Beauty

BAD LAB: MASKULINITAS DAN KETANGGUHAN DARI ALAM BEBAS

Terinspirasi dari animal spirits, brand perawatan kulit dan rambut khusus cowok ini ingin pemakainya bisa dapet semangat maskulin dan tangguh. Di tulisan ini, gue bakal bahas perjalanan brand ini, kenapa mereka milih Bandung sebagai ‘home base’ serta visi brand ini ke depan.

title

FROYONION.COM - Berawal dari munculnya kesadaran dari kalangan cowok buat merawat diri, personal care brand Bad Lab muncul pertama kali di negara jiran Malaysia. Personal care saat ini sudah kayak jadi bahasa self love buat anak-anak muda cowok yang menghargai diri mereka sendiri dan juga menaikkan percaya diri mereka saat bertemu dengan gebetan, partner kerja atau meeting dengan klien. 

“Cowok sekarang harus rapi dan wangi lah. Kalo lu udah menghargai diri sendiri, lu tampil rapi dan wangi, orang lain yang ada di sekitar lu juga bakal respek,” ujar dari Falen Jacob yang menjabat sebagai manajer brand Bad Lab yang berkantor di Bandung, Jabar dalam wawancara ama Froyonion 19 Januari 2022 lalu. Falen-lah yang berada di balik media sosial Bad Lab Indonesia dan menyusun strateginya untuk memasarkan dan menjual produk-produk mereka.

Dengan mempertimbangkan kalo tingkat aktivitas cowok itu lebih tinggi dan intens daripada perempuan, Bad Lab pun memformulasikan produk personal care yang diperuntukkan khusus buat cowok.

Saat olahraga misalnya, kata Falen, produksi keringat cowok lebih banyak dari cewek. Dan makin banyak keringet juga makin rawan dengan masalah bau badan dan problem kesehatan terutama kulit dan rambut. Untuk mengatasi bau badan tadi, produk Bad Lab mengandung zat premium bernama Fluidpure 8G yang bisa menenangkan iritasi kulit dan mengenyahkan bakteri-bakteri pemicu bau badan.

Karena khusus menyasar konsumen cowok, Bad Lab juga bikin produk grooming yang berupa deodoran dan pomade yang diformulasikan secara unik sesuai selera dan kebutuhan cowok sekarang.  

‘BADASS’ LAB

Nama “Bad Lab” sendiri banyak disalahpahami orang. Kata “bad” di sini bukan berarti “buruk” sebagaimana makna kata itu dari bahasa Inggris tapi sebetulnya akronim dari “Brave and Daring Laboratory”. Dari sinilah muncul nama “Bad Lab” tadi.

Falen sendiri lebih lanjut jelasin kalo produk-produk Bad Lab diberi nama yang memberikan kesan “bad ass” alias tangguh dan kuat. Contohnya, “Dragon’s Blood” yang memiliki kandungan zat antioksidan yang mempercepat regenerasi kulit dan anti-inflamasi (peradangan) yang cocok dipakai setelah berpanas-panasan di bawah sinar matahari. 

Dragon Blood ini bisa melindungi lu kayak kasih efek anti inflamasi dan menyembuhkan luka sehingga bagus buat regenerasi sel kulit. Lalu ada Blue Stone yang efeknya melembabkan dan melindungi kulit dari ancaman eksternal kayak lecet dan sebagainya,” jelasnya.

Kalo lu liat Instagram feed Bad Lab, ada ikon-ikon binatang liar kayak gajah dan macan yang dipilih untuk dipajang di sana. Menurut Falen, Bad Lab emang terinspirasi dari animal spirits yang melambangkan maskulinitas dan ketangguhan di alam bebas.

“Macan atau harimau pasti menimbulkan kesan ngeri dan gahar. Sementara gajah memiliki sifat pengingat yang baik dan setia kawan. Ikon-ikon ini semua dipilih untuk menekankan kesan maskulinitas cowok di produk Bad Lab,” ucap Falen.

Satu produk sabun cair Bad Lab dinamai “Legally High” yang ternyata diformulasikan sedemikian rupa untuk memberi kesan sejuk dan segar di kulit. Mandi dengan produk ini, kata Falen, bakal menyegarkan badan terutama sehabis beraktivitas berat di luar rumah dan pengen nyegerin badan secara total.

