Pernah membayangkan apa jadinya Indonesia kalau jadi negara maju? ‘Hitam 2045’ merupakan sebuah novel yang membahas tentang Republik Indonesia sebagai negara futuristik yang kuat dari segi politik, militer, dan teknologi yang dikemas dalam bentuk buku harian.
FROYONION.COM - Novel Hitam 2045 ditulis oleh Henry Manampiring, atau akrab disapa Om Piring. Diterbitkan pada tahun 2022, merupakan novel fiksi pertama yang ditulis oleh Henry Manampiring setelah sebelumnya menerbitkan buku-buku best seller bergenre pengembangan diri.
Menceritakan tentang Republik Indonesia di tahun 2045 yang menjadi negara terkuat kedua di Asia Pasifik sesudah China, baik politik maupun kekuatan militer. Hal itu menjadikan Republik Indonesia ditakuti oleh negara-negara lain.
Warga negara pada masa itu dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama adalah emas yaitu pimpinan tertinggi negara ,kedua yaitu perak adalah Pilar Pancasila yang mengelola dan menjaga negara, dan terakhir yaitu perunggu yang merupakan rakyat jelata.
Pada masa itu, hiduplah seorang remaja bergenetik unggul bagian dari Pilar Muda, yaitu Agni. Pilar Muda adalah program pembibitan Golongan Perak. Anak-anak yang berusia tujuh tahun dites, dan jika terbukti memiliki genetik unggul, mereka akan 'diambil' pemerintah untuk dimasukkan ke program tersebut.
Di saat Agni menantikan kelulusannya menjadi Pilar Pancasila di Hari Peringatan 100 tahun Indonesia Merdeka, sebuah serangan teroris di wilayah NKRI menjadi awal mimpi buruk. Bersamaan dengan munculnya sosok Enisa, seorang gadis Perak dengan agenda misterius, Agni harus menghadapi tragedi masa lalunya.
Covernya cukup unik, memberi kesan misterius seakan begitu banyak misteri yang harus dipecahkan dengan membaca buku ini. Didominasi dengan warna hitam, dan lubang-lubang yang membentuk judul dari novel ini sendiri, membuat kesan estetikanya begitu terasa.
Tidak seperti novel lokal yang lain, novel Hitam 2045 ini bergenre fiksi ilmiah, misteri, konspirasi politik. Dikemas dalam bentuk buku harian yang ditulis Agni, sebagai pembaca seakan-akan dibawa ke masa depan yang sangat dekat dengan kita karena latarnya sendiri di Indonesia. Menurut saya ini adalah novel lokal terbaik yang pernah saya baca.
Vibes-nya seperti Divergent, Maze Runner, atau Hunger Games namun ceritanya berbeda. Alasan saya menyamakan vibes ketiga novel tersebut dengan Hitam 2045, karena tatanan negara yang tadinya sudah stabil mulai ‘gonjang-ganjing’ ketika tokoh utama muncul.
Di bagian awal, kita akan disuguhkan bayangan mengenai Indonesia sebagai negara yang sangat maju setelah dipimpin oleh Presiden yang bernama Aryo.
Teknologi yang bernama Dasamuka yang bisa melihat seluruh aktivitas daring setiap orang, korupsi yang sudah hampir musnah (karena pelakunya dihukum sangat keji), dan kehidupan yang cukup stabil dari segi ekonomi. Pembaca diajak berangan-angan, bagaimana indahnya Indonesia jika menjadi negara maju.
Namun, semakin menuju ke tengah, banyak hal yang terungkap di balik pemerintahan Presiden Aryo. Bau bangkai mulai tercium. Ternyata hidup di Republik Indonesia di novel itu tidaklah seindah yang kita bayangkan di awal.
Semakin menuju bagian akhir, kita akan merasa bersyukur karena tidak hidup seperti di novel Hitam 2045. Begitu banyak sejarah gelap, dan hal-hal yang harus dikorbankan (bukan hanya tenaga dan waktu) demi memajukan negara. Ternyata, semua itu ada sangkut pautnya dengan tragedi masa lalu Agni, yaitu kasus meninggalnya sang papa dan gangguan jiwa sang ibu.
Mengenai pelaku korupsi yang dihukum sangat keji yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ini menjadi salah satu adegan yang memorable bahkan setelah berbulan-bulan selesai baca. Jujur, adegan ini adalah yang paling mengiris hati karena tak hanya pelaku yang kena getahnya, tapi juga jiwa kecil yang tidak bersalah.
Penulis pintar sekali membuat pembaca tidak bisa berhenti membolak-balikan halaman karena dibuat penasaran dengan kelanjutannya. Banyak teka-teki berujung plot twist yang sulit ditebak. Bahkan, ending-nya pun penuh dengan plot twist pula.
Kesimpulannya, novel ini cocok dibaca untuk kalian yang bosan dengan genre romance atau drama, suka memecahkan misteri, dan suka fiksi ilmiah, atau sesederhana penikmat novel seri Divergent. Di dalam novel ini tidak ada gambar sama sekali, berisi tulisan yang penuh dari halaman awal sampai akhir. Hal ini bisa jadi kekurangan bagi yang mudah bosan jika membaca tulisan penuh tanpa gambar, namun bisa jadi kelebihan bagi kaum epeolatry atau pemuja kata-kata. (*/)