Creative

ABSEN DUA TAHUN, LOMBA BIDAR DAN PARADE PERAHU HIAS KEMBALI DIGELAR DI PALEMBANG

Setelah sempat absen selama dua tahun semenjak pandemi Covid-19, lomba bidar dan parade perahu hias kembali digelar Palembang. Lomba ini disambut dengan antusias oleh masyarakat kota Palembang yang ingin menyaksikan langsung perlombaan. Simak yuk gimana keseruannya!

title

FROYONION.COM - Bulan Agustus di setiap tahunnya selalu disambut dengan meriah oleh seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali masyarakat kota Palembang. Berbagai kegiatan dilakukan oleh masyarakat dalam menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia seperti menghias dan mendekorasi kampung dan wilayah tempat tinggal dengan pernak-pernik atribut khas 17-an.

Di kota Palembang sendiri, tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat antara lain lomba bidar dan parade perahu hias, lomba panjat pinang, lomba makan pempek, serta kapal telok abang. 

Pada perayaan Hari Kemerdekaan RI yang ke-77 kali ini kembali digelar Lomba Bidar Tradisional dan Lomba Parade Perahu Hias nih, Civs, di pelataran Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. Adapun lomba ini memperebutkan piala bergilir dari Gubernur Sumatera Selatan. Nggak cuma itu, event ini semakin meriah oleh sejumlah artis nasional, atraksi paramotor, live music, bazar, dan doorprize.

Event ini dimulai sejak tanggal 20 sampai dengan 21 Agustus 2022, Civs. Walaupun penyelenggaraannya tahun ini tidak pas bertepatan tanggal 17 Agustus, akan tetapi lomba ini merupakan event yang kembali digelar setelah absen selama dua tahun sejak pandemi Covid-19.

Dinas Pariwisata Kota Palembang mencatat ada 9 tim atau sekitar 198 orang peserta yang berpartisipasi dalam perlombaan. Peserta beradu kecepatan mendayung perahu/biduk dengan panjang sekitar 29 meter sejauh 3-4 kilometer yang dimulai dari pelabuhan 35 ilir (Musi VI) dan berakhir di Benteng Kuto Besak (BKB).

Selain lomba Bidar, ada juga lomba Parade Perahu Hias dengan jumlah peserta sebanyak 36 perahu. Parade hias tersebut juga melalui rute yang sama loh dengan lomba Perahu Bidar. 

AWAL MULA LOMBA BIDAR DI PALEMBANG

Bidar merupakan singkatan dari Biduk Lancar, yakni perahu yang digunakan sebagai transportasi air untuk mengontrol atau patroli daerah di perairan sungai Musi zaman Kerajaan Sriwijaya. Awalnya, lomba ini dilaksanakan untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina, Ratu Belanda yang berkuasa pada 1898 di Palembang, Sumatera Selatan. Lomba perahu bidar yang digelar di sungai Musi ini kemudian digelar setiap memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan juga hari jadi kota Palembang.

Bidar juga dulu dikenal dengan sebutan “Pancalang” yang berasal dari kata Pancal dan Ilang, yang berarti perahu yang cepat menghilang. Pancalang ini sendiri memiliki panjang 10-20 meter serta dikayuh oleh sebanyak 8-30 orang. Masyarakat di zaman Sriwijaya juga kerap menggunakan Pancalang sebagai sarana transportasi untuk plesiran dan juga berdagang. Menurut sejarawan, perahu Pancalang inilah asal mula lahirnya perahu bidar. Agar terjaga kelestarian perahu bidar, maka digelarlah lomba perahu bidar hingga saat ini. 

DITETAPKAN SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA

Pada tahun 2016, bidar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda asal Sumatera Selatan oleh Kemendikbud. Dalam pengertiannya, WBTb merupakan peninggalan atau warisan budaya yang sifatnya tidak dapat dipegang (intangible/ abstrak) namun ada di sekitar kita. 

Warisan Budaya Takbenda (WBTb) diatur dalam UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan Beserta Objek-objeknya di antaranya tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional. WBTb di seluruh Indonesia juga sudah terdigitalisasi melalui laman www.warisanbudaya.kemdikbud.go.id. Adapun Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, telah menetapkan 43 Warisan Budaya Takbenda dari 663 total pencatatan sejak 2010 hingga 2021. 

Begitulah keseruan lomba bidar dan parade perahu hias yang perayaannya ditunggu-tunggu masyarakat kota Palembang setelah dua tahun lebih acara ini ditiadakan. Yuk Civs, terus lestarikan warisan budaya kita agar tak hilang ditelan zaman! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Annisa Paramadina Rahmi

Mahasiswa nyambi freelancer