Creative

SERIAL MUSIKAL “NURBAYA”: MENIKMATI ADIKARYA MARAH ROESLI DALAM BALUTAN BROADWAY

Kayak es jeruk di tengah teriknya matahari, musikal ‘NURBAYA’ jadi penyegar dari mumetnya pandemi. Proses kreatif yang nggak tanggung-tanggung bikin karya satu ini jadi bukti kalau dunia seni pertunjukan Indonesia juga bisa berkarya.

title

FROYONION.COM – Berselancar di YouTube emang sering bawa kita ke rekomendasi video yang nggak pernah kita cari sebelumnya. Mulai dari video Raisa waktu masih jadi vokalisnya Vierra, sampe nganterin ke konten hidden gem yang bisa bikin kita geleng-geleng kepala saking bagusnya. 

Salah satu hidden gem itu adalah ‘Serial Musikal NURBAYA’, sebuah persembahan musikal yang digarap oleh orang-orang hebat di bawah naungan Indonesia Kaya. Ngerangkul Naya Anindita sebagai sutradara film yang salah satu karyanya adalah film Eggnoid: Cinta dan Portal Waktu nggak heran kalau kualitas serial musikal ini termasuk layak diputar di layar lebar. 

Nama besar seperti Garin Nugroho dan Renitasari Adrian sebagai produser eksekutif juga bikin pemilihan talent-talent yang terlibat dalam musikal ini ciamik banget, seakan nyatu sama karakternya. Melalui proses seleksi daring yang diadakan pada akhir tahun 2020 lalu lewat #MencariSiti, banyak banget warga Indonesia yang ikutan. Bahkan lebih dari 800 orang mengikuti seleksi ini. 

Dilansir dari siaran langsung akun Instagram @indonesia_kaya, bentuk seleksi daring ini adalah salah satu faktor yang ngebedain project ‘Serial Musikal NURBAYA’ dengan karya-karya Indonesia Kaya lainnya. Kalau lo main-main ke channel YouTubenya Indonesia Kaya, lo bakal nemuin beberapa karya musikal mereka yang bertajuk #MusikalDiRumahAja. Proyek ini salah satunya bertujuan buat terus mendorong seni pertunjukan Indonesia untuk terus berkarya walaupun di tengah pandemi. 

Mengangkat cerita rakyat Indonesia, beberapa pertunjukan musikal virtual yang pernah digarap adalah Lutung Kasarung dan Malin Kundang. Bahkan salah satu lagunya yang berlirik ‘Bajunya begitu lusuh!!’ juga pernah ngehits di TikTok. Jadi masih dengan semangat kelokalan yang memang dianut oleh Indonesia Kaya, karya musikal yang mengangkat kisah Siti Nurbaya yang melegenda ini kembali digarap dengan berbagai persiapan.

Proses seleksi #MencariSiti adalah salah satunya. Dengan nge-highlight tiga pemeran penting dalam musikal ini, Siti Nurbaya, Samsul Bahri, dan Tuan Meringgih, para peserta yang pengen ikutan harus membuat video menyanyi sambil menari dan berakting. Dari yang muda sampai yang tua, pria maupun wanita, bahkan pemula sampai jejeran performer profesional Indonesia juga ikut seleksi ini. 

Seleksinya juga ada beberapa tahap, dari 800 disaring jadi 200, 100, kemudian barulah terpilih beberapa talent yang akan memerankan peran masing-masing. 

“Salah satu peran yang paling sulit seleksinya itu Siti Nurbaya. Ada beberapa peserta yang memang potensial, jadi kami harus lihat lagi berulang-ulang untuk menemukan siapa (pemeran) Siti,” kata Renitasari  Adrian.

Setelah proses seleksi yang cukup panjang, akhirnya terpilihlah Arawinda Kirana sebagai pemeran Siti Nurbaya, Bukie Mansyur sebagai Samsul Bahri, dan Bima Zeno Pooroe sebagai Tuan Meringgih. Selain mereka bertiga juga ada nama-nama yang nggak asing di dunia musikal seperti Jessica Januar sebagai Siti Alimah, Galabby sebagai Isabella, dan masih banyak lagi. 