Beberapa anak Froyonion sendiri udah coba. Kayak Paksi yang coba Energizing Facial Set buat mukanya yang lagi jerawatan. “Enak banget karena udah sepaket ama scrub-nya. Ada kandungan zat anti jerawatnya juga jadi bisa dipake buat muka gue yang lagi jerawatan,” katanya.

Sementara itu, ada juga Maha yang cobain Bad Lab Hair Cream. “Wangi krim ini malah disukai cewek-cewek dan teksturnya nggak lengket, bisa kering dan pas tergantung cuaca dan udara saat itu. Overall, hasil styling rambut juga bagus dan bisa ‘menjinakkan’ rambut gue yang selalu ngembang tanpa efek yang berlebihan,” terang Maha yang amazed sama size-nya produk krim rambut ini yang menurutnya gede banget dan bisa buat dipake berbulan-bulan.

Uniknya bagi sebuah personal care brand, Bad Lab nggak cuma menawarkan produk melalui marketplace tapi juga menghadirkan sebuah walk-in store bernama “Bad Lab Barber” yang baru didirikan di Bandung. 

“Bad Lab Barber ini bisa dikatakan kayak grooming space kami. Di sini orang bisa dateng buat potong rambut, sekaligus cuci rambut dan menatanya supaya rapi, jadi komplit servisnya. Uniknya, kapster-kapster kami semuanya cewek dan juga jago. Lu bisa langsung minta styling dengan pakai produk pomade Bad Lab yang variannya banyak sambil ngobrol santai. Lucunya nih, kadang ada yang nanya ke kapster kami soal model rambut apa yang disukai cewek. Di sini lu bisa ganti gaya rambut dan memperbarui penampilan. Lu mau model rambut kekinian? Bisa banget atau mau coba style jadul sekalian? Tinggal ngomong sama kapsternya. Selain itu, lu juga bisa sekalian punya merchandise Bad Lab,” jelas Falen soal Bad Lab Barber. 

RANGKUL KOMUNITAS

Meski Jakarta memang ibu kota, Bad Lab tidak serta merta membangun kantor pusat mereka di sana. Justru mereka memilih untuk berada di kota kembang Bandung dulu.

Ditanya soal ini, Falen menjawab: “Kami melihat Bandung itu unik dan ekspresif. Banyak collective movements dan skena di Bandung yang jadi trendsetter/acuan, dari musik, fesyen, lifestyle, dan sebagainya. Di Bandung emang iramanya nggak secepat di Jakarta, tapi anak-anak muda di sini tuh menikmati hidup. Nongkrong atau ngariung, istilahnya, mereka ngobrol terus bikin sesuatu dan saling support. ”  

Yang unik dari Bad Lab ialah mereka mencoba merangkul komunitas-komunitas urban extreme sports yang biasanya memang didominasi cowok-cowok. 

“Emang kita merangkul anak-anak  komunitas skate, inline skate, sepeda, dan lain-lain. Baru-baru ini Bad Lab ngedukung penyelenggaraan acara komubutas GGB (Ganteng Ganteng Bladder) yang jadi salah satu komunitas inline skate terbesar di Bandung,” ujarnya.

Konten-konten pilar di Instagram Bad Lab juga memiliki sebuah misi untuk tak cuma mempromosikan produk tapi juga memberikan edukasi pada audiens mereka.

“Kami ingin menumbuhkan awareness bahwa cowok juga perlu merawat diri mereka dengan berbagai tips seperti nggak menyembuhkan jerawat dengan mengoleskan pasta gigi karena itu bukan peruntukannya. Cowok-cowok juga banyak yang belum tahu kalo naik motor dan pake helm itu sebaiknya kalo rambut udah kering, jangan masih basah karena nanti rambut jadi rawan rontok dan bisa berbau kurang sedap,” jelasnya panjang lebar. 

Bad Lab membuka kesempatan berkolaborasi dengan jenama-jenama (brands) lokal yang ada di Bandung maupun seluruh Indonesia. Sudah seharusnya jenama-jenama ini nggak saling gontok-gontokan dan bisa berkolaborasi. 

“Kami emang mau berkolaborasi dengan komunitas, sesama brand lokal mulai dari industri apparel bahkan kompetitor selama visinya sama dan jelas, serta menumbuhkan semangat positif,” pungkasnya.  (*/Photo credit: @badlab.co.id)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca