Creative

KAPAN SINETRON INDONESIA BISA SEKREATIF K-DRAMA?

Dari zaman masih bocah, kalo lagi nonton TV dan muncul sinetron pasti ceritanya kalo nggak soal selingkuh, bales dendam, fitnah, dan penuh adegan tampar-menampar. Dua puluh tahun berlalu, eh ternyata sinetron Indonesia masih gitu-gitu aja. Padahal, sinetron sebagai tontonan masyarakat juga turut serta dalam perkembangan budaya dan masyarakat Indonesia loh..

title

FROYONION.COM - Dua hari lalu gue ngidam makan mie instan. Alhasil di tengah kesibukan bekerja, gue dan dua orang temen gue pergi ke warkop deket kantor untuk makan. 

Di warkop itu ada sebuah TV tabung kecil yang sedang memutar tayangan sinetron di salah satu saluran TV kesayangan ibu-ibu rumah tangga. Penasaran sama sinetronnya karena udah lama nggak nonton TV, akhirnya gue memusatkan perhatian gue ke tayangan tersebut. 

Setelah lima menit nonton, gue kecewa. Ternyata jalan cerita, dialog, alur, sampai kostum para pemainnya juga masih sama dengan sinetron yang gue tonton waktu masih kecil. Dua puluh tahun berlalu, gue jujur berharap akan menemukan hal unik dan baru di ladang sinetron Indonesia. Ternyata nggak. 

Sering lihat adegan semacam ini di sinetron? Sama, gue juga. (Gif: Tenor)
Sering lihat adegan semacam ini di sinetron? Sama, gue juga. (Gif: Tenor)

Apalagi di tengah ekosistem hiburan digital yang makin berkembang, sinetron Indonesia jelas kalah dengan serial TV dari negara lain. Terutama Korea Selatan yang berhasil menjadikan K-Drama sebagai alat diplomasi budaya untuk ‘menaklukkan’ dunia. 

Kira-kira, bisa nggak ya sinetron kita bisa sampai ke tahap itu?

‘CIRI KHAS’ SINETRON INDONESIA YANG HARUS DIHILANGKAN

Kalo ngomongin sinetron Indonesia, pasti ada beberapa kata yang langsung melekat di benak lo. Kalo gue, perselingkuhan, harta, dendam, fitnah, kekerasan, dan tampar-menampar. Entah kenapa, treatment semacam ini udah jadi ciri khas sinetron Indonesia walaupun banyak sinetron lainnya yang nggak bercerita soal cinta-cintaan dan harta gono gini. 

Ternyata, karena memang itu semua adalah ciri khas sinetron Indonesia. Dilansir dari tesis yang disusun oleh Yani Pratomo berjudul Karakteristik Sinetron Indonesia: Suatu Analisis Isi dengan Menggunakan Konsep Prososial dan Antisosialdisebutkan bahwa tema-tema yang diangkat sinetron Indonesia banyak berkutat pada permasalahan harta, tahta, dan perselingkuhan. Sedangkan untuk bumbunya, banyak mengadopsi intrik dendam, fitnah, dan kekerasan yang udah jadi signature moves sinetron Indonesia. 

Walaupun begitu, perlu adil juga untuk menyebutkan sinetron lain yang mengangkat sisi religius seperti ‘Tukang Bubur Naik Haji’, ‘Islam KTP’, keseharian masyarakat kayak “Tukang Ojek Pengkolan”, dan sinetron yang mengangkat kisah remaja seperti ‘Anak Langit’ dan ‘Ganteng-Ganteng Serigala’. 

Ide kreatifnya gue akui udah lebih berkembang. Namun, masih ada juga aspek-aspek yang stagnan. Dilansir dari eJournal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman berjudul Analisis Isi Kekerasan Verbal Dalam Sinetron Anak Langit di SCTV Episode 342-346disebutkan bahwa sinetron Indonesia masih banyak mengandung kata-kata kasar yang termasuk kekerasan verbal. 

Sinetron ‘Anak Langit’ sebagai kajian dampak sinetron Indonesia yang banyak mengandung kekerasan verbal. (Foto: SCTV)
Sinetron ‘Anak Langit’ sebagai kajian dampak sinetron Indonesia yang banyak mengandung kekerasan verbal. (Foto: SCTV) 

Dalam penelitian itu disebutkan bahwa sinetron ‘Anak Langit’ yang malah dapet penghargaan Sinetron Tersukses di SCTV Awards 2017 ini mengandung kata-kata yang mencela sifat, memanggil nama dengan sebutan nggak baik, kata-kata yang membuat orang nggak PD, kata-kata caci maki, dan kekerasan verbal lainnya. 

