Creative

SUSAHNYA BIKIN ANIME PAKAI CGI

Daripada ngeluh kenapa anime sekarang sering pakai CGI, sebaiknya kalian harus tahu bahwa cara tersebut lebih sulit dari gambar dua dimensi.

title

FROYONION.COM - Sangat jauh membandingkan suasana nonton anime era 90-an dengan sekarang. Jika dulu kita sering menonton anime lewat TV, sekarang kita semakin dimanjakan buat nonton anime di manapun tempatnya entah itu waktu kerja dan liburan melalui tayangan streaming maupun layar lebar. 

Selain itu, standar kualitas anime saat ini juga sangat tinggi. Kalau dulu kita fokus dengan alur ceritanya saja, situasi ini mengharuskan kualitas grafis anime diproduksi dengan totalitas supaya tidak memberikan kesan kaku pada animasi. 

Maka dari itu, kebanyakan anime sekarang terutama genre action dikritik penonton karena gagal memberikan koreografi fighting yang menarik. 

Di lain sisi, studio juga dituntut untuk memproduksi secepat mungkin supaya tingkat animo penonton tetap konsisten.

Dalam menangani masalah ini, studio melakukan jalan pintas dengan menggunakan teknologi bernama CGI (Computer-Generated Imagery) supaya anime dapat diproduksi dengan cepat. 

Kalian pasti tahu kan teknologi CGI seperti apa? Itulah yang biasanya dipakai film-film kayak Marvel sama DC. Alasannya jelas supaya produksi lebih cepat selesai dan meminimalisir hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja. 

Sayang sekali, penggunaan CGI di anime nggak disambut positif sama penonton. Banyak dari mereka menganggap CGI sebagai biang kerok rusaknya sebuah anime. Nggak percaya? Kita ambil satu kasus saja yang paling terkenal. Apa lagi kalau bukan Attack on Titan: Final Season Part 1. Coba kalian cari deh dengan kata kunci “Attack on Titan: Final Season Part 1 CGI’. 

Bukan pujian yang keluar, melainkan caci maki ketikan netizen. Staf Studio MAPPA bahkan kena mental karena kritikan ini. Walaupun kualitas CGI semakin bagus terutama part 3 yang baru keluar tahun ini, tetap saja penonton skeptis dengan adanya teknologi itu. Masih banyak lagi anime yang dihujat karena pakai CGI jika kalian mau mencarinya di internet.

Banyak yang menghujat CGI, tetapi nggak mau tahu dengan susahnya pakai teknologi tersebut. Terutama bagi industri anime, apa yang ditawarkan CGI juga memberikan pengorbanan lebih besar. Setidaknya, ada dua alasan susahnya bikin anime pakai CGI: produksi dan biaya.

Kita mulai dari kata pertama dahulu. Anime sangat identik dengan gambar dua dimensi. Karena CGI sudah menjadi bagian produksi, tantangan terbesarnya adalah bagaimana cara menyatukan animasi antara dua dimensi dengan tiga dimensi. 

Susah banget ini. Sekelas Studio MAPPA saja masih dihujat padahal portofolio mereka nggak main-main.

Teknik ini dinamakan dengan hybrid animation, sebuah teknik animasi dengan menggabungkan elemen dua dimensi dengan tiga dimensi. 

Kenapa teknik ini menyiksa animator? 

Karena hasil dari dua elemen tersebut menghasilkan kualitas gambar yang sangat berbeda. Dua dimensi merupakan elemen yang dibuat dari coretan tangan. 

Karena dibuat langsung dengan tangan, gambar yang dihasilkan menjadi lebih detail dan realistis. 

Sedangkan tiga dimensi yang disebutkan di sini adalah CGI memiliki hasil gambar yang kurang realistis. 

Agar kalian lebih memahami apa yang saya maksud, di bawah ini adalah perbandingan gambar antara dua dimensi dengan tiga dimensi.

 Gambar kiri merupakan hasil dua dimensi, sedangkan sebelah kanan merupakan gambar yang dihasilkan dari tiga dimensi (Sumber: what-when-how.com)
 Gambar kiri merupakan hasil dua dimensi, sedangkan sebelah kanan merupakan gambar yang dihasilkan dari tiga dimensi (Sumber: what-when-how.com)

Perbedaan ini memberikan masalah bagi animator. Pasalnya, jika memaksa menyatukan begitu saja, akan sangat terasa kontrasnya di mata. Belum lagi ketika produksi tersebut telah di-render. Akan sangat terasa bagaimana animasi dari dua dimensi dengan tiga dimensi. 

Kalau kalian nggak percaya, sekarang kalian coba tonton kembali Attack on Titan: Final Season Part 1 Episode 6. 

Selama anime berjalan, sangat jelas untuk mengetahui bagaimana membedakan antara yang mana dua dimensi dan mana yang tiga dimensi. Maka dari itu, wajar bila episode tersebut menjadi episode terburuk selama series berlangsung. 

Selain perkara produksi, susahnya bikin anime pakai CGI juga dipengaruhi faktor biaya. Biaya CGI sebenarnya relatif tergantung apakah dalam produksinya tidak memberatkan pekerja. 

Jika memang menginginkan kualitas wahid, studio harus membiayai dana yang sangat besar. Saya kembali menggunakan contoh Attack on Titan karena selalu dibahas dari awal. 

Oke, karena budget Attack on Titan: Final Season Part 3, maka saya akan menggunakan perbandingan saat Final Season Part 2 dengan Season 1. 

Setelah biaya produksinya keluar, dibutuhkan biaya dua kali lipat ketika menggunakan CGI. Berdasarkan data dari Screen Rant, Wit Studio saat memproduksi Season 1 dari Attack on Titan mengeluarkan biaya sebesar $150.000 USD tiap episode. 

Sedangkan dari Anime Galaxy Official, MAPPA harus mengeluarkan biaya dua kali lipat sebesar $300.000 - $350.000 USD tiap episode untuk menayangkan Attack on Titan: Final Season Part 2

Seperti prinsip ekonomi bahwa manusia mengeluarkan biaya sedikit demi pemasukan yang besar. 

Hal ini juga menjadi keresahan studio memproduksi anime dengan CGI. Ada biaya selain pembelian teknologi seperti upah kerja, biaya perawatan, dan gaji lembur karena sulitnya melakukan hybrid seperti sebelumnya. 

Akan sangat disayangkan jika penayangannya gagal total. Sudah biayanya besar, seberapa besar keuntungan yang didapat juga sedikit, bahkan bisa dibilang merugi. 

Oleh karena itu, kalau memang bukan karena deadline kerja, studio juga lebih memilih menggunakan teknik hand drawn dibanding CGI meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama.

Dari yang telah ditulis di atas, kita sekarang sudah tahu alasan mengapa CGI sangat menyulitkan studio dalam menggarap anime. 

Jika bukan karena produksi, bisa jadi dikarenakan biaya yang sangat mahal. Ataupun bisa karena dua-duanya. 

Oleh karena itu, jika kalian dikit-dikit ngeluh anime kalian pakai CGI, setidaknya kalian cari dulu kenapa harus memakai CGI daripada hand drawn alias dua dimensi. 

Kritik itu boleh, namun beri juga apresiasi kepada studio yang mau mengerjakan anime favorit kalian. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haekal Ali

Mahasiswa yang gabut nulis sesuai jurusannya.