngomong sendiri ini banyak macemnya, bisa ngomong sendiri dalam hati, bersuara pelan, ataupun bersuara kencang. Bentuk berbicara sendiri yang paling bermanfaat adalah yang instruksional.

Berbicara sendiri dalam konteks yang enggak-nggak seperti tiba-tiba “ingin melompat dari kapal ke laut” atau semacamnya dinilai tidak bermanfaat, dan bisa jadi hal tersebut menandakan pikiran lo yang lagi nggak fokus ataupun masalah kesehatan mental.

Dengan berbicara sendiri, lo akan lebih lancar dalam berdialog. Berbicara sendiri bisa disebut sebagai latihan menemukan frasa ataupun istilah yang ingin lo sampaikan. 

Jangan sampai lo mikirin hal yang enggak-enggak, yang tanpa sadar, ternyata lo tanamkan ke dalam pikiran lo sendiri. Kesimpulannya adalah berbicara sendiri bakal ngasih manfaat ke lo selama lo membicarakan hal-hal yang positif ya, Civs.

BACA JUGA: DAMPAK ‘HUSTLE CULTURE’ BAGI KESEHATAN MENTAL ANAK MUDA DAN CARA MENGATASINYA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung