Books

REKOMENDASI KARYA OKA RUSMINI TENTANG KRITIK SOSIAL MASYARAKAT BALI DAN ISU PEREMPUAN

Lantang menyuarakan kritik sosial dan isu keperempuanan, Oka Rusmini terkenal dengan sejumlah karyanya yang fenomenal sekaligus kontroversial.

title

FROYONION.COM - Jika kamu pembaca sastrawan perempuan Indonesia, pasti kamu tidak asing lagi dengan nama Oka Rusmini. Ia adalah penulis paling vokal yang kerap membicarakan isu-isu kemanusiaan khususnya pada diri seorang perempuan di struktur masyarakat Bali yang kental dengan tradisi dan kasta.

Di tengah kehidupan Bali yang megah dan kaya akan budaya, tidak jarang ada banyak elemen masyarakat tertentu yang mengalami marginalisasi baik disadari atau tidak. 

Di banyak novel maupun kumpulan cerpennya, Oka Rusmini banyak menampilkan tokoh-tokoh yang dikerdilkan baik oleh struktur kekuasaan masyarakat yang dominan, maupun sistem kelas berdasarkan budaya. Untuk kamu yang ingin lebih tahu tentang isu-isu sosial masyarakat Bali, berikut adalah beberapa rekomendasi buku yang bisa kamu coba baca!

1. TARIAN BUMI

Tarian Bumi adalah karya Oka Rusmini yang paling fenomenal sekaligus kontroversial. Hal ini menimbulkan perdebatan dari banyak kalangan baik masyarakat khususnya Bali. Novel ini secara terbuka memaparkan keadaan perempuan bangsawan Bali yang terbelenggu dengan adat istiadat yang masih kental dengan budaya feodal. 

Tidak hanya perempuan dari kalangan atas, namun perempuan di kalangan bawah juga mengalami diskriminasi yang jauh lebih menindas lagi. Perempuan ditempatkan sebagai makhluk nomor dua dan di bawah laki-laki.

Hal ini membuat perempuan, yang bahkan berasal dari kaum bangsawan juga tidak bisa melakukan banyak hal. Ruang gerak perempuan serba dibatasi. Sehingga kebebasan untuk bersuara, bergerak secara bebas, dan menentukan nasib hidup sendiri tidak bisa dialami oleh perempuan. 

BACA JUGA: KITAB KAWIN: MENYINGKAP TIRAI KUSAM PERKAWINAN

Kehadiran tokoh perempuan memang dominan pada setiap karya Oka Rusmini. Mereka tidak hanya terbelenggu pada jerat kultur masyarakat yang patriarki dan hegemoni kekuasan keluarga yang begitu mengakar, namun juga perihal tubuh dan seksualitas menjadi hal yang sangat tabu.

Kebertubuhan dan urusan seksual dianggap tidak wajar jika dibicarakan oleh perempuan. Padahal sebagai insan yang memiliki hak atas tubuh, perempuanlah yang seharusnya paling bisa bersuara dan menentang ketika terjadi hal-hal yang tidak adil pada mereka. 

Namun, hal ini mustahil bisa terjadi pada masyarakat Bali. Perempuan juga kerap dianggap hanya sebagai objek seksual yang bertugas mengayomi suami dan mengurus anak. Maka wajar apabila karya ini dianggap sebagai salah satu bentuk pemberontakan kepada adat yang disuarakan dengan lantang dan bernas berdasarkan pengalaman menjadi seorang perempuan yang kerap diabaikan.

2. SAGRA

Rekomendasi selanjutnya yang bisa kamu baca adalah Sagra. Masih dengan kritik sosial masyarakat Bali yang menempatkan perempuan dalam kondisi rentan dan tidak berdaya, Sagra merupakan kumpulan cerpen dengan berbagai karakter tokoh yang kompleks.

