Tidak mudah menghadapi komentar negatif, begitu juga bagi Natya Shina yang sudah menjadi konten kreator selama 7 tahun. Di acara Jakarta Creator Conference, Natya berikan cara menghadapi hate comments.
FROYONION.COM - Ujaran kebencian atau hate speech di media sosial sudah bukan fenomena baru bagi kita.
Terlebih di Indonesia, yang menurut Data Boks, pada momen Pemilu 2024 kemarin saja terkumpul sebanyak 250 ujaran kebencian menyangkut SARA yang ditujukan kepada paslon-paslon Presiden dan Wakil Presiden.
Tak hanya terpantik saat ada momennya saja, namun di kehidupan sehari-hari hate comments dapat kita temukan dengan mudah. Sayangnya, seringkali para konten kreator menjadi sasaran empuk dari ringannya jempol netizen ini.
BACA JUGA: AGATHA CHELSEA BAGIKAN ILMU BIKIN KONTEN DARI PERSPEKTIF SAINS
Pada acara Jakarta Creator Conference, Natya Shina, salah satu konten kreator yang sudah berkarya selama 7 tahun, memberikan pendapatnya tentang bagaimana konten kreator dapat menyikapi hate comments.
Salah satu pernyataan Natya yang bisa menjadi insights berguna bagi konten kreator di luar sana adalah:
“Aku tuh rasanya mau ngapain juga salah di mata netizen. Mau pakai baju ini salah, mau cover dance lagu ini salah. Kadang ada juga yang bilang kalau tarianku kurang bagus. Jadi rasanya serba salah aja.”
Uniknya, daripada terpuruk oleh kritik netizen, Natya justru berkata bahwa kondisi ini adalah salah satu risiko yang harus ia ampu sebagai konten kreator. Dengan menyadari bahwa konten kreator pasti punya salah di mata netizen, maka kita juga akan menyadari bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang.
BACA JUGA: SERBA-SERBI KONTEN TRENDING MUDAH MEREDUP, KONTEN EVERGREEN PENONTONNYA SEDIKIT
“Berhubungan juga dengan personal branding yang lagi kita omongin, menurutku (menyadari) ini menjadikan kita bisa fokus untuk membuat konten yang sesuai dengan kepribadian dan personal branding kita aja. Jangan takut, gas aja. Toh kita nggak bisa menyenangkan semua pihak kan?” katanya lugas.
Setelah menyadari status quo sebagai seorang konten kreator yang serba salah, langkah selanjutnya adalah dengan tidak mudah terpantik oleh komentar netizen yang belum tentu benar.
“Zaman dulu kalau aku nemuin hate comments, biasanya aku balesin. Jempol aku tuh nggak kalah cepet dibanding kalian (netizen). Tapi lama-lama kan capek ya, akunya sendiri tapi harus ngadepin puluhan atau ratusan komentar negatif.”
BACA JUGA: SRI MULYANI: PARA KREATOR KONTEN HARUS PAHAMI HAK DAN KEWAJIBAN
Akhirnya sekarang aku menerapkan metode nafas 5 detik. Jadi setelah membaca komentar negatif, aku berhenti dulu dan tarik nafas selama 5 detik.
Baru setelah itu aku pikir-pikir lagi, apakah aku harus membalas komentar ini atau enggak. Dengan cara ini, rasanya pikiran dan hati pun lebih tenang,” jelas Natya.
Walaupun begitu, Natya juga berkata bahwa tidak semua komentar negatif harus kita abaikan. Karena mungkin saja ada kritik yang bisa menjadi pintu perbaikan untuk kita.
“Misalnya kayak netizen yang bilang kalau gerakan dance aku salah. Biasanya tetep aku baca, tapi aku nggak telan mentah-mentah. Setelah membaca komentar seperti itu, pasti aku tanyakan lagi ke orang-orang yang aku percaya. Misalnya dance coach aku, atau teman-teman dancers aku,” kata Natya.
“Aku akan minta pendapat mereka apakah benar dance aku salah? Atau apakah ada yang bisa aku perbaiki. Dengan begitu sebenarnya, hate comments nggak selalu berdampak negatif karena tergantung dengan bagaimana kita menyikapinya,” lanjutnya..
BACA JUGA: JARANG BISA DIBUKTIKAN, TAPI KENAPA KONTEN HOROR SELALU PUNYA BANYAK PEMINAT?
Walau sudah berkiprah sebagai konten kreator sejak 2017, namun menurut Natya menghadapi hate comments masih menjadi tantangan tersendiri.
Maka menurutnya, penting bagi konten kreator untuk bisa fokus kepada tujuan mereka masing-masing, terus membuat konten yang positif, dan terus berkarya. (*/)