Membeli buku itu bukan hanya tentang baru atau tidaknya. Tapi kualitas kelayakan baca adalah yang paling wajib dipertimbangkan.
FROYONION.COM - Pada zaman yang sekarang serba maju ini, hobi membaca jadi lebih mudah dengan di support akses membaca secara digital. Platform-platform membaca meliputi iPusnas, Gramedia Digital, atau electronic book (e-book) yang bisa dibeli di Google Playbook, Amazon, atau aplikasi penyedia e-book yang lain. Platform-platform ini memudahkan kita bisa membaca kapan saja dan dimana saja tanpa repot bawa-bawa buku yang berat dan menuhin tas itu.
Meski didukung dengan kemajuan teknologi masa kini, tahu gak masih ada loh orang yang lebih memilih membaca buku fisik daripada buku digital. Alasannya banyak, seperti mata mereka lebih nyaman jika membaca buku secara fisik, atau hanya sekedar hobi bikin penuh rak saja dengan koleksi buku mereka.
Gue salah satunya sih, hehe. Ketahuilah, melihat rak di rumah penuh dengan buku-buku ada kepuasannya tersendiri loh. Apalagi buat orang berkacamata kayak gue, baca buku secara digital lewat gadget bikin mata lelah dan kepala pusing.
Membeli buku fisik sekarang juga makin mudah. Kalian nggak perlu datang ke toko yang kadang selain jauh, harganya juga lebih mahal dari yang tersedia di ecommerce seperti Shopee dan Tokopedia. Namun sayangnya di tengah melonjaknya gelombang hobi membaca ini, masih banyak banget orang, terutama yang baru nyemplung di dunia perbukuan enggak aware dan gak ambil pusing mengenai buku bajakan.
Diiming-imingi harga yang sangat jauh di bawah standar, toko buku bajakan yang banyak membanjiri ecommerce ini bisa meraih pembeli hingga berjumlah ribuan. Di antara banyaknya pembeli tersebut, sebagian besar males baca deskripsi produk dan asal beli, sehingga mereka enggak tau kalau buku yang dibeli itu ternyata bajakan.
Sebagai info aja nih civs, beli buku bajakan itu amat sangat merugikan loh. Banyak pihak-pihak seperti penulis, lembaga penerbit resmi, editor, dan semua yang terlibat dalam proses terbitnya sebuah buku akan terkena imbasnya. Bukan hanya tentang hak cipta, namun juga bagaimana buku itu bisa layak dipasarkan.
Orang-orang curang ini menerbitkan buku bajakan dengan mencomot karya seorang penulis tanpa izin kemudian mencetak dan memasarkannya secara ilegal tanpa tahu malu. Padahal jika dilihat dari kualitasnya, harusnya penerbit bajakan ini layak tak dapat sepeserpun dan dimasukkan bui. Mereka tidak memberikan kontribusi apapun atas ide dan kerja keras orang-orang dibalik terbitnya sebuah karya.
Nah, kalau gini kalian masih mau beli buku bajakan? Padahal ada opsi lain loh kalau ingin tetap membaca buku secara fisik dengan harga yang terjangkau dan kualitas oke. Yaitu membeli buku bekas. Eits, jangan menyepelekan buku bekas civs, gue sebagai pembaca kere yang hobinya beli buku, buku bekas amat sangat meringankan beban keuangan gue.
Banyak yang masih gengsi membeli buku bekas dengan alasan sudah menguning atau kualitasnya turun. Jangan salah, buku bekas paling lawas pun kadang masih worth it dibeli daripada buku bajakan baru. Faktanya, buku bajakan pun kualitasnya kebanyakan tak layak jual. Mulai dari bahan kertasnya, punggung bukunya keriput, cetakan tulisannya yang miring-miring, dan cover bukunya yang burik. Rugi deh kalian.
Penjual buku bekas bisa ditemui di mana-mana. Mereka banyak ditemukan di sosial media seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Apalagi marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Carousell, Bukalapak, dan lain-lain. Bahkan ada yang khusus membuat grup di Telegram atau WhatsApp, yang ini biasanya menjual dan menyediakan buku sesuai permintaan dari anggota grup.
Buku-buku yang mereka jual sebagian besar koleksi pribadi atau ambil dari tengkulak. Penjual mendisplay dan mendeskripsikan kondisi buku jualan mereka sedetail mungkin kepada calon pembeli. Mereka juga welcome jika kita mau menawar harga yang mereka bandrol. Ketika dua pihak sudah cocok dengan kondisi buku dan harga, maka langsung bisa dicheckout.
Namun tetap, kalian harus pinter-pinter memilah ya civs. Terkadang ada saja oknum yang menjual buku bekas, terutama yang sudah langka dari edaran karena tidak dicetak ulang dengan harga yang selangit. Belilah buku bekas seperti kalian tawar menawar ketika di pasar. Menemukan kecocokan kondisi buku dan harga yang sesuai kadang memang sulit dan memerlukan waktu.
Gue amat sangat mendukung siapapun yang memilih hobi membeli buku bekas. Ini bukan tentang bagaimana buku yang kita beli tampak kinclong dan bagus saja. Tapi sebagai pembaca, kelayakan tulisan atau bacaan buku adalah faktor yang paling menentukan.
Adakalanya buku bekas bahkan lebih awet ketika disimpan. Mereka lebih terbiasa dan tahan terhadap kondisi ruangan atau rak. Testimoni dari gue, buku bekas sedikit lebih tahan dari suhu lembab yang sering merusak kertas dan membuat buku jamuran.
Harga belinya juga murah, terkadang kalian bisa dapat buku-buku cetakan lawas yang langka, buku yang sudah tidak beredar di pasaran, atau bahkan jika beruntung bisa dapat buku yang ada tanda tangan asli penulisnya.
Membeli buku bekas tanpa kita sadari juga membantu menggerakkan ekonomi seseorang loh civs. Bukan sedikit yang menjual bukunya karena membutuhkan uang untuk menunjang kebutuhan darurat yang bersifat mendadak. Selain itu buku-buku yang sebenarnya masih layak ini bisa didistribusikan kepada pembaca yang lebih bisa merawat daripada berakhir di gudang tengkulak atau bahkan pembuangan karena memenuhi tempat.
Mulai sekarang mulailah menjadi pembaca yang aware dengan bacaan kamu. Banyak membaca berarti berliterasi bukan hanya pada bacaan yang ada di bukumu. Tetapi juga menyaring segala informasi yang kamu baca di manapun untuk meminimalisir kerugian. Kalau bukan sekarang, kapan lagi kan? (*/)