Books

5 REKOMENDASI NOVEL FIKSI HISTORIS BUAT KALIAN LEBIH MEMAHAMI SEJARAH

Belajar sejarah tidak selamanya lewat buku atau jurnal. Novel fiksi historis yang mengambil setting waktu sesuai kejadian bersejarah akan turut membantu kalian memahami peristiwa di masa lalu.

title

FROYONION.COM – Pernah dengar genre historical fiction alias fiksi historis? Karya sastra fiksi historis ini didasarkan pada fakta sejarah. Alurnya terjadi di sebuah setting atau latar yang berada di masa lampau. 

Tokoh-tokohnya fiktif namun seringkali juga terinspirasi dari karakter nyata. Penulisan novel fiksi historis tidak cukup hanya berbekal imajinasi namun juga riset memadai supaya hasilnya bisa akurat hingga wawancara dengan narasumber. 

BACA JUGA: 7 REKOMENDASI NOVEL FANTASI YANG BIKIN KALIAN LUPA SAMA REALITA 

Dari novel-novel genre ini, kita bisa belajar banyak hal. Mulai dari memahami kejadian sebenarnya pada rentang waktu tersebut hingga menimbulkan rasa empati pada orang-orang yang terdampak. 

Pasalnya, banyak dari novel fiksi historis mengambil setting era Perang Dunia atau di masa lampau yang belum semaju sekarang.

 Penasaran mau membaca novel genre ini? Simak lima rekomendasinya di bawah. 

1. LAUT BERCERITA

REKOMENDASI NOVEL FIKSI HISTORIS
Buku ‘Laut Bercerita’ tersedia dalam dua bahasa. (Sumber: Gramedia)

Novel karya Leila S. Chudori ini mengisahkan Biru Laut, seorang mahasiswa sekaligus aktivis yang menjadi korban penghilangan paksa di masa Orde Baru. 

Laut dan kawan-kawan aktivisnya memperjuangkan keadilan dan demokrasi melalui serangkaian gerakan mahasiswa. Imbas dari aksinya ini adalah 13 orang aktivis dinyatakan hilang termasuk dirinya, dan hanya 9 dari mereka yang kembali. 

Beratnya perjuangan para aktivis hingga usaha kucing-kucingan dengan polisi cukup bikin berdebar sepanjang cerita. 

Beberapa adegan dijamin akan mengaduk perasaan pembaca, apalagi mengingat belum ada keadilan bagi para aktivis yang masih dinyatakan hilang hingga kini. 

Novel ini kembali banyak dibahas pada masa pemilu 2024 lalu, terutama karena kaitannya dengan salah satu calon presiden kala itu dan Aksi Kamisan di depan Istana Negara. 

Laut Bercerita bisa jadi pilihan bagus buat kalian yang baru mulai membaca genre fiksi historis. Selain karena mengambil latar kejadian di Indonesia yang pasti familiar atau minimal pernah kita dengar, bukunya juga tidak terlalu tebal. 

2. CANTIK ITU LUKA

Terbit pertama kali pada 2002, novel karya Eka Kurniawan ini juga telah diterjemahkan ke bahasa Jepang pada 2006.   

Mengambil setting di akhir masa kolonial Belanda, kisahnya berpusat pada karakter utama Dewi Ayu yang berasal dari keluarga terpandang. Dinamika politik kala itu dan masuknya tentara pendudukan Jepang membuatnya terpaksa menjadi seorang pelacur. 

Kehidupan itu terus dijalani olehnya hingga ia memiliki tiga orang anak gadis cantik. Novel ini juga turut menceritakan lika-liku kisah cinta ketiga putri Dewi Ayu dan kehidupan pernikahan mereka, serta petaka yang menimpa keluarga ini karena mereka berparas rupawan. 

BACA JUGA: BUKU ‘KEPIKIRAN DANGDUT’: MELIHAT BAGAIMANA MUSIK DANGDUT BERTAHAN DAN MELAWAN

REKOMENDASI NOVEL
Buku ‘Cantik Itu Luka’. (Sumber: Kompasiana)

Novelnya dimulai dengan kejadian unik yang cukup menarik. Makin bergulir, pembaca akan dikenalkan dengan tokoh-tokoh baru yang berkontribusi pada ceritanya. 

Kita mungkin harus menghafal nama-nama tokoh karena jumlahnya yang cukup banyak dan keterkaitan mereka satu sama lain. 

