Untuk ke-17 kalinya, Indonesian Dance Festival kembali hadir. Kali ini mengangkat tema “Liquid Ranah”, IDF 2024 ingin menyuguhkan pertunjukan dan kelas tari yang eksploratif untuk semua kalangan.
FROYONION.COM - Indonesian Dance Festival (IDF) 2024 kembali digelar untuk ke-17 kalinya. Digelar selama lima hari sejak 2-6 November 2024 di 3 tempat berbeda (Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Galeri Salihara, dan Galeri Indonesia Kaya).
IDF tahun ini mengusung tema “Liquid Ranah” yang berarti ingin mengajak para seniman dan penonton untuk menyelami kemungkinan-kemungkinan gerak yang cair.
Linda Agnesia, salah satu kurator IDF 2024, turut menambahkan, “Liquid Ranah mewujudkan gagasan tentang fluiditas dan keberagaman, serta membentuk kembali kemampuan beradaptasi dan ketahanan kita sendiri di dalam dunia yang terus berubah, termasuk cara-cara mengkoreografi visi dan tubuh kita.”
Fluiditas ini juga terpancar pada 12 tari dan 10 kelas lokakarya yang IDF hadirkan tahun ini, yang menjelajah berbagai tema dalam gerak tari yang dapat dinikmati semua orang. Berikut adalah jadwal Indonesian Dance Festival (IDF) 2024 yang bisa kamu catat.
Keberagaman yang fluid ini juga sudah IDF tunjukkan sejak pembukaan mereka pada Sabtu, 2 November kemarin lewat dua buah pertunjukan tari, “Bisik Tiga Bumi” dan “Bedhaya Hagoromo”.
“Bisik Tiga Bumi” adalah sebuah pertunjukan tari karya Benny Krisnawardi. Tari yang berasal dari Bangka Belitung ini menceritakan tentang kegelisahan masyarakat pulau itu yang harus beradaptasi dengan tiga budaya berbeda; Minangkabau, Ternate, dan Bangka Belitung.
Disaksikan oleh ratusan pasang mata, “Bisik Tiga Bumi” berhasil menyihir pengunjung yang hadir dengan tarian magis mereka. Bahkan bagi orang awam pun, pertunjukkan ini membuat bulu kuduk berdiri.
Linda menjelaskan, bahwa pertunjukan tari ini juga merupakan cerminan dari fluiditas tema “Liquid Ranah” yang mereka angkat. Sebab di tanah asalnya, “Bisik Tiga Bumi” bukanlah tari yang populer. Maka untuk menjadi tari pembuka IDF 2024 adalah sebuah kesempatan juga untuk mereka mempertunjukan apa yang mereka punya kepada khalayak luas.”
BACA JUGA: HAMPIR PUNAH, TARI RONGGENG GUNUNG DIANGKAT DALAM PAGELARAN ‘SANG KEMBANG BALE’
Selain itu, maestro Didik Nini Thowok juga turut menyumbang pertunjukan tari pada malam pembukaan (2/11) IDF 2024.
“Bedhaya Hagoromo” adalah pertunjukan tari yang ia suguhkan–sebuah maha karyanya bersama seniman noh (drama musik Jepang klasik sejak abad ke-14) Akira Matsui dan Richard Emmert.
Pertunjukan ini meleburkan keanggunan tari bedhaya klasik asal Yogyakarta dengan drama Noh klasik asal Jepang. Melalui kolaborasi yang mendalam, pertunjukan “Bedhaya Hagoromo” berhasil mengungkap bagaimana gender, budaya, dan isu sosial kompleks lainnya saling terkait dalam konteks seni pertunjukan lintas budaya.
BACA JUGA: BAGAIMANA MASA DEPAN PEREMPUAN DI INDUSTRI KREATIF?
Sejak pertama kali digelar pada 1992, IDF telah menjadi wadah penting bagi pelaku tari di Indonesia. Tak hanya untuk menjadi panggung pameran karya-karya yang telah tercipta, tapi juga menjadi wadah untuk saling terhubung dengan medan seni tari dunia.
“Kami banyak merefleksikan makna keberlanjutan. Kesadaran ini muncul dari satu pertanyaan sederhana, apa sebenarnya makna tari kontemporer di Indonesia? Dari situ, kami mulai mengerjakan festival tahun ini,” jelas Ratri Anindyajati, Direktur Indonesian Dance Festival.
BACA JUGA: PERJALANAN MAESTRO TARI, MARZUKI HASAN DALAM PENTAS ‘TARI ACEH DARI MASA KE MASA’
Tentu pagelaran IDF tak hanya memukau pada pembukaannya saja, melainkan masih ada pertunjukan tari dan kelas lokakarya lain yang bisa kalian ikuti hingga 6 November 2024 mendatang.
Untuk informasi lebih lengkap, kalian dapat mengunjungi indonesiandancefestival.id . (*/)