Design

OPEN SPACE OFFICE: KONSEP MODERN YANG MENYEBALKAN BAGI SEBAGIAN ORANG

Meski semakin banyak perusahaan yang mengusung konsep open space karena dianggap lebih kekinian dan lebih nyaman, nyatanya konsep ini mulai dikritik dan dinilai menyebalkan bagi sebagian orang.

title

FROYONION.COM – Open Space Office atau ruangan kerja terbuka tanpa sekat pasti sering kita jumpai di kantor-kantor baru atau startup. Penggunaan konsep ini dinilai modern sehingga cocok dengan karyawan yang didominasi oleh anak-anak muda yang diharapkan mampu memberi rasa nyaman karena terkesan aesthetic

Pemikiran tentang konsep Open Space Office sebenarnya sudah ada sejak abad ke-20, berasal dari seorang arsitek asal Amerika bernama Frank Lloyd Wright. 

Frank berfikir bahwa trend area kerja bersekat membuat para pekerja cenderung tertutup sehingga diperlukan area kerja terbuka agar karyawan mendapatkan ruang kerja yang lebih luas. Ketertarikan Frank dengan ruang terbuka pun bisa kita lihat dari salah satu karyanya yang iconic yaitu SC Johnson yang berada di Amerika Serikat.

Kemudian ide tentang ruang kerja terbuka kembali muncul pada tahun 1950-an lewat dua bersaudara asal Jerman, Eberhard dan Wolfgang Schnelle yang merancang landscape kantor, sebuah ruangan tanpa sekat dengan perabotan simple dan dihiasi tanaman hijau serta mendorong adanya komunikasi di dalamnya.

Open Space Office ternyata mampu menarik minat banyak perusahaan terutama perusahaan asuransi, bank dan firma karena kelebihannya yang dapat memberikan ruangan yang luas bagi karyawan dengan biaya yang minim. Dengan kata lain, perusahaan dapat menekan biaya perawatan sekaligus menjalin kedekatan antara karyawan karena interaksi yang baik satu sama lain sehingga menciptakan lingkungan kerja yang suportif dan lebih produktif.

Ditambah lagi dengan kemajuan zaman yang membuat kantor tidak lagi menggunakan komputer besar dan beralih ke penggunaan laptop, konsep Open Space Office pun semakin berkembang dan diterapkan oleh perusahan-perusahaan di berbagai negara termasuk Indonesia. 

Walaupun dianggap lebih modern nyatanya Open Space Office menuai banyak kritik dan sebagian orang menganggapnya sebagai konsep yang menyebalkan. Bagaimana tidak, meski konsep Open Space Office berfungsi untuk mengingatkan produktivitas karyawan namun konsep ini juga memungkinkan karyawan kehilangan hal tersebut. 

Gangguan kebisingan karena banyaknya orang dalam satu ruangan yang bergabung sehingga dapat memecah fokus, hal ini selaras dengan pendapat netizen yang merasa sulit berkonsentrasi jika ada rekan kerjanya yang mengobrol. Belum lagi karyawan yang merasa diawasi terus-menerus karena hilangnya sebagian besar privasi. Akibatnya para pekerja mengalami stress dan kehilangan semangat untuk bekerja. Hal ini tentu saja melenceng dari tujuan awal pembuatan Open Space Office

Berbagai macam alasan ini juga yang mendasari banyaknya perusahan yang bertahan dengan konsep Cubicle atau ruangan bersekat sekaligus masih menjadi konsep favorit bagi sebagian karyawan, meski terkesan lebih jadul dan lebih sulit untuk dibersihkan serta memakan biaya maintenance yang lebih besar. 

Berbeda dengan Open Space Office konsep Cubicle dianggap lebih memberikan banyak privasi untuk karyawan agar bisa lebih berekspresi, selain itu ruang kerja bersekat dapat didekorasi sesuai keinginan pemilik bilik sehingga terlihat lebih tertata dan memberikan rasa nyaman. Hal ini tentu saja mendorong karyawan lebih semangat untuk bekerja dan menjadi kreatif. 

Terlepas adanya pro dan kontra dengan konsep Open Space Office dan Cubicle, penting bagi kita beradaptasi dengan apapun konsep yang perusahaan terapkan agar dapat memberikan performa terbaik yang kita miliki. (*/) (Photo credit: Fauxels)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Mastilah

Pemudi hijrah yang suka nulis yang hobi banget nyemil tapi ga pernah gemuk