Selain ngadain seleksi buat cast, #MencariSiti juga ngadain seleksi buat penulis naskah loh! Nah ini nih yang jadi pembeda proyek ‘Serial Musikal NURBAYA’ sama proyek-proyek lain karena ngasih kesempatan untuk para penulis naskah berkembang dan melebarkan sayap. Apalagi dengan populasi penulis naskah di Indonesia yang bisa dibilang nggak terlalu banyak, langkah Indonesia Kaya satu ini bisa dapet chef’s kiss deh!

PROSES KREATIF DI BALIK LAYAR

Serial musikal ini terinspirasi dari novel “Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai” karya Marah Roesli yang mengisahkan cerita terkenal tentang perjodohan seorang perempuan Minang. Namun dalam proses kreatifnya, berbagai macam adaptasi dilakukan untuk menyesuaikan dengan zaman sekarang. 

Pemilihan kisah Siti Nurbaya untuk diangkat dalam serial musikal ini bermaksud untuk memperkenalkan kembali kisah klasik tapi melegenda karya anak bangsa. Melihat bahwa masih banyak orang yang belum tahu kisah lengkap dari Siti Nurbaya, membuat Indonesia Kaya yakin untuk mengadaptasikan kisah ini dengan packaging yang lebih modern. 

Berbagai adaptasi dalam pemeranan setiap karakter juga dilakukan. Misalnya seperti sosok Siti Nurbaya yang diceritakan sebagai perempuan Minang yang sudah lama tinggal di Jakarta, menghasilkan akting dan gesture tubuh yang berbeda dibanding sosok Nurbaya dalam novel. 

Kalau lo nonton lengkap serial ini dari episode satu sampai enam, lo bakal menyadari beberapa detail yang sengaja dilakukan untuk membuat serial musikal ini sempurna. Misal gesture Arawinda yang berperan sebagai Siti Nurbaya yang lebih luwes saat bermain peran dengan aktor laki-laki, bikin gambaran perempuan Jakarta era 70-an jadi lebih nyata. Beda dengan citra perempuan Minang dalam novel Marah Roesli yang cenderung lebih feminin dan ‘jaga jarak’ dengan latar waktu masih saat penjajahan Belanda. 

Proses kreatif unik yang juga dilakukan adalah pengembangan kisah masing-masing karakter. Sosok Tuan Meringgih memang diceritakan sebagai saudagar kaya yang kejam, culas, suka main wanita, egois, dan berbagai watak buruk lainnya. Tapi di serial musikal ini, sosok Tuan Meringgih diberi ruang sendiri untuk menceritakan perjuangannya jadi untuk jadi orang kaya. 

Sifat-sifat protagonis dari antagonisnya Tuan Meringgih seperti bekerja keras dan bertekad kuat mungkin kurang terlihat dalam novel. Namun di ‘Serial Musikal NURBAYA’, sosok Tuan Meringgih lebih terlihat manusiawi dengan memahami alasan mengapa dia bisa seculas itu. 

Hal ini juga terlihat dari lirik lagu berjudul Pengakuan Dalang yang berkata, “Salahkah ku cari bahagia selama aku di dunia? Tak bolehkah aku berjuang untuk semua yang ku cinta?”. Sebuah langkah ciamik yang diambil sama tim kreatif serial musikal ini, karena lewat satu lagu itu aja penonton yang tadinya kesel sama Tuan Meringgih jadi bisa bersimpati. 

Selain lewat lagu dan akting, proses kreatif lainnya yang membuat karya adaptasi ini jadi menarik juga perpaduan tari tradisional dan kontemporer. Di episode 1 ‘Serial Musikal NURBAYA’, kita dimanjakan sama tarian khas Minang dengan properti yang super mendukung. Hal sebaliknya di episode 4 kita dimanjakan sama tarian khas musikal teater dengan perpaduan modern dan kontemporer. 

“Awalnya udah di briefing sama tim sutradara dan direktur musik (Ivan Tangkulung) juga kalau di episode 4 ada lagu yang grande banget. Waktu dengerin lagunya, langsung kebayang secara visual koreonya bakal kayak gimana. Apalagi cast-cast kita hebat-hebat, jadi mikir juga enaknya mereka ini diapain,” kata Pasha Prakasa sebagai koreografer lagu Kemenangan yang ditampilkan pada episode 4. 

Selain paduan tarian yang bermacam-macam, musik dalam ‘Serial Musikal NURBAYA’ ini juga memerankan peran yang sangat penting. Salah satu hal unik yang juga makin bikin karya ini fantastis adalah genre musik yang beraneka ragam bisa memainkan perannya masing-masing dengan harmonis. 