Hampir semua tokoh dalam setiap cerpen di buku ini merupakan perempuan. Para perempuan yang terperangkap dalam hubungan suami istri yang tidak setara, relasi perempuan dengan ibu mertua yang yang kejam, stigma masyarakat yang memposisikan perempuan sebagai manusia di bawah laki-laki, karena dianggap sebagai “fitrahnya”, dan juga gejolak batin yang banyak dialami perempuan Bali yang sulit untuk mendapatkan kebebasannya. 

Oka Rusmini dengan berani mengkritisi sendiri budaya tempat ia dibesarkan di kalangan kaum bangsawan. Judul Sagra sendiri diambil dari salah satu tokoh yang memiliki kerumitan silsilah keturunan. Hal ini mengakibatkan segala yang terjadi pada hidupnya harus diatur. Dengan siapa ia harus menikah, berapa anak yang hendak ia miliki, bahkan cara bertutur dan berpikir pun juga diatur oleh keluarga. Jika tidak hal ini akan mencederai martabat keluarga terutama sang suami sendiri.

3. KENANGA

Judul buku ini diambil dari tokoh utama yaitu perempuan Bali dari kasta bangsawan yang memiliki hubungan cinta terlarang secara tidak sengaja. Sedangkan seperti kita tahu, hal ini menodai kesucian adat istiadat dan garis keturunan keluarga. 

Dengan menggunakan point of view dari berbagai tokoh dan alur yang maju mundur, buku ini sangat piawai dalam menggali unsur kebatinan dari setiap tokoh, khususnya Kenanga.

BACA JUGA: DAMAR KAMBANG: BELENGGU TRADISI TERHADAP TUBUH PEREMPUAN

Oka tidak menyingkap wajah tradisi masyarakat Bali yang anggun, berwibawa, dan menjunjung tinggi nilai kehidupan. Namun, dari wajah yang gelap, penuh bekas luka dan juga menyakitkan. 

Ia bahkan tidak sungkan untuk menampilkan karakter perempuan Bali lainnya yang suka menjatuhkan sesama perempuan. Mereka yang munafik, liar, dan pandai berbohong hanya untuk mendapatkan status di kalangan bangsawan.

4. TEMPURUNG

Tempurung merupakan novel yang menceritakan berbagai kisah dari para perempuan yang erat hubungannya dengan tubuh, masyarakat, agama dan budaya. Masih berada di lingkup masyarakat Bali, buku ini bertutur tentang para perempuan yang terjebak di institusi bernama perkawinan.

Mereka mengharapkan bahwa perkawinan adalah momen sakral  yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Kemudian menjalani dan membangun rumah tangga bersama-sama baik dengan suka maupun duka. Namun, banyak perempuan yang pupus harapannya ketika menghadapi realitas perkawinan yang sesungguhnya. 

Buku Tempurung karya Oka Rusmini
Buku Tempurung karya Oka Rusmini.

Bahwa perkawinan yang selama ini mereka idamkan ternyata merupakan penjara yang sesak dan penuh aturan. Kebebasan akan diri sendiri seakan-akan lenyap. Dan perempuan yang sudah menikah tidak lagi memiliki otoritas atas tubuh, pikiran, dan suaranya sendiri.

Oka secara gamblang menunjukkan kenyataan dari perkawinan yang rupa-rupanya justru tidak ramah terhadap perempuan. Mereka tidak hanya menanggung beban publik seperti bekerja dan bersosialisasi, namun juga beban domestik rumah tangga dan mengurus anak yang mana tidak dialami oleh laki-laki. 

Keperluan laki-laki dianggap hanya ada di ruang publik. Berbeda dengan perempuan yang dituntut untuk bisa sempurna di kedua tempat, baik publik maupun privat. Itulah beberapa rekomendasi karya Oka Rusmini yang kaya akan kritik sosial khususnya masyarakat Bali yang masih kental dengan sistem patriarki dan stigmatisasi. Kalau kamu, tertarik baca yang mana nih? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Sekar Jatiningrum

Penulis lepas sekali yang suka mendengarkan musik sampai ketiduran.