Intip bagaimana Willie Salim membuat konten filantropi digital dan sukses meraih lebih dari 10 juta subscribers YouTube dan followers TikTok. Simak obrolannya dalam perhelatan IdeaFest 2024 melalui artikel ini.
FROYONION.COM - Willie Salim, kreator konten asal Indonesia yang terkenal dengan membagi-bagikan rezeki ke orang-orang di sekitarnya hadir sebagai pembicara di IdeaFest 2024.
Memiliki total jumlah pengikut hingga lebih dari 10 juta subscribers dan followers di YouTube dan TikTok, Willie dikenal dengan kontennya “Mari Kita Borong”.
BACA JUGA: INTERNET FAMOUS WILLIE SALIM, JIRAYUT, DAN ONAD RAMAIKAN IDEAFEST 2024
Dalam gelar wicara yang diselenggarakan pada Sabtu (28/9), Willie juga membagikan cerita menarik bagaimana ia bisa meniti karya dengan konten filantropi digital miliknya. Perlu diketahui, Willie mulai aktif membuat konten di platform YouTube pada tahun 2014 silam.
Tentu, sederet konten-kontennya seperti memborong makanan dan minuman dari para pedagang kaki lima, hingga memborong beberapa toko swalayan modern kemudian membagi-bagikannya kepada orang yang membutuhkan menjadi daya tarik warganet.
Tak jarang, kontennya membuat haru.
BACA JUGA: NATYA SHINA BOCORKAN RAHASIA HADAPI HATE COMMENTS
Willie juga aktif membuat jenis konten lainnya seperti eksperimen sosial, berbagai challenge menarik, dan prank. Variasi kontennya yang beragam inilah membuat alasan nama seorang Willie Salim menanjak naik.
Ia kerap mendapatkan ujaran atau komentar negatif terhadap konten yang dibuatnya.
Seperti pandangan miring orang terhadap konten filantropi yang erat kaitannya hanya mengejar popularitas lalu melahirkan istilah “tangan kanan memberi, tangan kiri selfie”. Namun atas keyakinannya, Willie berhasil menginspirasi orang-orang.
Willie Salim merupakan peraih Diamond Creator Award 2023 dengan pembuktiannya memiliki lebih dari 10 juta subscribers YouTube. Berikut tips dari Willie tentang bagaimana memulai membuat konten filantropi digital.
Willie Salim memiliki prinsip bahwa ia perlu meminta izin sebelum melancarkan aksinya membagi-bagikan rezeki kepada orang lain.
Cara ini berada pada urutan pertama karena memegang peran penting bagaimana kontennya dapat dibuat secara lancar tanpa merugikan satu dengan yang lain.
“Cara pertama kita harus izin karena melibatkan banyak orang lain. Pak, bu boleh nggak saya videokan atau saya rekam? Kalo nggak boleh ya jangan dilakuin. Jadi persetujuan gitu,” terang Willie.
Willie menjelaskan ranah perizinan mencakup perizinan untuk mengambil foto dan merekam video. Selain itu, menyampaikan tujuan atau maksud dari kontennya juga penting dilakukan untuk menekankan transparasi donasi yang diberikan dan menghindari kesalahpahaman.
Dalam sudut pandang dan pengalamannya, Willie kerap menemui kreator muda yang telah berani membuat konten rekayasa atau settingan.
Misalnya, hendak memberi uang sebesar Rp500,000 namun realitanya hanya dibagi separuhnya. Sehingga membuat pihak penerima merasa dirugikan.
“Terus yang kedua, gue itu nggak idealis, gue juga tau di luar sana ada yang di-setting, tapi gue berharap di luar sana itu betul-betul memberi. Ya meski kasih 500 ribu juga nggak peduli dan orang itu setuju. Soalnya, gue punya prinsip jangan merugikan orang lain. Dia untung kita juga merasa senang, ya sudah cukup,” tegasnya.
Meski terkadang Willie membuat konten prank yang memicu kontroversi warganet, pada akhirnya ia tetap memberi dengan nominal sepenuhnya supaya kedua pihak tidak merasa dirugikan dan saling mengerti.
Konten filantropi seperti membagi-bagikan rezeki memang tengah digandrungi anak muda.
Ada yang dikemas untuk memborong dagangan kaki lima lalu membagikannya ke orang sekitar, ada pula yang dikemas dalam permainan misi berhadiah sembako dan uang tunai senilai jutaan rupiah. Untuk itu, Willie berpesan berani mencoba.
“Pesan dari gue sih kalo secara spesifik bantu bantu orang atau berbagi, ya lakuin aja dan cobain kalo kalian nyaman dan suka. Namun kalo ada feeling kalian yang merasa kurang cocok, ya jangan dilakukan. Jadi dicoba dahulu,” timpalnya.
BACA JUGA: AGATHA CHELSEA BAGIKAN ILMU BIKIN KONTEN DARI PERSPEKTIF SAINS
Ia berpesan demikian sebab realita dunia konten filantropi sangatlah keras.
Sulitnya mendapatkan dukungan kolaborasi dari sponsor, menemui komentar negatif dari warganet, serta godaan mengeksploitasi orang lain. Jika berani maka lakukan, jika tidak yakin maka tinggalkan.
Terakhir, Willie juga menyelipkan cara bagaimana konten yang ia buat sudah sesuai atau belum.
BACA JUGA: NAPAK TILAS MR. BEAST SANG YOUTUBER FILANTROPIS & 5 KEISTIMEWAAN CHANNEL ‘GILA’ MILIKNYA
Willie bertolok ukur pada metriks-metriks seperti jumlah orang yang menonton video atau disebut views dan hasilnya ia akan mendapatkan konten yang berkembang.
“Sekarang, gue masih berpegang pada views sih. Karena semakin banyak yang ngelihat yang kita buat, berarti semakin banyak konten gue yang mereka share. Jadi selain yang gue kasih, gue punya attention dan new currency,” pungkas Willie.
Itulah tips memulai konten filantropi digital dari Willie Salim dalam IdeaFest 2024. Menurutnya, yang terpenting adalah berani memulai dan bertanggung jawab. Selain itu, pastikan kalian membuat konten filantropi yang menginspirasi dan tidak membuat satu dengan yang lain rugi. (*/)