Cantik Itu Luka menggabungkan fiksi historis dengan unsur supernatural yang masih kental di masyarakat era itu. FYI, novel ini mungkin akan cukup triggering bagi beberapa pembaca karena memasukkan adegan kekerasan seksual yang cukup eksplisit. 

3. RONGGENG DUKUH PARUK

Novel karya Ahmad Tohari yang pertama terbit pada 1982 ini mengangkat latar waktu tahun 1960 yang penuh akan gejolak politik. Novel ini juga telah diadaptasi menjadi film pada 2011 dengan judul Sang Penari. 

Srintil, seorang penari ronggeng, dinobatkan sebagai ronggeng baru di Dukuh Paruk, sebuah desa kecil yang miskin dan terpencil. Kecantikan dan kepiawaiannya menari ronggeng membuat Srintil menjadi tokoh terkenal dan sangat digandrungi. 

Saat malapetaka politik terjadi pada 1965, Dukuh Paruk hancur secara fisik dan mental. Minimnya akses politik membuat warganya terseret dalam arus konflik dan bahkan divonis sebagai pengkhianat. 

Srintil juga sempat menjadi tahanan politik, walau ia tidak diperlakukan semena-mena karena kecantikannya. 

Setelah bebas, ia berniat memperbaiki citra dirinya. Saat itulah ia bertemu Rasus, teman masa kecil yang kembali muncul dalam hidupnya dan membangkitkan harapan hidupnya. 

4. THE NIGHTINGALE

Mengambil latar Perang Dunia II, novel karya Kristin Hannah ini mengisahkan dua saudari, Vianne dan Isabelle dengan kepribadian bertolak belakang yang sama-sama menjadi korban perang. 

Vianne, sang kakak, tinggal bersama putrinya sementara sang suami ditangkap sebagai tawanan perang. Mereka menghadapi pendudukan Prancis setelah dikalahkan oleh Jerman dan harus bertahan hidup dengan jatah makanan yang terbatas. 

Isabelle, sang adik, mengambil peran aktif melawan pendudukan dan bergabung dalam gerakan Perlawanan Prancis. Reputasi Isabelle dalam kegiatan rahasia yang dilakukannya membuatnya dijuluki The Nightingale dan secara aktif diburu oleh tentara Nazi. 

BACA JUGA: 5 REKOMENDASI NOVEL BERBAHASA INGGRIS BUAT KALIAN YANG PEMULA 

Kekejian selama Perang Dunia II tergambar dengan jelas di sini. Mulai dari pembantaian kaum Yahudi, penggunaan kekerasan seksual sebagai alat kontrol hingga kebrutalan kamp konsentrasi Jerman. 

Membaca The Nightingale akan membuat kita bersyukur karena tidak terlahir di tengah peperangan. Novel ini juga mungkin akan membuat kita merasakan keterikatan emosional dengan tokoh-tokohnya, walaupun kita tahu mereka hanya fiktif. 

5. SALT TO THE SEA

Satu lagi novel fiksi historis yang berlatar Perang Dunia II, kali ini ditulis oleh Ruta Sepetys

Empat karakter utama diperkenalkan di sini, yaitu remaja yatim piatu asal Polandia bernama Emilia, seniman restorasi asal Prusia Timur bernama Florian, perawat Lithuania bernama Joana dan seorang Nazi bernama Alfred. 

Keempatnya, bersama sekelompok orang lain, tengah dalam perjalanan untuk mencapai Jerman Barat guna menaiki kapal dan melarikan diri sebelum Rusia mengebom daerah tersebut. 

Sepanjang perjalanan, para pengungsi ini saling mengenal satu sama lain dan hubungan mereka menjadi semakin erat. Kisah masa lalu mereka pun satu per satu mulai terungkap, menggambarkan kekejaman perang yang masing-masing mereka alami. 

Seperti The Nightingale, membaca Salt to the Sea juga akan membuat kita mensyukuri kehidupan yang tidak berada di tengah peperangan. 

Novel ini bisa jadi pilihan untuk kita yang baru mulai membaca fiksi historis luar negeri karena tidak terlalu tebal, penceritaannya cepat dan gambaran kekerasan di dalamnya tidak terlalu eksplisit. 

Itu dia 5 rekomendasi novel fiksi historis yang bisa jadi opsi bacaan di akhir pekan. Tema yang diangkat memang berat, tapi cukup membuka mata akan peristiwa di masa lalu. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read