Contohnya instrumen-instrumen khas budaya Padang masih sangat kental dan bisa kita rasakan, tapi juga sentuhan pop bahkan jazz juga bikin serial musikal ini bikin makin merinding. Beberapa lagu yang bikin gue pengen standing ovation tiap nonton adalah Belum Berakhir yang ditampilkan di episode 3. Sentuhan ballad dan pop di lagu ini bikin suasana sedih, haru, juga membangkitkan semangat jadi makin nyata. Apalagi dengan pemilihan lirik yang lugas tapi di saat bersamaan juga ‘nampar’.

Selain itu, lo musti liat episode 5 karena ada lagu Kontes Ratu Edan yang apik pol dengan sentuhan chord khas jazz. Menurut gue pribadi lagu satu ini bikin kesan fresh di tengah lagu-lagu musikal di serial ini. Ciamik deh pokoknya!

Kolaborasi antara teknik penyutradaraan film yang dipimpin Naya Anindita dan penyutradaraan teater oleh Venytha Yoshiantini juga merupakan salah satu tantangan serial ini. Dengan teknik yang sebenernya jauh berbeda, para profesional berhasil berkolaborasi dan menghasilkan karya yang berkualitas. 

Kesimpulannya, karya ‘Serial Musikal NURBAYA’ buat gue adalah angin segar di tengah lesunya industri film dan teater terutama di tengah pandemi ini. Melibatkan banyak orang-orang hebat baik di depan maupun belakang layar bikin karya satu ini jadi bukti kalau Indonesia juga bisa punya Broadway sendiri. Hands down buat semua orang yang terlibat dalam karya ini!

PESAN UNTUK TETAP BERJUANG 

Selain dibikin geleng-geleng sama proses kreatifnya, ‘Serial Musikal NURBAYA’ juga ninggalin banyak pesan moral yang bisa jadi pengingat buat kita semua. 

Seperti yang udah gue sebutin sebelumnya, salah satu lagu yang paling lingering di hati gue adalah Belum Berakhir. Di lagu itu ada lirik yang sangat bermakna:

 

Belum berakhir

Belum sampai kau di halaman terakhir

Belum berakhir

Ceritamu masih panjang jangan kau khawatir

Belum berakhir

 

Kalau gue boleh mengibaratkan, lagu ini kayak angin sepoi-sepoi yang berhembus di tengah siang bolong. Di saat kondisi yang mungkin terasa amat sulit bagi beberapa orang, khususnya yang terdampak langsung sama pandemi, lagu ini nyadarin kalau walaupun saat ini rasanya hidup berat banget, tapi ini bukan akhir cerita. 

Kayak Nurbaya yang udah putus asa waktu dinikahi Tuan Meringgi, Alimah menyanyikan lagu ini untuk mengingatkan kalau apa yang kita anggap kegagalan saat ini, mungkin bisa membawa kita ke kesuksesan yang akan datang. Apa yang kita anggap kesusahan saat ini, mungkin juga bisa mendatangkan kebahagiaan di masa mendatang.

Sebuah pesan moral yang mungkin agak tertutupi dengan pesan moral populer kayak jangan memaksakan kehendak, jangan egois, harus bertekad kuat, jangan menyerah, dan sebagainya. Tapi bisa jadi penguat untuk kita melewati masa-masa sulit ini. 

Untuk kalian yang mungkin relate, dengan berbagai cerita seperti kesulitan di pekerjaan, sekolah, pertemanan, relasi, atau bahkan sedang merasa kehilangan, lewat ‘Serial Musikal NURBAYA’ kita diingatkan kalau ini semua belum berakhir, kok. Ayo angkat kepala, tegakkan badan, dan bersiap buat melangkah dan hadapi tantangan itu. 

Thank you ‘Serial Musikal NURBAYA’. Karya kalian bener-bener masterpiece untuk dunia film dan teater Indonesia, juga jadi angin segar dan penguat buat para penonton. Semoga lewat karya ini, industri seni pertunjukan khususnya musikal Indonesia bisa makin maju hingga kita nantinya punya Broadway sendiri. (*/Grace)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Bercita-cita menjadi seperti Najwa Shihab. Member of The Archipelago Singers.