Bila kamu ingin menata ruangan namun bosan dengan gaya desain interior yang itu-itu saja, kamu bisa mencoba menerapkan gaya desain interior postmodern.
FROYONION.COM – Bila kita ingin menjadikan ruangan lebih nyaman, kita memang harus memahami seluk beluk desain interior. Berbicara mengenai serba-serbi dunia desain interior, berbicara juga bagaimana gaya untuk menatanya. Memang, ada banyak sekali gaya menata desain interior ruangan. Dari mulai yang simpel hingga yang rumit. Dari mulai yang low cost hingga high cost.
Nah, salah satunya yaitu gaya desain interior yaitu postmodern. Lalu, apa sih uniknya gaya desain interior ini? Hal yang membedakannya dengan gaya desain lainnya yaitu terletak pada kebebasan.
Karena mengutamakan kebebasan, kita pun tak terlalu sulit untuk menerapkannya. Meskipun bebas, kita pun harus juga tetap merasa nyaman berada di dalam ruangan. Nah, tertarikkah kamu menerapkan gaya desain interior ini?
Berikut 3 prinsip gaya desain interior postmodern.
Bila kita menata desain interior, biasanya ada beberapa kebiasaan yang kita terapkan. Kebiasaan ini sudah melekat di dalam benak kita. Misalnya, dinding antar ruangan harus terbuat dari material bata. Atau, jendela di dinding rumah yang menghadap eksterior harus dipasang tirai. Nah, dalam gaya desain interior postmodern, kita hilangkan beberapa kebiasaan tersebut.
Nah, kita bisa menggunakan material lainnya untuk membuat dinding antar ruangan. Misalnya, kaca, kayu, bambu, kain, tirai, atau plastik. Kita pun boleh juga tak memasang tirai pada jendela yang menghadap eksterior.
Dengan catatan, tak mengganggu privasi kita saat berada di dalam rumah. Contoh lainnya, dalam hal meletakkan sofa. Kita umumnya terbiasa meletakkannya di depan dinding.
Nah, dalam gaya interior postmodern, kebiasaan ini harus dihilangkan. Kita bisa mencoba meletakkan sofa di tengah-tengah ruangan. Atau, menyimpannya dalam posisi miring atau diagonal.
BACA JUGA: TREN PALET WARNA UNTUK INTERIOR RUMAH TAHUN 2023
Contoh lainnya, kita umumnya memasang keramik dalam posisi lurus sehingga terlihat kotak-kotak. Nah, dalam gaya desain interior postmodern, kita dibebaskan memasangnya.
Kita bisa memasangnya dalam posisi lain. Misalnya, memasangnya secara diagonal. Bisa juga memadukan posisi lurus dengan posisi miring sehingga keramik dan garis batas antar keramik menjadi lebih atraktif.
Dalam gaya desain interior postmodern, kita dibebaskan untuk mengutamakan selera pribadi. Karenanya, bila kita menerapkan gaya desain ini, rumah akan sangat kental dengan selera pribadi.
Umpamakan, kamu senang warna biru dan oranye. Kamu pun senang dengan bentuk bundar. Nah, kedua warna tersebut dan bentuk bundar bisa ditampilkan pada dinding.
Misalnya, dengan memasang wallpaper yang bercorak demikian. Contoh lainnya, kamu menyukai bentuk bundar. Nah, bentuk bundar ini bisa ditampilkan pada beberapa furniture rumah. Misalnya, pada lemari, sofa, meja, atau bingkai jendela.
Bentuk bundar juga ditampilkan sebagai bentuk hiasan ornamen pada furniture. Hanya saja, furniture seperti itu memang susah didapatkan di kebanyakan toko furniture. Kita memang harus memesannya.
Kita pun tentunya harus mengeluarkan uang lebih banyak. Untuk menampilkan gaya interior postmodern, memang membutuhkan dana yang tak sedikit. Kita pun harus memahami juga karakter furniture yang sesuai dengan diri kita.
Misalnya, kita sangat nyaman duduk di kursi yang melengkung. Nah, sudah tentu kursi dan sofa yang ada di ruangan haruslah berbentuk melengkung. Bila furniture ini tak ada di toko, maka kita memang harus memesannya.
Perlu diketahui juga, menurut sudut pandang postmodern, setiap orang memiliki preferensi yang berbeda-beda terkait kenyamanan. Dengan demikian, hal yang nyaman pada orang lain belum tentu nyaman pada kamu.
Umpamakan, teman kamu memasang wallpaper berwarna oranye bermotif kotak-kotak. Teman kamu bercerita bahwa wallpaper ini membuatnya merasa ceria. Nah, bila kamu memasangnya juga, belum tentu kamu akan merasakannya juga.
Sebabnya, setiap orang memiliki preferensi yang belum tentu sama dengan preferensi orang lain. Umpamakan lagi, teman kamu nyaman duduk di sofa berbahan kain Hikaron. Kain ini biasa digunakan di sofa premium. Nah, belum tentu juga kita akan nyaman duduk di sofa tersebut.
Jean Lyotard, seorang filsuf Perancis, pernah berujar bahwa teori itu sebenarnya menyederhanakan fenomena. Dengan menggunakan teori, fenomena terlihat sempit.
Agar fenomena terlihat utuh, maka teori perlu dihilangkan. Hal ini menjadi salah satu landasan gaya desain interior postmodern. Dalam dunia desain interior, memang ada berbagai teori untuk menata serba-serbi detail interior.
Misalnya, bagaimana agar ruangan mudah kita lewati, bagaimana agar warna-warna yang tampak pada interior terlihat harmonis, atau bagaimana agar elemen-elemen interior pada ruangan terlihat seimbang dan mengalir.
Bila kita menganut gaya desain interior postmodern, kita sebenarnya sama sekali tak membutuhkan teori-teori tersebut. Bila menggunakan teori-teori tersebut, belum kita membuat kita nyaman berada di dalam ruangan. Hindari juga membaca berbagai tips.
Sebabnya, tips pun serupa dengan teori. Bila kita menerapkan berbagai tips, belum tentu membuat kita nyaman. Dalam sudut pandang postmodern, baik teori maupun tips sebenarnya mengkungkung kebebasan kita untuk berkreativitas.
Dengan demikian, daripada menggunakan berbagai teori atau membaca berbagai tips, lebih baik memperbanyak eksperimen mendesain interior ruangan untuk menemukan formula desain interior yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Itulah, 3 prinsip gaya desain interior postmodern. Gaya desain interior postmodern lebih menekan faktor subjektif. Karenanya, dengan menerapkannya, desain interior ruangannya tak terlihat terlalu umum. Selain itu, sangat mencerminkan karakter penghuninya. Gaya desain interior inipun cocok juga diterapkan bagi yang merasa bosan dengan gaya interior yang itu-itu saja. Nah, tertarikkah menerapkan gaya desain interior postmodern? Bila ya, selamat menerapkannya. (*/)