In Depth

4 FONDASI MENJADI DESAIN GRAFIS PROFESIONAL

Tertarikkah menjalani pekerjaan desain grafis? Ada empat fondasi penting untuk menjadi seorang desainer grafis yang profesional.

title

FROYONION.COM Beberapa minggu yang lalu, penulis membaca data di media online yang menyebutkan bahwa hanya 3% perusahaan dari seluruh dunia yang menyebutkan bahwa profesi desain grafis bukan hal yang penting dalam aktivitas marketing

Sisanya, yaitu sebanyak 97%, perusahaan dari seluruh dunia menyebutkan bahwa desain grafis adalah profesi penting untuk menunjang aktivitas marketing. Dengan kata lain, desain grafis termasuk pekerjaan yang  dicari banyak perusahaan saat ini. Karenanya, pekerjaan ini tak dapat dipungkiri memang menjanjikan. Penulis membacanya di situs Colorlib, 

Nah, berangkat dari titik inilah, penulis benar-benar merasa penasaran bagaimana sih untuk menjadi seorang desain grafis yang profesional. Nah, untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut, penulis bertanya kepada Jefa yang merupakan seorang alumni jurusan Desain Komunikasi Visual salah satu perguruan tinggi di kota Bandung. Beliau saat ini bekerja di salah satu perusahaan konsultan desain. Setelah penulis mengobrol banyak dengannya, penulis menemukan ada 4 fondasi penting untuk menjadi seorang desainer grafis profesional. Keempat fondasi ini penting bagi kamu-kamu yang tertarik ingin menggeluti bidang desain grafis. Nah, apa sajakah itu? Keempat fondasi tersebut antara lain, 

BACA JUGA: MENGURAI DILEMA DESAINER GRAFIS DI TENGAH PERSAINGAN KETAT 

PERTAMA: MEMILIKI SENSE DESAIN YANG BAIK

Jefa menceritakan bahwa  untuk menjadi seorang desainer grafis yang sukses memang harus belajar berbagai teori desain. Namun, teori yang kita kuasai tak akan berguna bila tak memiliki sense desain. “Memang kompleks karena harus belajar teori seperti warna dan komposisi. Tapi, yang paling penting itu sense desainnya,” tutur Jefa. Untuk memiliki sense desain yang baik, tak datang begitu saja. Sense ini datang dari proses latihan yang rutin. “Ini harus terus-menerus dilatih dari pengalaman yang nggak sebentar.”, tuturnya. 

Selain dengan giat berlatih mendesain, Jefa pun menambahkan perlu juga mencari berbagai inspirasi agar kita memiliki sense desain yang baik. “Banyak-banyak lihat referensi desain yang bagus agar bisa muncul sense ini. Semakin banyak referensi, sense semakin bisa terbentuk.” 

Apa yang dikatakan oleh Jefa memang benar-benar penulis rasakan sendiri. Beberapa tahun lalu, penulis lumayan cukup sering ikut kontes logo dan poster di beberapa situs internet. Logo yang penulis buat tak menarik dan komunikatif bahkan membosankan. Bahkan, di salah satu situs internet yang mengadakan kontes, logo dan poster buatan penulis cukup sering dieliminasi karena dinilai tak layak. Padahal, penulis sudah banyak belajar berbagai teori desain. Nah, setelah penulis mengobrol dengan Jefa, penulis akhirnya mengetahui kelemahan selama inI dalam mendesain. Yaitu, penulis ini sebenarnya tak memiliki sense desain yang baik. Saat ini, penulis giat berlatih untuk meningkatkan sense desain.   

KEDUA:  MENGUASAI BERBAGAI SOFTWARE DESAIN

Jefa pun menceritakan bahwa sangat penting untuk menguasai software desain. “Teknis software pun penting,” tuturnya. Jefa pun menceritakan bahwa seorang desain grafis tak hanya dituntut menggunakan software desain yang populer saja. Tetapi juga software desain lainnya. “Sekarang Photoshop, CorelDraw, dan Illustrator memang sangat populer di kalangan desainer. Tapi, penting juga skill menggunakan software lainnya seperti After Effect, Blender, atau 3D Studio Max,” tuturnya. “Ini akan menaikkan nilai kompetitif desainer.”  

Nah, sekadar berbagi pengalaman, penulis pernah mencoba membuat poster dengan tambahan efek-efek dari software After Effect. Software utama yang penulis gunakan yaitu Inkscape dan Photoshop. Ternyata, desain poster lebih atraktif dibandingkan hanya dengan menggunakan efek-efek yang ada di Photoshop. Warna-warna yang tampak terlihat lebih tajam. Penulis menggunakan fitur blending mode pada Photoshop untuk mencampur efek yang dibuat dengan software After Effects dengan desain poster.

Nah, untuk menguasai berbagai software desain tersebut, kita bisa mempelajarinya melalui tutorialnya. Di media internet khususnya YouTube, memang ada cukup banyak tutorialnya. Bila merasa kesulitan, bisa mempertimbangkan untuk mengikuti course di tempat yang terpercaya.

BACA JUGA: 5 ELEMEN CANVA YANG WAJIB KAMU GUNAKAN UNTUK MEMPERMUDAH DESAIN GRAFISMU 

KETIGA: MEMILIKI CIRI KHAS DESAIN TERSENDIRI

Jefa pun menceritakan bahwa seorang desain grafis membutuhkan ciri khas tersendiri. Ciri khas ini membuat desainer mampu bersaing dengan desainer lainya.  “Kalo desainer nggak punya ciri khas tersendiri ya jadinya sulit bersaing,” tuturnya. “Nilai lebih desainer itu terletak di ciri khasnya.” Untuk menciptakan ciri khas desain tersendiri, Jefa menceritakan memang perlu banyak bereksperimen dengan beragam software desain “Kalo saya, saya sih memakai efek-efek dari software After Effect untuk dimasukkan ke dalam proyek desain grafis. Terkadang juga saya memakai software particle illusion atau yang sejenisnyaHarus sering dan rajin eksperimen mencari formula-formula yang unik,” tambahnya. 

KEEMPAT: KREATIVITAS TINGGI

Kemenkraf memasukkan desain komunikasi visual ke dalam salah satu sektor ekonomi kreatif. Apa yang dilakukan Kemenkraf memang benar. Sebabnya, untuk menjadi seorang desain grafis memang membutuhkan kreativitas tinggi. Hal ini pun diakui oleh Jefa. “Kreativitas harus ada di setiap desainer,” tutur Jefa.  

Nah, agar kita selalu kreatif dalam berkarya, Jefa menceritakan pentingnya inspirasi dalam berkarya. “Kembali lagi ke inspirasi sih, inspirasi yang bagus itu sebenarnya bahan bakar untuk bikin desain, Kalo nggak ada inspirasi, ujung-ujungnya mentok.” tuturnya. Jefa menyarankan agar mencari banyak inspirasi dari banyak media untuk mengasah kreativitas. Misalnya, mencari inspirasi dari melihat desain-desain yang ada di majalah atau koran. Tak hanya sebatas mencari berbagai inspirasi dari media online saja. 

Keempat fondasi yang sudah dipaparkan membantumu untuk menjadi desainer grafis profesional. Bila kamu tertarik ingin menjadi seorang desainer grafis profesional, memang sebaiknya perlu melatih setiap fondasi tersebut. Nah, tertarikkah kamu menjalani pekerjaan tersebut? (*/) (Photo credit: Antoni Shkraba)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rahadian

Sarjana hubungan internasional yang kecanduan menulis artikel dan berbisnis kreatif.