Kebakaran hutan yang terjadi di Riau menyisakan pelajaran. Kini seluruh elemen masyarakat Siak dengan kreatif menjaga lingkungan mereka bersama-sama.
Sentra Kreatif Lestari Siak (Skelas) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Siak melakukan gotong royong untuk memajukan daerahnya. Anak muda, seluruh masyarakat, dan Pemerintah Kabupaten Siak menyelenggarakan “Napak Tilas Gotong Royong Mencintai Siak” pada Rabu (18/3) di kawasan Tangsi Belanda, Kabupaten Siak, Riau.
Masyarakat Siak bersama peneliti menciptakan pupuk lokal yang dapat digunakan untuk kebutuhan berkebun. Mereka juga menciptakan protein hewani yang berasal dari ikan gabus yang dapat dikonsumsi. Dalam acara Napak Tilas Gotong Royong Mencintai Siak, diputar juga film pendek kreatif sebagai upaya sosialisasi terkait pengadaan pupuk dan protein hewani tersebut.
“Setelah kebakaran hutan yang luar biasa pada tahun 2011 hingga 2015, yang bahkan mengganggu negara tetangga, Siak memiliki komitmen untuk menjadi kabupaten yang hijau,” kata Husni Merza selaku Wakil Bupati Siak. Acara Napak Tilas Gotong Royong Mencintai Siak merupakan tonggak penting bagi Kabupaten Siak dalam perjalanannya menuju kabupaten yang lestari.
Membuka mata terhadap keadaan lingkungan sekitar sangatlah penting bagi seluruh masyarakat, termasuk anak muda, karena anak muda lah yang mewarisi bumi ini berikutnya. Sebesar 57,44% wilayah Siak merupakan wilayah gambut. Kekayaan ekologis tersebut turut memberikan tantangan bagi seluruh masyarakat Siak dan Pemda untuk melakukan pengelolaan lahan dengan sebijak mungkin.
“Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang cuma satu masalahnya, tetapi banyak penyebabnya. Karena banyak penyebab, maka banyak pula solusinya. Karena itulah dibutuhkan kolaborasi. Menjaga bumi harus bersama-sama, tidak bisa sendiri,” ucap Budhi Yuwono selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Siak, seraya meresmikan peluncuran Kantin Skelas.
Kantin Skelas menyediakan sebanyak 54 macam produk dari 21 UMKM yang berasal dari 14 kecamatan di Siak. Produk yang oleh masyarakat Siak ciptakan bersama, semuanya tersedia di Kantin Skelas. Berangkat dari banyak hal, salah satunya kejadian kebakaran hutan di Riau, membuat masyarakat Siak sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
“Mekanisme pelaporan melalui website Siak Hijau akan menjadi wadah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Fazlania Zain dari Sedagho Siak. “Dikembangkan pula peta gotong royong yang diharapkan dapat menampung inovasi dari berbagai pihak untuk kemajuan Siak.”
Napak Tilas Gotong Royong Mencintai Siak menghadirkan 7 babak diskusi yang berisikan pengalaman dan pengetahuan. Mulai dari potensi ekonomi lestari, gotong royong multi pihak, hingga inovasi berbasis masyarakat. Acara tersebut juga mengangkat rancang bangun usaha lestari, peta gotong royong Siak Hijau, sampai strategi komunikasi dan peluncuran Kantin Skelas.
“Menjaga alam, lingkungan dan memajukan kampung halaman, tidak bisa berjalan sendiri. Namun harus bersama dengan pemerintah, NGO, pemuda dan seluruh elemen masyarakat,” kata Netti Gustina dari Lab Inovasi Siak. “Tidak harus menjadi peneliti seperti saya, tapi cukup dengan mengembangkan minat dan bakatnya untuk berkontribusi dalam menjaga lingkungan.”
Senada dengan Netti, Musrahmad Gu selaku Direktur PT Alam Siak Lestari mengatakan, bahwa menjaga lingkungan adalah sebuah proses panjang yang tidak bisa dilakukan sendiri, tapi juga butuh kontribusi dari masyarakat, anak muda, Pemda dan NGO. “Kerja sama ini yang akhirnya memberikan dampak secara luas,” tuturnya. (*/)
BACA JUGA: KENALI OLIGARKI BATUBARA DI INDONESIA DENGAN GAME KREATIF ‘COAL OLIGARCHS’