MACAM-MACAM PASSWORD WIFI YANG UNIK DI WARUNG KOPI SURABAYA

FROYONION.COM - Orang Surabaya sangat akrab dengan budaya nyangkruk (nongkrong) salah satunya di warung kopi. Ya, orang Surabaya sangat suka kumpul bareng kawan-kawan mereka. Kumpul untuk sekadar ngobrol soal pahitnya hidup dan menjadikannya dagelan (dari sinilah ludruk lahir), push rank, menonton Persebaya tanding, ataupun sekadar berkaraoke ria. Bisa dibilang, nyangkruk adalah obat penghilang depresi dan penat. Slogannya: “Apapun masalahmu, pisuhi saja: jancok!”

Hadirnya warung kopi (warkop) menjawab kebutuhan warga Surabaya akan nyangkruk, utamanya bagi kaum kelas menengah ke bawah. Warkop menjadi pilihan paling masuk akal bagi mereka yang berkantong cekak. Dengan harga minuman yang tak lebih sepuluh ribu, indomie yang hanya seharga lima ribu perbungkusnya, tentu sangat ramah di kantong jika dibandingkan dengan harga makanan dan minuman di kafe.

Terlebih lagi, dengan harga segitu, pelanggan sudah bebas menikmati fasilitas wifi gratis. Hanya rasa tak enak hati yang mencegah bila nyangkruk seharian cuman bermodalkan segelas kopi.

Dari pengalaman saya selama menjajal beberapa warkop di kota Surabaya, ada bermacam-macam jenis password wifi yang dipakai. Dari yang biasa banget hingga yang bisa memancing keributan. Berikut daftarnya:

1. Password Wifi yang Paling Random

Password jenis ini cenderung sederhana. Biasanya si pemilik warkop meracik password wifi jenis ini sekenanya saja, berdasarkan apa yang terlintas di pikirannya. Bahkan bisa dibilang malas mikir.

Biasanya ia mengambil dari nama minuman jualannya. Seperti "kapalapi", "toramocca", "nutrisarijeruk", bahkan ada pula "tehmanis". Kadang juga, pakai nama hari misal: "malamminggu", "malamjumat" dan "seninpagi".

Password wifi jenis inilah yang paling banyak saya jumpai.

BACA JUGA: MELALUI KOPI DAN SENI, PROJECT ‘KEPADA TANAH’ AJAK KITA LEBIH PEDULI ISU WADAS

2. Password Wifi yang Suka Ngeprank

Orang yang memilih password jenis ini patut dicurigai sebagai orang yang jahil. Betapa tidak, password wifi-nya dibikin buat ngerjain orang. Tak heran orang yang menanyakan, jadi bingung dan bakalan bertanya ulang.

Saya pernah menjumpai password seperti ini: "kayakkemarin" atau "masihsama", dan ketika saya bilang, nggak tahu, karena saya baru mampir warkop tersebut di hari itu, mas-mas warkop bakalan menegaskan kalau itu password-nya.

Pernah juga saya temui password semacam ini: "anakmana", dan ketika saya bilang saya asli Surabaya, si pemilik warkop langsung menjelaskan bahwa "anakmana" itu password-nya.

Ada juga yang memilih password tak kalah membagongkan seperti: "makandulu", "sudahdiganti", bahkan ada juga "lagierror".

Tapi rasanya itu masih lebih mendingan ketimbang password wifi-nya: "kapannikah". Ini sih ngajak gelut namanya.

3. Password Wifi yang Paling Ribet

Password jenis ini biasanya terdiri dari paduan huruf dengan noangka. Bahkan cenderung acak, mirip kode voucher pulsa. Misalnya: "123empat", "asn489blth", "m3ss14suw" dan lain sebagainya.

Untuk menggunakan password ini kita harus mendiktenya perhuruf, satu persatu. Ini merepotkan apalagi buat mereka yang punya jempol gede dan sering typo. Beruntung password jenis ini jarang saya jumpai.

4. Password Wifi yang Paling Filosofis

Password jenis ini biasa dijumpai di warkop gede yang punya dua modem wifi. Karena hanya dengan cara begitu, sebuah kalimat utuh bisa terbentuk.

Kesempatan ini tidak disia-siakan, si pemilik warkop memanfaatkannya buat berbagi kata-kata motivasi, bahkan kata-kata yang bernada filosofis dan satir.

Misalnya, saya pernah menjumpai password macam begini: "ra ono mulyo" lalu disambung "tanpo rekoso" (terj: tidak ada kemuliaan tanpa usaha); ada juga "banyak mimpi" lalu disambung "kurang kerja"; ada juga "wani tresno" lalu disambung "wani loro" (terj: berani jatuh cinta, berani terluka).

Password jenis ini biasa dituliskan di papan tulis ukuran sedang. Lalu papan itu ditempel di atas dinding supaya semua orang bisa melihatnya.

Itulah macam-macam password wifi yang sejauh ini pernah saya jumpai di beberapa warkop kota Surabaya. Mungkin bisa kalian tiru. Atau malahan kalian punya ide lain yang lebih kreatif? Boleh berbagi. (*/)

BACA JUGA: BAGAIMANA ‘GAMES’ MENCERMINKAN BUDAYA MASYARAKAT