Nggak banyak yang berpikir bahwa pilihan minuman mencerminkan kepribadian dan karakter peminumnya. Inilah yang coba disuguhkan oleh Coldheart, sebuah bar yang ‘kekinian’ di Jogja National Museum Bloc (JNMBloc).
FROYONION.COM - Siang itu cuaca agak mendung. Ditambah dengan naungan pohon besar di halaman, suasana makin sejuk saja rasanya. Di bawah pohon beringin raksasa, tersusun rapi beberapa meja bercat putih dan kursi-kursi nyaman yang seolah mengundang gue buat duduk santai.
Gue masuk ke kawasan JNMBloc ini dengan harapan ingin kongkow dan bisa dapet inspirasi. Sejenak gue nikmati sejuknya udara Yogyakarta lalu memutuskan ingin menikmati sesuatu di dalam bangunan bergaya Art Deco dan beranak tangga kuning yang ada di depan gue.
Begitu gue masuk, ada semacam bar di dalam yang tampak asyik untuk disambangi. Jadilah gue dan beberapa temen duduk di situ mengobrol santai siang itu.
Gue dan temen-temen disambut oleh barista-barista dengan ramah. Kami disuguhi beberapa lembaran menu minuman yang mereka sajikan. Rupanya mereka tidak menyediakan makanan padat satupun. Gue baca nama bar-nya, “Coldheart: Beverages Exploration Club”. Oh pantes aja~
Lain dari coffee shop yang baristanya menunjukkan minat berinteraksi dengan konsumen yang seminimal mungkin, barista di Coldheart ini nggak segan buat ngobrol banyak.
“Seleranya mas mbak apa nih? Suka minuman yang gimana?” tanya baristanya yang bernama Annaa dengan ceria.
“Mbak, saya pesan ini ya,” kata gue sambil menunjuk sajian di lembaran menu Captain Heart Signature. Setelah gue pikir-pikir, kayaknya Grandma’s Favourite enak nih. “Sweet and sour”, begitu deskripsi minuman ini.
Setelah gue baca-baca lembaran menunya, gue dapet kesan bahwa di sini minuman-minuman yang ditawarkan bener-bener mencerminkan konsep eksplorasi. Cocok buat anak muda yang nggak demen minum minuman yang udah mainstream.
Mereka juga nawarin “mocktails”, minuman yang konsepnya meniru cocktails tapi bedanya tidak ada kandungan alkohol di dalamnya. Minuman-minuman ini ada di kategori “Based on True Cocktails”. Ada juga kode-kode warna yang bisa memberikan gambaran cita rasanya.
Dari situ gue nanya-nanya ke Annaa setelah membuat minuman,”Kita emang banyak berinteraksi dengan pengunjung di Coldheart karena ingin melihat seperti apa sih ‘pasarnya’ JNMBloc? Soalnya kan kita juga di sini baru kurang dari setahun.”
Annaa bener-bener menikmati kerjaannya ini. “Aku gampang dapet semangat saat ngobrol dengan orang-orang baru karena aku juga suka nulis. Dan ini kesempatan pertama untuk bisa kerja di open bar kayak gini,” terang cewek berkacamata ini.
Setelah gue nanya lebih lanjut soal 3 kategori utama minuman Coldheart (Captain Heart Signature, Based on True Cocktails, dan Liquid Gold), ternyata ada cerita di balik itu.
“Kalau ‘Captain Heart Signature’ itu dibikin tim R&D Coldheart yang ingin mengangkat bahan-bahan lokal, misalnya jajanan pasar semacam klepon dan nagasari, buah nangka dan daun pandan. Lalu kategori ‘Based on True Cocktails’ itu kita terinspirasi dari menu international cocktails tapi dibikin non-alkohol. Ini cocok buat orang yang nggak bisa minum cocktail yang mengandung alkohol. Kategori ‘Liquid Gold’ mencakup beberapa jenis kopi,” jelas Anna yang bernama lengkap Annisaa Putri.
Berapa banyak sih jumlah pelanggan Coldheart seharinya? Gue nanya ke Annaa dan katanya bisa mencapai 120 gelas yang terjual dalam sehari jika sedang rame-ramenya. Biasanya ini bertepatan dengan akhir pekan dan event besar seperti Biennale Jogja dan ArtJog.
Mereka yang datang juga kebanyakan anak-anak SMA dan kuliah yang nggak cuma dari Yogya tapi juga dari Solo dan Magelang bahkan anak-anak usia belia juga kadang ada yang mampir menikmati minuman bersama ortu mereka. Biasanya mereka bermain di luar dan begitu haus minum ke dalam. Karena ini minuman non-alkohol jadi aman buat anak-anak juga. “Rasanya juga masih ‘masuk’ buat anak-anak,” ujarnya. Kalaupun ada orang yang sudah kerja datang paling cuma beberapa.
Coldheart Beverage Exploration Club berdiri pada bulan April tahun 2021 dan didirikan oleh Muhammad Aga yang udah banyak makan asam garam dalam dunia kopi dan sering mengikuti kompetisi dan Handoko Hendroyono mendirikan Coldheart bersama.
Dalam kerjasama dengan MBloc group, outlet Coldheart akan hadir di tiap lokasi MBloc Group. Coldheart membuka outlet di MBloc dan kemudian di JNMBloc Yogyakarta. Baru lokasi ketiga adalah di PosBloc, Jakarta.
Annaa sendiri mengikuti akun Instagram Aga cukup lama sehingga tahu begitu Aga mengumumkan adanya lowongan kerja di bisnis barunya Coldheart.
