
Ratu Film Festival 2022 (RFF) merupakan sebuah festival ajang kompetisi para sineas muda di Tulungagung. Dengan juara film terbaik,naskah terbaik,editing terbaik, dan aktris terbaik diraih oleh film dengan judul Asrar. Bagaimana proses kreatif film Asrar ini? Simak ulasannya di sini Civs.
FROYONION.COM - Ratu Film Festival 2022 (RFF 2022) merupakan sebuah festival ajang kompetisi para sineas dalam karya film pendek non dokumenter/ fiksi. Diselenggarakan oleh Jawa Pos Radar Tulungagung bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam rangka menyongsong hari jadi Kabupaten Tulungagung. Festival ini berhasil menumbuhkan semangat kelokalan anak muda dalam pembuatan film pendek serta menjadi wadah bagi sineas muda di Tulungagung dalam berkarya, bagaimana tidak! Tema yang di angkat dalam festival kali ini adalah “Tulungagung Bercerita, Sedalam Apa Kau Mengenalku” yang terdiri dari kategori pelajar dan umum. Dengan masa produksi film dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2022 - 18 November 2022.
Kemudian pada Jum’at 25/11/22 film dengan judul Asrar karya tim A Nineteen Studio berhasil meraih juara dalam berbagai kategori, di antaranya juara film terbaik, penulis naskah terbaik, editing terbaik, serta aktris terbaik.
BERIKAN JUDUL YANG UNIK
Masih ingat nggak Civs dengan tulisan dari Grace Angel tentang “Cara Ampuh Bikin Konten Dengan Rumus 4U”, useful, unique, ultra-specific, urgent.
rumus yang bisa dipakai kapanpun ketika lo pengen buat konten, nggak terbatas untuk para content writer aja, karena bisa lo gunakan waktu nulis naskah film, bikin presentasi, proposal bisnis, dll. Terbukti dengan menerapkan sisi unik dalam film berjudul Asrar membuat orang tertarik dan langsung mengernyitkan dahi “Apaan tuh artinya?” Muhammad Asad Ms sutradara dari film ini menjelaskan bahwa arti kata Asrar di ambil dari serapan bahasa Arab dari kata Asror yg artinya Rahasia.
Menjelaskan bagaimana cerita dalam film ini yang endingnya cukup rahasia, dan mind blowing.
KEMAS FILM AGAR PENONTON SELALU PENASARAN
Muhammad Asad Ms menjelaskan bagaimana proses kreatif mereka ketika brainstorming menentukan ide cerita “Kami mengemas film ini dengan nuansa horor di awal cerita, mulai dari pemilihan backsound,color grading,serta lokasi syutingnya, anak muda kan banyak yang menggemari genre horor sehingga mereka antusias untuk menontonnya sampai selesai, padahal dalam film ini tidak ada horornya sama sekali. Justru lebih mengangkat budaya lokal di Tulungagung serta pesan moral agar melestarikan budaya di Tulungagung”.
CERITA YANG RELATED DENGAN MASYARAKAT SEKITAR
Didasari tema dalam festival ini yaitu “Tulungagung Bercerita, Sedalam Apa Kau Mengenalku”, Muhamad Asad Ms menjelaskan dalam film Asrar ini mengangkat cerita tradisi nyadran di makam Eyang Cokrokusumo, tapi disitu muncul konflik di mana ada warga yang menolak dan meremehkan tradisi ini. Padahal tradisi ini bertujuan baik yaitu mendoakan nenek moyang yang dulu pernah berjuang di tanah ini, dan bersyukur kepada Tuhan telah diberikan rezeki yang melimpah.
“Kami juga melakukan riset terlebih dahulu dengan mendatangi warga sekitar dan menemui juru kunci makam kurang lebih selama satu minggu, kenapa di adakan nyadran di sini, agar cerita yang di angkat dalam film ini tidak mengada-ngada dan berdasarkan fakta serta konflik yang terjadi di sekitar”.
Dalam film berdurasi 14:58 menit ini juga menampilkan budaya Tulungagung agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, seperti kebiasaan unik anak muda di Tulungagung ketika ngopi dan sebat yaitu “nyete” mengoleskan endapan kopi ke permukaan rokok agar lebih terasa enak, bukan sekadar mengoleskan bahkan ada yang seperti melukis di atas rokok.
Tidak hanya itu, ada makanan lokal khas Tulungagung seperti Ayam Lodho dan satu scene yang cukup unik yaitu menampilkan Joko Kendil yang sempat viral di TikTok beberapa waktu lalu. Meskipun hal ini tidak terlalu penting, tapi justru menjadi daya tarik tersendiri karena porsinya pas dan bagian scenenya juga tepat, tidak berlebihan. Sangat khas dengan Indonesia sekali kan Civs.
Akting para pemainnya juga sangat natural, seperti yang kita temui dalam kegiatan dan percakapan sehari-hari orang Jawa Timur yang menggunakan bahasa Jawa. Emosinya dapat, pembagian peran para karakternya juga sangat menjiwai.
Buat kalian Civillions yang mau nonton film ini agar lebih mengenal bagaimana budaya Jawa dikenalkan oleh anak muda kreatif di Tulungagung bisa langsung menuju link Film Asrar.
Anak muda Indonesia memang harus seperti ini melek dengan budaya mereka sendiri, peduli dan kreatif dalam mengemas budaya agar lebih kekinian dan tidak ketinggalan zaman. Klik Di sini Untuk Menonton (*/)