Parahnya, karena jam tayang sinetron ini ada di jam saat anak-anak di bawah umur belum tidur, maka banyak anak-anak yang meniru perkataan dari script sinetron tersebut. Kategori ‘R’ alias Remaja juga dianggap nggak pantes buat sinetron yang seharusnya berlabelkan dewasa ini. 

Jangankan anak kecil, ibu-ibu rumah tangga juga turut dipengaruhi sama jalan cerita sinetron Indonesia yang gitu-gitu aja. Dilansir dari penelitian Nurul Hidayah yang berjudul Pengaruh Sinetron Orang Ketiga Pada SCTV Terhadap Gaya Hidup Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Gilireng Kabupaten Wajoibu-ibu rumah tangga yang nonton sinetron ‘Orang Ketiga’ memiliki kecenderungan melakukan gaya hidup seperti di sinetron. 

Seperti gaya berpakaian, gaya berbicara, milih-milih mau kumpul sama tetangga yang mana, sampe curigaan sama suaminya karena takut ada orang ketiga. Kalo ini sih, literally sinetron di kehidupan nyata ya…

BACA JUGA: KISAH AKTOR KIM SEON HO YANG MIND BLOWING BISA JADI BAHAN SINETRON INDONESIA

MENCOBA BERKACA KE K-DRAMA

Coba kita lihat bagaimana drama Korea bisa berkembang. 

Dulu, drama Korea juga nggak langsung sebagus sekarang. Dari segi produksi, drama Korea juga pernah burik. Tapi dari segi cerita, mereka patut dipuji karena bisa berkembang mengikuti zaman

Tanpa harus mengagung-agungkan drama Korea, kini udah banyak drakor yang mengangkat tema-tema berat dengan kemasan yang menarik. Contohnya ‘Hospital Playlist’ yang mengekspos dunia kedokteran sehingga orang awam juga bisa tahu dan yang terbaru ada ‘Extraordinary Attorney Woo’ yang mengekspos dunia hukum Korea sehingga secara nggak langsung jadi edukasi bagi penontonnya biar melek hukum. 

Drama Korea ‘Law School’ yang memberikan edukasi tentang hukum kepada penonton biar melek hukum. (Foto: Wikipedia)
Drama Korea ‘Law School’ yang memberikan edukasi tentang hukum kepada penonton biar melek hukum. (Foto: Wikipedia)

Jika dikembalikan ke perkembangan sinetron Indonesia, sangat disayangkan unsur edukasi masih jarang dilibatkan. Terlalu banyak mengambil cerita cinta-cintaan dengan bumbu yang berlebihan menjadi penyebab kenapa sinetron Indonesia sulit berkembang. 

Jujur, gue yang tadinya sama sekali nggak paham tentang dunia medis jadi tahu bagaimana harus kasih pertolongan pertama ke orang sakit karena nonton ‘Good Doctor’. Gue yang tadinya nggak bisa bedain hukum pidana dan perdata jadi lumayan paham karena nonton ‘Law School’. 

BACA JUGA: TIPS MENJALIN PERSAHABATAN YANG LANGGENG ALA DRAMA KOREA HOSPITAL PLAYLIST

Aspek inilah yang paling logis untuk bisa diterapkan pada sinetron Indonesia sekarang. Mengubah tema, alur cerita, dan script jadi lebih kreatif dan berbobot gue rasa possible kok untuk kita lakukan. 

Di luar hal itu, memang teknis produksi sinetron Indonesia masih jauh jika dibandingkan dengan drakor. Wong faktanya dari proses ide sampai nyiapin syuting aja cuma dikasih waktu 2 minggu. Gimana mau riset mendalam untuk mengembangkan cerita? 

Besar harapan gue agar sinetron Indonesia bisa lebih berkembang dari unsur cerita supaya nggak kalah saing dengan drama Korea. Melihat perkembangan industri film yang juga mulai membaik, nggak mustahil kan sinetron juga begitu? (*/) 

BACA JUGA: YANG BISA KITA PELAJARI DARI FENOMENA DRAMA KOREA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Bercita-cita menjadi seperti Najwa Shihab. Member of The Archipelago Singers.