Tiga bisnis Aga adalah bisnis minuman kopi yakni Harapan Jaya yang fokus ke kopi dan roastery, Shoot Me in the Head (@smith.indonesia) yang fokus ke kopi dan mixology, dan Coldheart yang terinspirasi oleh kekayaan rempah nusantara.
Di Coldheart sendiri, keragaman cairan yang dibuatnya mencapai 95%. Ini dihasilkan dari tim litbang (R & D). mereka secara teratur berinovasi dengan mencari rempah-rempah lokal yang bisa dikombinasikan untuk menghasilkan aftertaste yang unik, cuma ada di Coldheart. Tak kurang ada belasan jenis liquid yang diolah dari rempah-rempah asli Indonesia yang dijual sebagai minuman eksploratif di sini.
Konsep Coldheart yang membedakannya dengan bisnis jualan minuman yang sudah ada lebih dulu adalah interaksi. Orientasi mereka tidak cuma menjual produk minuman yang enak di lidah konsumen tetapi juga mengutamakan interaksi antara konsumen dan bartender dan dalam interaksi inilah kemudian diselipkan edukasi mengenai produk yang dinikmati konsumen.
Mixology sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses untuk mengkombinasikan atau jenis liquid dengan liquid lain. Sedangkan mocktail atau zero-proof cocktail adalah suatu istilah yang mengacu pada ejekan atau sindiran pada cocktail yang mengandung alkohol. Cocktail dianggap berkelas dan keren, lalu mocktail hadir dari kalangan yang tak mengkonsumsi alkohol dan gemar mencampur satu jenis cairan dengan cairan berbeda layaknya cocktail yang merupakan hasil perpaduan jenis-jenis minuman keras. Istilah lain yang juga mirip dengan mocktail ialah spirit-free cocktail. Kata “spirit” di sini sendiri mengacu pada alkohol.
Mixology dan mocktail ini kemudian dilirik oleh Aga mengingat karakter konsumen produk minuman Indonesia yang kebanyakan muslim sehingga tidak bisa mengkonsumsi apapun yang mengandung alkohol. Peraturan pemerintah juga menetapkan pembatasan penjualan miras.
Annaa sendiri tertarik pada dunia food and beverage (F&B) serta hospitality industry. Ia menikmati saat bertemu orang-orang baru dan berinteraksi dengan mereka. “Karena bisa dapat inspirasi baru, insight baru.” Ia justru baru mengenal istilah mixology saat hendak melamar kerja di Coldheart. “Aku tuh suka campur-campur minuman. Terus dibilangin kalo itu namanya mixology. Haha,” ungkap Annaa. Saat mengetahui Coldheart merekrut anak muda yang tertarik mixology, cerita Annaa pun menarik perhatian sehingga akhirnya bisa diterima sebagai bartender di Coldheart yang usianya belum genap setahun ini.
Di setiap gerai Coldheart, setidaknya ada 2 orang yang menjalankan kedai minuman ini. Namun, menurut Annaa 4 orang yang lebih memadai karena job description-nya berbeda. Ada satu orang menjadi kasir. Kemudian ada yang menjadi barrista di bar. Karena ada faktor waktu penyelesaian order yang harus dikejar (tidak boleh terlalu lama), setidaknya ada 2 orang barista yang bertugas. Kemudian ada satu orang yang bertugas sebagai “bar back” dengan tugas membantu barista dengan mencuci bersih shaker (alat pencampur minuman) dan mengantarkan minuman yang sudah siap pada konsumen. Bar back ini juga bisa membantu pengisian botol-botol liquid yang sudah kosong atau hampir habis.
Ditanya soal jumlah liquid yang hingga saat ini tersedia di Coldheart, Annaa mengatakan ada 22 jenis lebih liquid yang siap dicampur-campur untuk menciptakan minuman bercita rasa unik.
Liquid ini sendiri bisa dikelompokkan ke dalam 2 grup besar, yakni speed track, main liquid dan supporting liquid. Sirup yang di dalam kelompok speed track ini paling sering dipakai dan jenisnya fermentasi. Sementara itu, main liquid mencakup coffee shots dan buah murni, bukan olahan.
Supaya bisa terus menarik pelanggan, Coldheart di JNMBloc ini nggak segan-segan buat mengerahkan tim R&D mereka buat cari menu baru tiap 1-2 minggu. Sementara liquid baru diharapkan bisa dihasilkan sebulan sekali karena harus melalui proses brainstorming tim dulu dan baru diserahkan ke tim R&D. Tujuannya ini buat memperkaya rasa minuman-minuman Coldheart ke depan. Dengan lebih banyak pilihan, makin banyak orang juga yang mungkin tertarik mencoba minuman-minuman yang ditawarkan Coldheart. Inilah salah satu kelebihan Coldheart juga.
Buat lu yang tertarik nongkrong di Coldheart atau JNMBloc buat nugas, boleh aja sih tapi jangan harep ada wifi gratis dan colokan yang tersebar di mana-mana yah. Memang ada colokan tapi terbatas dan kurang nyaman aja. Bisa jadi ini bahan masukan buat pengelola JNMBloc supaya bikin pengunjung lebih betah. Soalnya suasana di sini udah kondusif banget buat ngerjain tugas atau cari ide buat skripsi. Space-nya luas dan kalaupun rame pun ya nggak sesak dan pengap banget. Atmosfernya tenang dan bisa di luar ruangan jadi pikiran juga lebih lega dan rileks, bikin lu siap menyambut ide-ide kreatif. (*/)